Jumat, 19 Oktober 2012

Ciri Orang Kaya, dari buku "DIlarang Miskin" karya Moeslih Rosyid


Ciri Orang Kaya


Agar buku ini kelihatan adil, saya harus mengurai juga apa hasil penelitian saya tentang cirri orang kaya. Meskipun judul buku ini tentang kemiskinan, namun menjelaskan kondisi orang kaya adalah hal mutlak yang akan memudahkan kita mencapainya.
           
            Kaya itu bukan kondisi tetapi pilihan. Kaya bukanlah takdir tetapi nasib. Kita tidak bisa merubah takdir tetapi kita bisa merubah nasib kita. Maka memilih menjadi orang yang bernasib kaya adalah hal penting yang harus kita kejar. Setidaknya kalau kita sudah miskin harta, harus kaya hati. Benar?

a.      Memaafkan
Kebesaran itu ditandai dan kejayaan itu ditandai dengan memaafkan. Masih ingat tidak ketika orang kafir Quraisy ketakutan setengah mati melihat rombongan kaum muslimin dari Madinah menuju Mekah? Padahal mereka tidak embawa apa-apa, tetapi secara aneh Mekah tertaklukkan dengan tanpa melakukan apapun.

            Ini kalau dalam ilmu leluhur kita dari Jawa disebut dengan “Menang tanpa ngasorake,” yaitu menang tanpa harus mengalahkan. Orang yang memaafkan itu posisinya menang lho, dan dia tidak perlu mengalahkan siapa-siapa, dia tetap menang tanpa harus ada yang dipermalukan.

            Cirri orang kaya yang pertama. Kekayaan ini tak ternilai harganya karena mungkin tidak bisa dihitung dengan kalkulator. Memaafkan apapun yang telah dilakukan orang lain kepada kita menunjukkan siapa kita. Cara menunjukkan diri kita bukan dengan cara memaki dan membalas kejahatan dengan kejahatan yang lebih besar, tetapi dengan memaafkan meskipun proses hukum memang harus tetap jalan.

Memaafkan sama dengan menghilangkan bekas kesalahan orang lain. Memaafkan dalam konteks yang lebih tinggi levelnya adalah melupakan kebaikan yang telah kita lakukan. Jika ini sudah bisa kita lakukan, maka predikat kaya sudah melekat pada diri kita. Kebiasaan orang kaya yang memaafkan telah kita lakukan, dan secara pasti entah cepat atau lambat kekayan materi akan menyusul.

Pertanyaan saya kepada Pembaca, setuju tidak bahwa memaafkan itu adalah hal penting yang harus kita miliki setiap saat? Karena ketahuilah bahwa jika Anda ingin melakukan perjalanan jauh, maka hilangkan beban yang akan menghalangi perjalanan Anda. Beban itu adalah salah satunya tidak memaafkan. Jika sudah memaafkan dan perjalanan kita ringan, maka sampai ke tempat tujuan, kaya misalnya, akan mudah untuk dicapai. Semoga menginspirasi.

           
b.      Suka memberi
Pembaca pernah tidak berfikir bahwa orang yang membagi-bagi zakat secara besar-besaran bahkan dim omen Ramadhan sampai ada yang meninggal itu dilakukan oleh orang miskin? Jawabannya tidak. Pasti orang kaya yang terbiasa memberi.

            Kalau Anda merasa belum mampu memberi materi, masih ada yang bisa Anda lakukan, yaitu memberikan tenaga yang Anda miliki untuk orang lain. Bila tenaga pun ternyata tidak ada atau lemah, masih ada peluang untuk tetap bisa memberi, yaitu memberi semangat, support maupun nasihat. Nah kalau sampai di sini Anda tetap belum bisa melakukannya, berikan mereka doa Anda. Pasti Anda akan mendapatkan imbas dari doa itu.

            Orang kaya memiliki kebiasaan memberi, dan kalau ada yang mengaku sebagai orang kaya dan tidak pernah memberi, maka itu adalah fitnah. Tentu saja memberi ini tidak harus diumumkan, bahkan memang saat tangan kanan sedang memberi , tangan kiri tidak boleh tahu. Tetapi apakah Anda merasa suka memberi? Kalau iya, berarti Anda memang orang kaya.


c.      Ingin bermanfaat
Ciri orang kaya selanjutnya dalah selalu ingin bermanfaat bagi orang lain.

d.      Banyak bersyukur
e.      Jiwanya tenang
f.       Dekat dengan Tuhan
g.      Dekat dengan manusia
h.      BERMODAL (Berani/syajaah, Empati, Rasional, Motivasi, Orang tua baktiin, Dermawan, Allah tempat meminta, selalu meingkatkan Layanan)









Pengantar buku "DIlarang Miskin" (DM)



Pendahuluan
 Janji Allah bahwa barangsiapa bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya, akan ditambah nikmat itu. Dan jika ingkar, siksa-Nya sangat pedih. Itu bukan nanti lho. Sekarang pun telah berlaku. Seseorang yang dalam hidupnya dipenuhi dengan rasa syukur, maka nikmat yang dialaminya sungguh semakin bertambah dari waktu ke waktu. Sebaliknya, bagi yang demen mengeluh, apalagi sampai ingkar atau kurang syukur saja, maka penderitaan demi penderitaan akan terasa semakin pedih.
           
Miskin kok dilarang sih? Moeslih Rosyid ini memang selalu menulis hal-hal yang aneh. Ya begitulah adanya. Bukan ingin sok-sokan tetapi saya selalu ingin menyajikan fakta dari hasil penelitian yang saya lakukan.

Sedikit saya kuak bahwa perilaku sebagian besar orang miskin itu sebenarnya memilukan. Bahkan bisa dikatakan mohon maaf, menjijikan juga. Itulah mengapa miskin itu menurut saya dilarang. Ini mungkin dialami oleh Pembaca juga bahwa saat kita miskin, mudah banget tersinggung. Orang miskin akan mengeluh dan memang hiburan terbesarnya adalah mengeluh. Mudah terbakar emosinya dan banyak tindakan nekat alias stress yang sebenarnya karena miskin itu. Miskin harta dan yang sangat mengerikan adalah miskin hati.

Sekarang bandingkan kondisi orang miskin tadi dengan orang kaya. Ciri orang kaya itu pasti pemaaf. Bila tidak demikian tidak bisa dikatakan kaya dan dia tidak akan bisa kaya. Ciri berikutnya adalah suka memberi, bermanfaat, banyak bersyukur, berjiwa tenang dan ia akan BERMODAL. Apakah BERMODAL itu? Yaitu abrivikasi dari Berani, Empati, Rasional, Motivasi, dapat ridha dari Orang tua, Dermawan, Allah dijadikan tempat bergantung dan selalu memperbaiki Layanan. Penasaran kan? Nah, bila ingin pertanyaan ini terjawab silakan Pembaca menyusuri tulisan ringan ini.

