1. Kisah orang bodoh
Masih tergambar jelas
pengalaman menggelitik saya pada akhir tahun 80-an. Sebagai seorang yang
berpredikat pengangguran, efisiensi mutlak diperlukan, bahkan cenderung dikejar
untuk bisa hidup hemat. Terlebih saat itu masih ngenger (baca : ikut
numpang hidup) pada kakak ipar.
Suatu hari sebagaimana anak
muda pada umumnya, ada keinginan untuk menonton film bioskop. Datanglah saya ke
gedung bioskop (Cineplex) terdekat yang kebetulan sedang menawarkan
film-film kesenangan.
Saat membeli tiket
tiba-tiba mata ini tertuju pada sebuah stiker yang berbunyi “Hari ini bayar
besok tidak”. Entah apa yang terjadi dengan pemuda kampungan ini, tiba-tiba
ada perasaan senang yang kemudian menjelma menjadi bunga-bunga harapan untuk
mendapatkan sesuatu secara gratis. Tetapi pikiran intelek pun muncul, “pasti
manajemen gedung bioskop ini sedang melakukan promosi”, pikir saya saat
itu.
Tanpa menunggu jadwal
nonton yang biasanya terkait erat dengan isi dompet sangu dari kakak, besoknya
saya datang lagi ke gedung bioskop tersebut dengan membawa uang yang diset hanya untuk membeli kacang
goreng. Maklum film Kungfu Hongkong telah menjadi kegemaran sejak kecil.
Disitulah kemudian sempat
terlontar umpatan dan omelan pada diri sendiri. Terlintas dalam pikiran, pasti
hanya saya yang mengalami kejadian bodoh seperti ini, Lalu pulanglah saya. Dan
dalam perjalanan pulang di tengah kesadaran yang mulai membaik, tiba-tiba saya
terbahak, tersadar, tertawa sendiri, nyaris seperti orang tidak waras. Tentu
dengan tetap ada sedikit kejengkelan yang tersisa karena ternyata tetap harus
membayar tiket kalau ingin tetap menonton. Batal deh nonton, karena kocek lagi
kosong.
2. Tidak ada besok
Nah, terlepas dari
ketololan tersebut, ternyata memang kalau kita kaji lebih dalam, tak seorangpun
di dunia ini yang pernah bertemu dengan besok. Dia akan terus berlari
menghindar. Hari ini saya membaca kata-kata “sekarang bayar besok tidak”,
setelah besoknya dibaca lagi, dia telah kembali menjadi sekarang. Demikian
seterusnya tidak akan ada besok, dan kalau begitu tentu saja tidak ada nonton
gratis. Sehingga esensi yang bisa kita petik adalah bahwa kita harus bisa
memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita sebaik-baiknya. Kita
tidak akan pernah tahu berapa menit lagi kita diberi kesempatan untuk bisa menghirup
udara segar. Mencari dan mencari bekal untuk kehidupan besok adalah suatu hal
yang mutlak.
Besok adalah merupakan sub
sistem dari kata yang disebut dengan waktu yang tak seorangpun bisa
menghentikan lajunya. Besok adalah sesuatu yang ghaib yang hanya ditemui oleh
seseorang yang telah berubah status sebagai orang mati dalam arti berpisahnya
jasad dengan rohnya.
Stock on hand atau persediaan yang kita miliki saat ini adalah kehidupan
dunia untuk menyongsong kehidupan setelah kematian kelak. Karenanya pemanfaatan
momen selama berada di alam dunia adalah suatu kewajiban yang tidak bisa
ditawar lagi. Kecuali seseorang mengharapkan murka dan neraka Allah Azza wa
Jala.
Rasulullah Saw bersabda :
“Bekerjalah untuk
duniamu seakan-akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan
mati besok”.