            Saya tidak berharap dengan membaca buku ini yang memang ada beberapa petunjuknya, Pembaca menjadi pusing. Jika metode yang diterapkan dalam buku ini tidak sesuai dengan cara Pembaca, boleh kok melanggarnya. Dijamin tidak akan dihukum hehe..

            Jujur saya katakan Pembaca, mungkin hanya untuk buku DM ini yang membuat saya kalangkabut. Saya harus berhati-hati dengan semua isi. Kata per kata harus saya cek dengan penuh ketelitian. Bahkan ini adalah buku yang saya tulis dengan referensi paling banyak. Lebih dari seratus buku menjadi referensi, apa tidak klenger? Jadi gitu deh, penerbitannya juga mundur seiring dengan kondisi tadi.

Saya ingin kita beli kembali Indonesia. Saya sangat ingin entah dengan munculnya buku ini atau hanya sentilan kecil, kemiskinan terkikis dari bumi tercinta. Indonesia harus kaya karena memang sebenarnya sangat kaya potensi.

            Kalangkabut? Bisa iya dan bisa juga tidak. Iya kalau target harus terbit  sebelum Mei 2012, dan tidak bila target itu saya pelorot menjadi tahun 2012 saja.

Saya tidak akan menjadikan kesibukan saya sebagai kambing hitam.  Hidup ini adalah pilihan. Jika kita ingin hidup tenteram, maka membuat skala prioritas sangatlah penting. Dan saya sedang melakukannya tanpa disertai stress yang mengancam saya. Saya ingin semuanya berjalan apa adanya. Segala sesuatu bila sudah tiba waktunya, tak akan ada yang bisa menghalangi. Namun bila belum tiba waktunya, susah deh, namanya juga belum waktunya. So, selain harus terus bersyukur terhadap apa yang terjadi, kesabaran memang harus menjadi kebiasaan kita. Hasilnya? Insya Allah uenak tenan.

            Saya ingin buku MABES dan Iblis Guruku (IG)  benar-benar menjadi solusi dan bermanfaat bagi semua orang. Dan Alhamdulillah nampaknya itu sudah mulai terjadi. Paling tidak orang SMS dan kirim email tentang manfaatnya masih saya terima sampai tulisan ini saya buat. Bahkan untuk buku Mengobati Penyakit Itu Mudah (MPIM) juga demikian. Apalagi buku Menjadi 24 Karat (M-24-K) yang lagi panas-panasnya beredar.
Saya tidak mau turun, buku DM ini harus lebih daripada MPIM, MABES, M-24-K dan IG. Lebih bermanfaat dan lebih mengena bagi semua orang. Boleh kan bercita-cita seperti itu?  

            Saya berprinsip bahwa cita-cita tidak boleh dibatasi. Apapun yang menurut kita baik dan kita yakini kebaikan itu bermanfaat, harus kita kejar sampai dapat. Bahkan sebagaimana buku Menjadi 24 Karat (M-24-K)  yang sudah terbit Juli 2012 lalu, kita harus pandai membuat proposal untuk bisa mencapai apa yang kita inginkan dan cita-citakan. Tentu saja termasuk cita-cita menghapus kemiskinan dari muka bunda pertiwi ini.
           

@@@@@@@

Kamis, 26 Juli 2012

Golek Dukun Nang Endi? Kok Mandi men? (dari buku Pak Ngut, ghost writter : Moeslih Rosyid)

Bagian 9


Golek Dukun Nang Endi? Kok Mandi men?



Berbeda dengan yang saya alami tadi, dik Bibit tidak tahu bahwa hubungan kami sudah direstui. Seandainya saat itu sudah ada Handphone, pasti sudah saya telepon. Minimal saya SMS. Tetapi apa daya, jangankan HP, telepon saja belum ada. Jangankan telepon, listrik saja belum ada. Ya sudahlah tunggu saja tanggal mainnya. Kabar ini biar disampaikan oleh keluarganya saja, saya manut ae. Wong saya juga tidak mungkin datang ke rumahnya dan memberitahukan kabar gembira ini. Gengsi dong, habis diangkat mosok mau dibanting harga diri ini.

Tanggal 22 Agustus 1965, Jam 5 sore naip (petugas dari KUA) datang ke rumah Bibit untuk menikahkan kami. Terdengar kabar buruk bahwa Bibit lari dari rumah. Bahkan dia lari dari rumah sejak pagi karena mau dinikahkan. Dan setelah berhasil dirayu oleh semua keluarganya baru mau pulang. Itupun saat naip datang pas dia seterika, ditinggal lari lagi.

“Yu Tun putri Pakdhe Mul meyakinkan saya bahwa saya tidak akan dipaksa. Maka saya pulang,” ungkap Bibit kepada saya setelah selesai menikah. Usut punya usut ternyata saat Bibit minggat dari rumah, semua keluarga sudah merayunya untuk pulang. Bahkan kalau orang tuanya yang ngomong dia malah sepelekan. Gak direken. Dia remehkan. Dan terakhir Paklik Zaenal mengingatkan dengan kalimat yang jitu baru dia mau pulang.

“Nak, ngko lek ibumu loro mergo kowe trus piye? (Nak, nanti kalau ibumu sakit karena kamu trus gimana?) kalimat ini seperti membangunkan Bibit dari tidurnya. Ternyata dia sayang sama orang tuanya. Tahu tidak Pembaca, belakangan dia mengaku kepada saya bahwa ketika minggat itu dia nglesot (apa bahasa Indonesianya nglesot?) di bawah pohon nangka.

Akhirnya saya paham mengapa Bibit berbuat seperti itu. Ternyata orang tuanya tidak secara lengkap mengatakan kepada Bibit bahwa dia dinikahkan dengan perjaka ganteng dari Srengat Biltar. Dia hanya diberitahu bahwa dia akan dinikahkan. Ya terang saja dia yang hanya cinta ama gua menolak, hehehehe….

Buktinya setelah dia diseret Yu Tun ke jendela dan melihat siapa yang datang, dia mau. “Ealah, bareng ngerti nek mantene aku, dee ngethek ae.” (Ealah setelah tahu kalau pengantennya aku, dia malah nyosor).

“Wistalah, lek mantene dudu Sengut amuken aku,” (Sudahlah, kalau pengantennya bukan Sungut marahin saja aku),” demikian kata Yu Tun kepada Bibit. Alhasil demi mengejar target, saya suruh teman-teman menjemput naip yang tadi harus balik kucing karena pernikahan tidak jelas sore tadi. Jam 21.00 tanggal 22 Agustus 2012 akhirnya kami menikah.

Dan yang sangat menggelikan adalah statemen Mbah Hj. Nusibatun yang seperti tak punya dosa. Beliau menyampaikan ini sambil berbisik kepada ibu mertua saya, “Nduk, anakmu mbok dukunke nyandi kok mandi men?“ (Nak, anakmu kamu carikan dukun dimana kok manjur banget?).”

Ono-ono ae ceritaku iki (ada-ada saja cerita saya ini). Bahkan saat di Surabaya Bibit sempat dilamar bakul empon-empon kepada saya. Dikira dia anak saya, ya ampun, apa saya memang terlihat terlalu tua untuk dia?. Mungkin benar kelihatan tua karena saat itu benar-benar menderita. Saya cuek aja, “berarti bojoku ayu,” (Berarti istri saya cantik.”



*******



Dik Bibit I Love You (dari buku Pak Ngut, ghost writter : Moeslih Rosyid)

Bagian 8


Dik Bibit I Love You





Saat menemukan jodoh yang tepat dan yakin, pasti seseorang akan berjuang untuk mendapatkannya. Selanjutnya, jika semua sudah tiba waktunya, meminangnya dan menikahinya adalah sesuatu yang jamak dilakukan orang. Saya punya cerita yang unik dengan kehidupan pernikahan saya. inilah ceritanya.

Ibu saya meninggal dunia saat saya kelas 6 Sekolah Rakyat. Ayah pun lalu menikah dengan wanita lain. Dari 9 orang bersaudara sayalah yang tukang berontak, sehingga merasa mendapatkan sesuatu yang kurang sesuai dengan nurani saya, saya minggat dari rumah dan tinggal di rumah Pakdhe. Pakdhe yang saya ikuti ini bernama Pakdhe Mulyo kakak ibu saya.

Waktu berlalu sampai saya sudah mengenal akan apa itu cinta. Cinta itu perasaan yang tidak karuan itu kan? Hehehe… dan saya menemukannya di rumah Pakdhe Mul. Di sebelah rumah Pakdhe ada gadis cantik imut yang ayune nemen (cantiknya luar biasa). Sayangnya dia belum tahu apa-apa karena masih kecil. Maklum selisih umur saya dengan dia 9 tahun. Akhirnya meskipun dia gak ngerti-ngerti saya buat ngerti sajalah hehehe…

Walhasil, saya bisa membuat dia mengerti dan ternyata saya tidak sedang bertepuk sebelah tangan. Rupanya selama beberapa tahun saya di rumah Pakdhe yang bertetanggaan dengannya, dia sudah menyimpan rasa itu sejak lama. Tetapi saat saya tanya, dia pun tidak tahu apakah itu cinta atau apa sebutannya.

Saya tidak tahu persis kapan kami jadian. Bahkan bahasa jadian saja saya baru dapat dari anak-anak IME saat kami ngobrol-ngobrol. Yang jelas kami saling suka.

Tahu tidak Pembaca? Saya masih ingat bahwa saya punya panggilan kathak kithik yang bisa diartikan setan alas. Entah karena itu atau atas sebab apa tak seorang pun dari keluarga gadis cantik bernama Bibit Siti Rahayu ini setuju dengan hubungan kami. Kalau Pembaca menjadi saya gimana ni? Saya sudah kadung kepencut. Bahkan benar kata gombloh, “tahi kucing rasa cokelat” semua yang berhubungan dengan Dik Bibit adalah keindahan. Oh Allah, rupanya ini to yang disebut cinta. Pengin ketemu terus dan sangat ingin memiliki.

Ilmu otak atik saya terapkan. Saya menemukan prinsip Karl Mark dan juga Bung Karno. Dan ini juga ada di San Min Chu. Intinya sesuatu dilihat dari pokok dan tidak pokok. Yang pokok diutamakan dan yang tidak pokok bisa diotak atik. Saya suka kepada Bibit, jadi yang penting Bibit saat itu. Saat itu orang lain tidak penting, tetapi saya tetap hormat pada orang tuanya.

Berbekal dari prinsip itu, maka sejak saat itu dengan berbagai strategi saya majuuuuuu jlan!!!. Dan Alhamdulillah hasilnya, tetap ditolak dan diusir oleh keluarga mereka. Sedih…

Berbagai cara saya lakukan untuk mendapatkannya. Segala strategi sudah saya terapkan dan hasilnya masih nihil. Saya sempat berfikir apakah dia bukan jodoh saya? Tetapi saya tidak boleh mundur. Harus terus maju dan maju, pantang mundur. Saya masih punya seambrek strategi baru. Mudah-mudahan strategi ini jitu. Tetapi apapun hasilnya gak masalah, yang penting usaha.

Ini taktik untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Saat dia daftar kuliah di Malang, masuk di Fakultas Ekonomi Brawijaya, saya bawa ke rumah saya di Malang. Sehingga orang kampung geger dikira Bibit saya bawa lari. Padahal dia nunggu saya di Rumah Sakit Lavalete. Saya kena Thypus, mungkin kelelahan atau karena mikir Bibit kali ya?

Karena gegernya di kampung, Pakdhe Mulyo datang ke rumah Malang. Ndelalah beliau melihat ada sandal perempuan di kamar. “La iki opo, tenan digowo mlayu,” (Nah ini dia, ternyata benar dibawa lari). Akhirnya meskipun saya baru pulang dari rumah sakit, dipaksa pulang saat itu tanpa penjelasan yang jelas.

Pagi-pagi orang tua Bibit datang ke tempat saya. saya tidak tahu apa yang akan mereka labrakkan lagi kepada saya. saya pun masih lemah, lemes karena sakit kemarin belum 100% pulih. Tetapi biarlah, apapun yang akan terjadi saya serahkan kepada Allah Swt. Mau dimarahi kek, mau dicaci maki kek, bahkan dipukul pun saya siap. Apalah arti sebuah penderitaan di dunia. Toh saya juga sudah mengalami sakit yang lumayan kemarin.

Saya temui mereka dengan hati yang berantakan. Deg degan, khawatir, dan sangat takut. Maklum kekuatan jiwa saya agak menurun karena fisik juga masih lemah. Tetapi ternyata mereka tidak melabrak saya. mereka datang dengan baik-baik. Dan duduklah kami di ruang tamu. Saya menunggu apa kira-kira yang akan dikatakan mereka. Saya siap dicaci maki bahkan bila disuruh pergi dari kampung itu akan saya pertimbangkan.