Bekerja untuk dunia
seakan-akan hidup selamanya tidak didefinisikan dengan bekerja keras yang
melupakan Allah dan hari akhir. Bukan pula penumpukan harta yang akan menyulitkan
kita di akhirat kelak. Sebaliknya keabadian adalah penghadiran sebanyak mungkin
saksi yang akan menyelamatkan kita saat berada di mahkamah Allah Rabbul
Jalil. Keberadaan saksi baik dari golongan manusia, benda atau apapun yang
pernah kita lewati termasuk anggota tubuh kita akan berbicara lantang membela
atau menjebloskan kita ke dalam penjara yang di dalamnya terdapat penyiksaan
yang tak akan bisa dituntut oleh undang-undang HAM dimanapun, neraka.
3. Cara mengelola stock umur
Karenanya sebaik-baik
pengelolaan stock on hand dan harta kekayaan kita adalah dengan
menggunakan konsep manajemen persediaan (inventory manajemen) Just In
Time (JIT) dari negara Sakura, Jepang. Yaitu konsep zero stock (tidak ada persediaan) ,
zero complain (tidak ada komplain) dan zero defect (tidak ada kerusakan).
Sehingga terhadap harta, kita cukup menjadi kran penyalur kepada saluran yang
telah menunggu, tidak perlu menahan secara berlebihan. Dari sana kita tinggal
menunggu Return On Investment (ROI) plus laba (profit) yang akan kita investasikan lagi untuk dipetik di hari
esok. Cukup rasanya merupakan kata yang paling pas untuk
kehidupan ideal ini. Cukup untuk makan, cukup untuk sandang, cukup untuk
menyekolahkan anak dan kebutuhan dasar lain. Bukan kata cukup untuk mencari
pembenaran pemborosan ; yaitu cukup untuk shopping yang tidak urgen,
cukup untuk jalan-jalan ke luar negeri tanpa tujuan yang jelas , cukup untuk
berhura-hura dan penghamburan harta lainnya.
JIT membutuhkan teknologi informasi tingkat tinggi, sedangkan kita
mendambakan teknologi informasi tingkat paling tinggi dengan kontak langsung
kepada Allah Swt.
Bekerja untuk akhirat
seakan-akan mati besok pun tidak diartikan sebagai suatu peribadatan yang
memforsir dan melupakan kehidupan dunia sebagai fitrah manusia.
Pengabdian manusia sebagai hamba Allah mutlak diperlukan untuk mendapatkan
derajat tertinggi dari suatu penghargaan yang disebut dengan Ridha Allah. Orang
bertakwa dari kalangan sufi menekankan pada pentingnya mengharap dan
mendapatkan ridho Allah dan tidak beribadah hanya sekedar ingin mendapatkan
surga atau terhindar dari neraka. Keduanya adalah sama dengan kita, hanya
makhluk ciptaan Allah, bahkan kita lebih besar dari keduanya.
4. Manusia adalah pemimpin yang memiliki
dua potensi yang berlawanan
Sesuatu yang harus benar-benar
kita sadari adalah bahwa manusia memiliki dua potensi yang senantiasa
berlawanan. Ada baik - ada buruk; ada malam - ada siang; ada panjang - ada
pendek ; ada pintar - ada bodoh dan seterusnya. Sedangkan induk dari kedua hal berlawanan yang kemudian menimbulkan
sifat kesementaraan (kenisbian) manusia tersebut adalah nurani dan
nafsu. Nurani atau yang dinamai orang sebagai hati kecil mendapat pendampingan
dan nasehat dari malaikat, dan nafsu ditunggangi serta mendapatkan bisikan dari
setan.
Dalam urusan kenisbian
manusia memerlukan harmonisasi dan keseimbangan antara dua hal yang berlawanan.
Namun dalam urusan pokok dari hal tersebut hanya nurani dan keimanan yang akan
membawa keselamatan bagi lembaga Adam yang disebut manusia ini. Manusia adalah
makhluk terhormat yang mulia, yang diberi jubah kekhalifahan, yang menjadi imam
bagi alam semesta. Allah menghadirkan kita sebagai pemegang otoritas kebenaran
sejati pembawa misi pencerahan kehidupan alam semesta.
Firman Allah dalam Al
Qur’an surat Al Baqarah ayat 30
“Sesuangguhnya aku akan
menciptakan seorang khalifah di muka bumi”
Setiap kita adalah pemimpin
yang akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinan kita. Besok adalah
maut kita, manusia dituntut oleh Allah untuk memberikan seluruh hidupnya demi
mangabdi kepada-Nya, dengan pengertian bahwa hidup manusia adalah untuk Tuhan
sekaligus menjadi alat Tuhan untuk menyosialisasikan pada tugas kekhalifahan.
Al Qur’an Surat Adz
Dzariyat ayat 56 menegaskan bahwa Allah tidak akan menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Nya.
Sample product (contoh makhluk) Allah dari golongan manusia yang terbaik
adalah Nabi Muhammad Rasulullah Saw. Setiap detik dari hidupnya hanya digunakan
untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Rasulullah telah memberikan petunjuk
tentang cara-cara mengabdi kepada Allah baik pengabdian yang telah ditentukan (Mahdhah)
seperti Shalat, zakat , puasa dan yang lainnya. Demikian juga pengabdian
(ibadah) yang tidak ditentukan (ghairu mahdhah) yang dalam kehidupan
syariat telah disampaikan secara sempurna kepada umatnya. Rasulullah Saw adalah
satu figur teladan yang sejak bangun tidur sampai tidur lagi hanya melakukan
aktivitas-aktivitas yang bernilai ibadah.
5. Tujuan diciptakan manusia
Manusia diminta untuk
mengalahkan hawa nafsu dengan iman kepada Allah dan memelihara jasadnya dengan
moral. Moral adalah barometer tertinggi bagi kehidupan manusia. Islam
datang untuk terwujudnya pribadi yang sempurna, yaitu pribadi yang memiliki
tiga unsur penting yang berupa akal , ruh dan akhlak dan kemudian
mengaktifkannya. Manusia juga diminta untuk menyembah Allah secara sempurna,
yaitu dengan mengikuti bimbingan Rasulullah Saw yang kemudian Allah akan
menguatkan cinta-Nya kepada manusia di dalam hatinya. Sehingga Rasulullah Saw memegang
tangannya dan mengantarkannya kepada yang mengutusnya sebagai penghormatan
kepada esensi ilahiah. Kemudian kita akan menjadi musafir menuju tanah suci
hakekat melalui jalan rahasia untuk bertemu dengan Allah.
“Ashshalaatu wassalamu
alaika ya sayidi ya Rasulallah, Hud biyadi qalat hilati adrikni” (shalawat
dan salam kupersembahkan kepadamu wahai Rasulullah, letakkan di tanganku dan
berikanlah)
Dalam sebuah hadits Qudsi
Allah berfirman
“Aku adalah harta karun
yang tersimpan dan terpendam, aku ingin dikenal. Maka aku menciptakan manusia
dengan tujuan agar manusia mengenal Aku”
Jalan untuk menuju kesana
adalah dengan meruntuhkan bangunan Iblis yang dibangun di atas pondasi
naluri-naluri feodal yang dilumuri oleh hawa nasfu. Kemudian membongkar dinding-dinding
yang disusun dengan batu bata egoisme dan menghancurleburkan pasir-pasir yang
diambil dari tanah Lumpur kebodohan. Akhirnya darajat sebagai makhluk “Ahsani
Taqwim”, yaitu derajat yang menjadi lebih mulia sebagai makhluk Tuhan akan
dicapai. Disinilah kita akan mengetahui siapa sebenarnya manusia secara spiritual,
bukan hanya manusia secara anatomis yang
memiliki hidung, mata, telinga dan anggota tubuh lain yang tersusun
sempurna tersebut. Untuk itu semestinya kita senantiasa mengingat bahwa
besok memang adalah maut kita dan kita harus mencari bekal dan mempersiapkannya
mulai detik ini, tidak bisa tidak.
0 komentar:
Posting Komentar