Ternyata mereka tidak melakukannya. Kami ngobrol dengan baik dan penuh dengan kekeluargaan. Saat ditanyakan perihal kesehatan saja, saya sudah berbunga-bunga. Dan….

“Dik Sengut, arep opo-opo ae mungkin iki wis dadi jodomu. Dadi wong tuwo saiki mung kari mgrestui ae. Insya Allah kowe ndang dirabekne karo Bibit putriku,” (Dik Sengut, apapun kondisinya mungkin ini sudah menjadi jodohmu. Jadi orang tua sekarang tinggal merestui saja. Insya Allah kamu segera dinikahkan dengan Bibit Putri saya). Setengah sadar saya cubit kulitku, ternyata ini fakta dan bahagia ini rasanya luar biasa. “I love You Bibit…!!.”

Lalu saya bertanya, “kapan acaranipun Mbok? (kapan acara pernikahannya Bu?). “yo dino iki,” (ya hari ini). Seperti disambar geledek mendengar ungkapan beliau.

******

Kuliah Berhenti Karena Gestapu (dari Buku Pak Ngut, Ghost writter : Moeslih Rosyid)


Bagian 7

Kuliah Berhenti Karena Gestapu





Mungkin saya adalah salah seorang yang memiliki masa kecil bahagia. Dan mohon jangan terlalu larut oleh penuturan saya yang bakal melankolis di bagian setelah ini. Masa kecil itu telah lewat. Masa kecil yang tetap menderita tetapi indah itu sudah berlalu. Saya sudah mulai harus bertanggung jawab. Hidup saya adalah tanggung jawab saya.

Sepedih-pedih masa kecil sampai SMA tidak sepedih masa seusainya. Setelah itu jujur, saya sering merasa dunia ini acap kiamat. Hari-hari saya terlalu sering mendung. Hidup ini penuh dengan penderitaan dan kedzaliman. Hidup ini tidak adil. Terlalu lama saya menjalani hidup sulit dan sangat berat. Berdarah-darah dan sangat mengenaskan.

Tahun 1959 atas informasi dari teman-teman dan tetangga, saya memberanikan diri mencari keberuntungan. Saat SMA, saya sudah mendaftar Tentara Aspiran Kadet, yaitu akademi militer untuk lulusan SMP yang waktu belajarnya lima tahun. Dan karena tidak lulus, ya bersenang-senang di masa SMA masih saya lanjutkan. Sampai kemudian tahun 1962 saya menjadi mahasiswa perdana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang sekarang disingkat UB. UB masih swasta waktu saya menjadi mahasiswa disana.

Saat itu UB ra gablek gedung (tidak punya gedung) satu pun. Kuliah kami jalani dengan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kadang di Guntur I atau di alun-alun bunder dan tempat lain yang sangat kurang representative sebagai kampus.

Bangga sebagai sarjana muda, tiba-tiba saya harus mengalami tragedy yang memilukan di masa Gestapu. Saya ditangkap karena dianggap menjadi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Ditahan dan diusut berkali-kali tidak terbukti, lalu dilepas. Karena saya anggota Gerakan Mahasiswa Indonesia (Germindo). Gambarnya banteng utuh, koyo nguyuh (seperti mau kencing,red).

Saya pun lalu melamar sebagai guru. Hasilnya? Tidak lulus. Entah karena apa. Mungkin tuduhan yang tidak terbukti itu tetap melekat pada diri saya. dan sialnya, di tahun 1966 itu saya ditangkap dan dipenjara selama 13 bulan. Padahal saya menikah belum tiga bulan lho…. Coba bayangkan gimana perasaan saya waktu itu?

Sedih rasanya berpisah dengan istri. Saya dipenjara di SKI yang kalau sekarang di DODIKJUR Sawojajar. Inilah permulaan penderitaan demi penderitaan menerpa saya. Namun sekarang saya harus bersyukur karena dengan kejadian itu saya menjadi seperti ini. Belum tentu saya menjadi orang bila ilmu-ilmu tadi tidak saya terima. Salah satunya dengan cara itu, kuliah tidak selesai karena banyak masalah.

Kalau tidak diuji seperti itu saya tidak yakin bisa sekuat ini. Saya tidak yakin bisa menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang rumit selama ini. Mungkin saya akan gembeng, cengeng dan gagal. naudzubillah@



*******

















Disayang Guru, SMP dan SMA Sampai 8 Tahun (dari buku Pak Ngut ghost writter : Moeslih Rosyid)

Bagian 6


Disayang Guru, SMP dan SMA Sampai 8 Tahun





Pembaca, memang saya tipe orang yang suka menghibur diri. Saat hal buruk terjadi saya segera ingin melupakannya. Emang gua pikirin, kata orang Jakarta. Tetapi kalau dipikir-pikir mungkin saya keterlaluan barangkali. Saya menjalani sekolah SMP dan SMA sampai 8 tahun.

Saat di SMP Srengat, saat itu kalau sekolah membawa kursi sendiri. Tetapi kok asyik-asyik saja ya? Dan senengnya minta ampun kalau jam kosong. La bagaimana, gurunya saja begitu, apalagi muridnya.

Bahkan saat SMA di Blitar, gurun saya bekas Tentara Pelajar (TP). Entah pinter atau tidak, yang penting mengajar. Wis embuh manut aelah. Sehingga ketika seharusnya tahun 1958 saya sudah lulus SMA, kenyataannya tahun 1960 masih SMA. Dan tahun 1961 baru lulus dari SMA. Hiburan untuk diri saya, berarti saya disayang oleh para guru. Sehingga kerasan bersama mereka.

Selama sekolah SMA saya tidak lulus tiga kali. Saya ujian tiga kali dan baru lulus tiga tahun berikutnya. Gak apa-apalah. Buktinya sekarang sukses. Ini pun hiburan sebagai bentuk syukur saya kepada Allah yang mengaruniai saya banyak kenikmatan.

Tetapi jangan meniru saya. belajarlah yang rajin. Hidup ini harus ada target, karena bila tidak ada target yang ingin dicapai, biasanya seseorang menjadi loyo, lemes dan kurang bersemangat@.



*******

















Jumat, 06 Juli 2012

Ada Yang Kirim Undangan, Lari, Takut Disuruh Baca (dari Buku Pak Ngut Ghost Writter : Moeslih Rosyid)


Bagian 5

Ada Yang Kirim Undangan, Lari,

Takut Disuruh Baca





Tetapi jangan dikira saya tidak konsisten dalam mengurai pengalaman saya. Meskipun berani dan terkadang gila, saya tetap saja adalah anak bodoh yang mengenaskan.

Di SR saya dua kali ujian dan sudah besar masih belum bisa membaca. Saya shalat pun juga sudah besar baru melaksanakan. Tetapi memang aneh bin ajaib, saat itu saya kok cuek saja ya? Kalau ingat yang ini jadi pengin marah pada diri sendiri. Bayangkan punggung ini banyak dihiasi garis-garis bekas pukulan rotan ayah.

Dan hal yang amat menakutkan saya adalah saat ada yang mengirim undangan ke rumah, ngerrriii. Lebih 80% dijamin saya akan dipukul ayah lantaran saat disuruh membaca undangan tidak bisa. Tetapi mungkin sebenarnya saya adalah anak yang cerdas. Berlari bisa menyelamatkan saya dari cambukan ayah. Setidaknya ini solusi sementara yang bisa dilakukan. Saya tidak ditanya tentang isi undangan dan bebas meskipun hanya sementara.

Tetapi ada yang lebih uaneh dalam hidup saya. Terhadap berbagai hal yang terjadi, saya kok ora kroso yo? Tidak terasa. Mungkin ndablek, bego atau goblok tadi ya? Padahal ayah saya itu kuerengnya, galaknya minta ampun. Tetapi kalau habis dipukul, ya sudah, sudah lupa. Seolah pukulan-pukulan itu menu tambahan saya. Vitamin tambahan saya untuk menjadi anak dewasa meskipun saat itu seperti tidak ngaruh.

Bukan hanya itu. Alasan ayah memukuli saya masih ada beberapa. Salah satunya jika dangir (mencangkul) jagung tidak lurus. Alasan lain jika bekerja sambil membungkuk saya juga dipukul. Padahal setelah saya periksa ke Singapora (saat sudah mulai tajir bro), bungkuk saya itu bawaan lahir. Jadi menurut dokter Singapore, ada tiga ruas tulang belakang saya yang menciut. Dan jika ingin menyembuhkannya harus dioperasi. Seperti dikolter gitu lho katanya. Tapi meskipun pinggang saya sakit, kalau saya putar pinggang bisa langsung hilang sakitnya. Ini tentu disebabkan saya rajin minum susu. Tahu tidak alasan ayah menyuruh saya tegak? Latihan nafas katanya… bagus kan?

Percaya tidak Pembaca? Saat saya yang ndeso ini tidak pernah minum susu, pas minum pertama saya mencret. Bingung dan hampir putus asa, karena hal ini terjadi dalam beberapa hari. Tetapi ternyata menurut ilmu kedokteran, jika kita sering minum susu dinding usus kita akan menebal dan kuat. Jadi rupanya saat minum pertama dan mencret itu disebabkan oleh menipisnya dindin usus saya. Jadinya susu hanya lewat, bablas ke bawah tanpa ada yang menghalangi. So, susu sangat penting untuk kesehatan kita.

Kembali tentang undangan, akhirnya memang saya harus bersyukur. Kalau dulu takut mendapatkan undangan karena tidak bisa membaca dan dipukul ayah, sekarang menunggu kalau-kalau ada undangan mengisi seminar hehehe…@

Ayah Takut Diumpleng (dari buku Pak Ngut , Ghost writter : Moeslih Rosyid)


Bagian 4

Ayah Takut Diumpleng





Pasti banyak yang tidak tahu apa itu diumpelng kan? Diumpelng itu artinya digeledah. Jadi pada jaman Jepang, ayah kalau nderepno (panen padi) tidak dibawa ke lapangan semua. Perintah Jepang harus dibawa semua. Kira-kira kalau ditiimbang sekitar paling banyak 20% dititip di rumah. Kalau lebih dari itu ya pasti akan diumpleng oleh Jepang.

Penasaran ya mengapa harus diumpleng? Saat itu ada kucukaheo semacam sirine tanda bahaya yang memberikan sinyal bahwa Jepang akan datang. Pohon bambu disambung-sambung disandarkan di pohon kembang, jadi tangga dan digunakan untuk berteriak, “Kucukaihooooo!!!.” Artinya orang disuruh sembunyi.

Lalu semua orang ngerong (masuk lobang yang digali dan ditutup tempat tidur atau semacam banker di rumah-rumah) agar tidak ketahuan Jepang. Orang juga menggigit gabus agar tidak budheg (tuli) bila ada ledakan bom.

Namun risikonya, gabah-gabah yang ada di lapangan diambili semua oleh Jepang keparat itu. Jadi keputusan ayah menaruh sebagian di rumah adalah tindakan bijak sekaligus cerdas mengantisipasi sikon yang tidak menguntungkan itu.

Memang kita harus cerdas dalam menyikapi hidup ini. Bila tidak, kita akan tergilas oleh laju kehidupan yang memang keras ini. Tidak dahulu tidak sekarang, sama saja. Maka, mari terus belajar dari segala penjuru agar kita selamat dalam menjalani hidup yang sementara ini.

Dan di buku antik ini, Pembaca akan banyak menyaksikan kegilaan saya dalam menyikapi hidup ini. Semoga memotivasi dan membuat Anda semua kuat dan sukses.@

Kamis, 05 Juli 2012

Kathak Kithik Yang Bodoh (Dari Buku Pak Masngut, Ghost Writter Moeslih Rosyid)


Bagian 3

Kathak Kithik Yang Bodoh





Di jaman Jepang, rasanya geli campur malu bila ingat panggilan kebanggan saya. “Kathak Kithik” apa itu kathak kithik? Kathak kithik iku sebangsa setan uelek cilik sing neng sor pring (Kathak kihtik itu semacam setan jelek, kecil yang suka berada di bawah pohon bambu).

Gimana kalau Pembaca dipanggil dengan panggilan seperti itu? Seneng apa jengkel? Atau cuek saja? Kalau saya cuek saja hehehehe…

Sayang saat itu belum bisa diabadikan betapa gantengnya saya. Bila dokumen itu ada, anak saya dan Pembaca pasti terpingkal-pingkal menyaksikannya.

Saya terkenal menjadi anak yang jarang memakai baju. Lha bagaimana mau pakai baju, wong memang tidak punya. Bahkan untuk sekolah saja baju hanya satu dan dipakai selama seminggu. Saat baju dicuci hari minggu, ya saya telanjang dada. Dan apakah andalannya? Sarung yang kata Pak Dahlan Iskan barang serba guna yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Saya mengalaminya.

Dengan jlitheng tubuhku yang membanggakan itu, tak jarang saya dan teman-teman manjat lori yang membawa tebu, nggantholi, dan menikmati hasilnya. Hanya untuk dimakan saja, bukan untuk dijual kembali hehehe…

Bahkan tak jarang, karena saking semangatnya hanya ingin mendapatkan sebatang tebu, tubuh ini terpelanting nyaris jatuh. Dengan pengalaman itulah, meskipun tetap mencuri, saya termasuk yang berhati-hati.

Saya belum paham dengan panggilan kathak kithik itu waktu itu, tetapi sepertinya memang saya bodoh. Buktinya setelah saya paham saya manut saja. Kalau dipanggil dengan panggilan menjijikkan itu saya tetap menoleh. Ya sudahlah, ini kan kebiasaan orang kampung yang selalu mempunyai panggilan kecil. Dan saya kebagian mendapat panggilan kathak kithik.

Kebodohan saya waktu kecil memang keterlaluan. Bahkan saat kami harus mengaji sekalipun, saya tidak bisa. Disuruh mengaji, penggaweane gelut ae (pekerjaanya berkelahi saja). Padahal tidak pernah ada yang menang dalam setiap perkelahian itu. Tetapi kejadian itu terus dan terus berulang. Mungkin karena saat itu belum ada hiburan, berkelahi cukup menghibur barangkali. Sehingga penyesalan itu akhirnya terbawa sampai saya naik haji tahun 1988. Saya tidak bisa mengaji, baca qur’an dan karena dilarang ini dilarang itu, maka saya diam saja saat haji. Eh, malah selamat.

Maka, sebagai penebus dosa, sepulang haji saya memanggil guru mengaji. Alhasil, tetap tidak bisa. Sekarang diajarkan, besok sudah lupa. Ya Allah ampunilah hamba-Mu ini.@



Umur Saya 74 Tahun (Dari Buku Pak Masngut, Ghost Writter Moeslih Rosyid)

Bagian 2


Umur Saya 74 Tahun





Saya jadi sedih sekaligus merasa berdosa mengenang masa kecil yang penuh dengan cerita sedih ini. Ibu saya setiap tahun melahirkan. Dan tentu saja sebagai anak ketiga yang lelaki, sayalah yang disuruh memanggil dukun beranak.

Kalau melahirkannya siang, insya Allah tidak terlalu bermasalah, tetapi kalau tengah malam? Saya kan juga punya rasa takut pada gelap. Maklum jaman dahulu jangankan listrik, ublik saja lumayan susah didapat. Ya begitulah kehidupan di masa itu. Sampai akhirnya orang tua saya punya 9 orang anak. Maklum KB belum ada, sehingga sepasang suami istri rata-rata punya anak hampir sejinah (sepuluh ; Jawa) adalah hal yang jamak. Sudah biasa.

Yang aneh tapi nyata, adalah masalah umur. Dan yang ini pun saya haqul yakin, teman-teman seumur saya juga mengalaminya. Maka saya putuskan dengan sangat gagah bahwa saya lahir pada tanggal 17 Agustus 1938. Jadi saat buku ini saya tulis (2012,red) saya berumur 74 tahun. Mbuh bener opo gak (entah benar atau salah), karena saat lulus Sekolah Rakyat (SR) saya harus melaporkan tanggal lahir saya atau saya tidak lulus SR.

Tetapi ojo diguyu yo? (tetapi jangan dikatawain ya?) nampaknya umur saya memang segitu. Mas Moko adik kelas saya yang punya akte kelahiran zaman Belanda, tercatat lahir tahun 1939. Kira-kira selisihnya segitulah.@



*******
































Buku Baru "Mau Kaya? Mari Saya Ajari Integrated Farming" Ghost Writter Moeslih Rosyid

Pengantar Penulis






Dengan mengucap alhamdulillahi rabbil alamin, akhirnya buku ini bisa terselesaikan dengan baik. Awalnya saya tidak berminat membuat tulisan tentang saya dalam bentuk buku. Bahkan beberapa pihak setengah memaksa saya untuk melakukannya. Ada teman, wartawan dan juga akademisi, tetapi saat itu saya merasa belum waktunya.

Saya hanya suka kalau orang main ke tempat saya. Mau disebut studi banding, belajar, touring atau apa saja yang penting belajar dan bersilaturahim dengan saya. Itu saja.

Setelah bertemu dengan DR Bambang Triono dari Inspiring Moslem Entrepreuner (IME) saya merasa klop dengannya. Karenanya, tawaran untuk merekam karya dan hidup saya, saya bersedia menulisnya. Dan inilah hasilnya bisa dinikmati Pembaca.

Tentunya proses studi banding ini tidak perlu saya ulang-ulang. Saya tidak harus menjelaskan kepada banyak orang pada topik yang sama secara berulang-ulang. Ora usah dibolan baleni (Tidak usah diulang-ulang). Dan insya Allah buku ini sebagai jawabannya. Orang cukup membaca saja buku ini dan insya Allah sama dengan penjelasan saya. Kalau ada kurang-kurangnya sedikit gak apa-apalah, kan bisa menghubungi saya atau IME.

Tulisan ini juga diilhami oleh Qs Yasin ayat 12 yang kalau tidak salah terjemahannya, “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

Saya ingin punya bekas-bekas yang baik yang bermanfaat bagi anak cucu saya. Sehingga setiap yang datang tak critani. Anggaplah ini warisan saya untuk mereka. Saya tulis semuanya agar bisa menjadi pelajaran dan motivasi agar mereka terus bersemangat untuk mencintai bumi dan pasti bumi akan membalasnya.

Saya ingin semua orang di Indonesia ini hidup dengan sejahtera. Menjadi petani utamanya berternak, akan menjadikan tanah kita subur. Dengan kesuburan yang terus meningkat, Indonesia akan semakin sehat dan rakyat Indonesia sejahtera.

Petani yang dulu makan tidak kenyang, berpakaian tidak rapat dan tidak punya uang, dengan meniru jejak saya, insya Allah akan menjadi sebaliknya. Bisa makan kenyang, berpakaian pantas dan bagus, banyak uang.

Saya ingin integrated farming menjadi budaya bangsa kita. Mustahil peternak ikan sukses tanpa memelihara ayam. Mustahil ternak ikan sukses tanpa memanfaatkan alam sekitarnya. Disana ada pinsip saya yang saya sebut dengan “zero waste” artinya tak ada yang dibuang. Intinya pertanian terpadu harus diterapkan. Dan percayalah bahwa dimana ada ternak disitu tanah pasti subur.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya pribadi, keluarga saya, anak cucu saya, rakyat Indonesia dan Pembaca semuanya. Tetapi yang super penting adalah action dan bukan hanya diam. Kalau dapat ilmu lalu diam, ya sama saja. Tetap akan merugi.



Pak Ngut



Senin, 28 Mei 2012

Siap Menderita tidak akan Menderita, Takut Menderita justru akan Menderita, Siap Menderita Pertama (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


a. Siap menderita tidak akan menderita, takut menderita justru akan menderita

Yang saya maksud dengan menderita di sini adalah dalam meningkatkan ibadah kepada Tuhan. Kepada Allah Swt. Kalau biasanya shalatnya bolong-bolong, saat punya hajad jangkep, lengkap. Kalau biasanya makan sampai tanpa batas, saat anak sedang ujian, puasa senin kamis. Biasanya setiap malam tidur mendengkur bahkan saat alarm berbunyi pun hanya bangun untuk mematikannya, kali ini satu jam sebelum subuh sudah bangun, membersihkan diri dan shalat malam. Biasanya karena alasan malu, sungkan dan berbagai alasan yang tentu saja bisa dibuat berapa pun jumlahnya, karena merasa punya hajad lalu menjadi punya cara untuk bisa shalat dhuha. Tentu tidak dilihat orang (tawadhu’) terus menjadi prinsip ibadah.

Semua yang terurai tadi memerlukan penderitaan. Pasti kita akan lelah melakukannya. Perlu perjuangan untuk bisa melakukan semua itu. So, bagi yang siap menderita, ia akan terbebas darinya. Namun bagi yang takut menderita, justru ia akan terkungkung di dalamnya.



Sukses bukanlah sederet sasaran yang harus dipacai satu per satu. Sukses bukanlah mencapai tujuan. Sukses adalah sebuah perjalanan

(John C. Mxwell)

****

Siap Menderita, Langkah Kedua Menjadi 24 Karat (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)


2. Langkah Kedua

Siap Menderita



Seperti sudah diurai di depan bahwa bumi ini bulat dan yang ada di dalamnya juga mbulet. Jika kita berada di satu titik lalu kita berjalan menuju ke satu arah, maka pada saatnya jika kita terus berjalan, akan kembali pada titik awal. Itulah mengapa berubah itu sulit dilakukan dan pada area nyaman orang tidak suka diusik. Mereka tidak ingin berubah meskipun berubah itu adalah khitah kita. Tetap berubah dan menganggap semua kejadian sebagai ilmu adalah inti diri sebagai makhluk yang bernama manusia. Masih ingat sebuah prinsip kan? “Di dunia ini tidak ada yang abadi, justru perubahanlah yang abadi.” Artinya kita memang harus berubah dan terus berubah. Brian Tracy berstatemen, “Anda harus mengendalikan Perubahan sebelum Anda dikendalikan oleh Perubahan. Belajarlah mengantisipasi.”

Hindari Permusuhan, Bebrsih Diri Keempat belas (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)




n. Hindari permusuhan, persengketaan, perselisihan dan pertikaian, tingkatkan dan tebarkan kedamaian dan saling menyayangi antar sesame



Sebuah kalimat bijak yang sangat bagus untuk kita. “Kalau Anda ingin bepergian jauh dan cepat, jangan membawa beban yang berat. Tanggalkan segala iri hati, kecemburuan, sikap tidak rela memaafkan, sikap mementingkan diri sendiri dan ketakutan, itulah beban yang berat itu.”



Saya sering menyarankan orang yang datang ke tempat saya yang sedang dilanda masalah. Biasanya saya anjurkan beliau untuk melaksanakan adab tidur, berdzikir dan bangun tidur dengan penuh semangat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. Lalu berangkat kerja atau aktivitas lain dengan menebar senyum tulus yang membuat jiwa kita lapang. Terhadap kesalahan orang lain kepadanya, maafkan dengan tulus. Rejeki pun akan mengalir deras kepada kita.

Sekali lagi bila ada masalah jangan melakukan dua hal ini. Yaitu melawan dan melarikan diri. Jika kita melawan, maka kita akan menyerang atau setidaknya kita sudah terlihat memasang kuda-kuda untuk berperang. Dan orang pun mestinya akan melakukan hal yang sama. Sedangkan lari berarti menumpuk permasalahan menjadi semakin banyak dan bisa dikatakan sebagai menyimpan bom waktu. Setiap saat bisa meledak. Keduanya amat buruk dan harus kita hindari semaksimal mungkin.

Tetapi amat berbeda lho antara berlari dengan diam. Kalau berlari berarti meninggalkan masalah dan lari dari tanggung jawab. Sedangkan diam, adalah upaya untuk menenangkan pikiran dengan tetap siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Kebakan diam ini adalah jika lawan biacara kita sedang dilanda emosi dan kita tidak melayaninya, maka endingnya tidak akan pernah membuat mereka menyesal. Tidak aka nada kerusakan yang fatal dengan melakukannya.

Lalu apa yang harus kita lakukan jika ada masalah? Hadapilah dengan pertama kali berucap, “alhamdulillh” karena kita dikaruniai ilmu yang berupa permasalahan. Ketika seseorang dikaruniai permasalahan berarti oleh Allah sudah dianggap mampu menyelesaikannya. Masih ingat bukan janji Allah, “Allah tidak akan menguji umatnya diluar kemampuannya.” Jika kita diuji pasti kita dianggap mampu. Yang menjadikan kita tidak mampu tidak ada kecuali kekurangsyukuran kita kepada-Nya.

Lalu bagaimana jika kita sudah berusaha baik, ada orang yang ngeyel ngajak tengkar? Ya diam saja dan setelah dia puas memaki atau apapun yang dilakukan, tinggalkan saja. Tentu maksudnya agar sama-sama merenung dan berfikir jernih. Jangan sekali-sekali menyiram api dengan minyak tanah, apalagi bensin. Pasti akan semakin menjilat-jilat meranggas semua yang ada di sekitarnya sampai ludes. Sama dengan kita, jika kita menanggapi orang marah dengan ikut marah, maka tidak akan berhenti marah itu sebelum ludes semuanya.

Setelah ada kesempatan yang tidak sama-sama panas, jelaskan maksud Anda dengan sangat dan sangat sopan tanpa emosi sedikit pun. Yang ini dalam bahasa saya yang saya kemas dalam tiga kalimat bijak, “sopan dalam kemarahan.” Jika Anda telah melakukan hal tersebut dan mereka tetap ingin marah kepada Anda, tinggalkan saja sampai pada saatnya Allah memberikan pemahaman kepadanya. Saya masih yakin kalau orang masih ingin terus bertengkar dengan alasan apapun, itu pasti karena dia tidak paham hakikat.

Tinggalkan tadi dalam arti tidak melayani pertengkaran. Jika Anda diftnah atau diperlakukan tidak adil sekalipun, biarkan saja. Dengan sabar jika sudah ada waktu berikan klarifikasi. Kita tidak butuh orang yang suka tersinggung, marah, dendam dan sejenisnya, karena akan merusak jiwa dan iman kita. Sebaliknya sebagai makhluk sosial kita butuh orang yang baik dan suka berprasangka baik. Jangan fokus pada orang pada poin pertama, anggap mereka tidak mau diajak. Masih banyak hal yang harus dipikirkan. Fokuslah pada apa yang kita harapkan dan cita-citakan, jangan pada hal-hal negatif yang hanya akan membuat kita lemah semangat. Hindari permusuhan, persengketaan, perselisihan dan pertikaian, tingkatkan dan tebarkan kedamaian dan saling menyayangi antar sesama. Siap? Dan Anda tinggal memetik buah dari kebaikan Anda itu dengan sukses yang sudah sejak tadi menunggu. Amin..





Janganlahhal-hal yang tidak bisa Anda lakukan mengganggu apa yang seharusnya bisa Anda lakukan.

****



Bersih Makanan, Bebersih Diri Ketiga belas (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


m. Bersih Makanan

Ini ternyata hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Dan ini adalah trigger atau pendorong bahwa apa yang kita inginkan dan cita-citakan bisa diraih lebih cepat daripada yang biasanya. Yaitu mengontrol apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita dan menjadi daging serta bercampur dengan darah kita. Yaitu makanan dan minuman yang kita konsumsi.

Bukan saja makanan yang haram yang harus kita perhatikan, tetapi juga makanan yang abu-abu. Makanan yang samar-samar antara haram dan halal. Semisal ceperan dan sejenisnya. Tetapi saya yakin Pembaca lebih tahu dengan apa yang dialami dan didapat dari rejeki yang dikonsumsi dan diberikan kepada anak istri.

Makanan haram bukan saja makanannya, tetapi juga cara mendapatkannya. Dan sebagian besar inilah yang menjadi masalah, cara mendapatkannya. Dari mana dan dengan cara bagaimana rejeki itu kita dapat harus benar-benar menjadikan kita berfikir mau dikemanakan dia.

Karenanya saya berpesan kepada Pembaca di buku Membangun Area Bebas Stres (MABES) bahwa jika kita kesulitan memisahkan antara yang halal dengan yang abu-abu tadi harus tegas. Yaitu dengan cara memastikan. Apa yang dipastikan? Ya itu tadi, yang dimasukkan ke dalam perut kita dan keluarga kita harus diusahakan yang benar-benar halal. Kalau Anda seorang PNS maka gaji Andalah yang halal itu. Sedangkan pendapatan sampingan seperti diberi orang dan rejeki lain semisal, adalah termasuk yang abu-abu atau disebut dengan subhat. Saya yakin Anda paham dengan halal dan subhat ini.

Sedangkan untuk rejeki yang didapat secara subhat atau abu-abu tadi, kalau memang itu sebagai solusi hidup, jangan dimakan. Maksudnya jangan dikonsumsi dalam arti memasukkannya ke dalam perut kita, tetapi gunakan saja untuk keperluan yang tidak memasukkan ke tubuh kita. Misalnya untuk membayar listrik, angsuran motor, dan yang lainnya. Tentu saja itu pun sebenarnya masih mencampurkan antara yang haq dan yang batil. Tetapi mendinglah. Dan ketika itu dengan permohonan ampun yang serius, apa yang kita mintakan kepada Allah lebih cepat dipenuhi. Insya Allah seterusnya ya?

Bersih Dari Tendensi, Bebersih Diri Kedua belas (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


l. Bersih dari tendensi, kecuali…

Jika Anda melayani orang lain dan tidak mengharapkan imbalan apapun, Anda tidak akan pernah mendapatkan kekecewaan

(Jeffrey Rachmat)

Setujukah Anda dengan pernyataan Saudara Jeffrey Rachmat Pembaca? Kalau saya sangat dan sangat setuju. Jika kita bergaul atau berbuat apa saja dipenuhi dengan tendensi, maka justru itulah letak ujian yang sebenarnya. Bukan kejadiannya yang penting, tetapi niat dan respon kitalah yang acap menjadi ujian terberat bagi kita. Tendensi, apalagi bila tendensi itu hanya bersifat materi. Maka bukan pencapaian tujuan yang akan diraih, tetapi penderitaan bukan saja karena kegagalannya, namun kekecewaan yang akan didapatnya sangat tinggi.

Artinya sebuah atau beberapa buah tendensi yang menyertai aktivitas kita akan menjadi dasar yang bisa kita lihat kelak, seberapa bahagia kita dan seberapa puas kita menerima fakta yang bakal menemui kita. Dalam islam hal ini disebut dengan niat. Segala sesuatu tergantung dari niatnya. Jika niat itu baik, maka kebahagiaan dan penyertanya akan datang. Sebaliknya jika niat itu kotor, bahkan di tanah suci sekalipun, hanya penderitaanlah yang akan dijumpai orang ini. Naudzubillah min dzalik…

Sebagaimana hadits Rasulullah Saw, “Innamal a’malu bi niah,” Sesungguhnya, segala amal itu tergantung dari niatnya.

Ada sebuah tendensi yang seharusnya dipunyai semua orang. Yaitu berbuat dan bersikap hanya untuk ibadah. Orang ini akan berbuat hanya untuk Allah , demi Allah dan karena Allah. Dia akan tetap tenang dan tidak takut ataupun resah menghadapi apapun yang terjadi karena hidupnya hanya untuk Allah Swt. Semuanya terjadi karena hatinya bersih dari noda yang ada di dunia ini. So, mari kita cermati kata mutiara di bawah ini untuk memacu minat belajar kita pada berbagai hal.



Hati adalah raja, maka berilah ia makanan berupa ilmu. Sebab jika lewat dari tiga hari ia tidak diisi oleh makanan berupa ilmu, ia akan mengeras dan akhirnya mati.

****

Harus Sehat, Bebersih Diri Kesebelas (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


k. Sia-sia kaya jika tidak sehat

Men sana in cor fore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Saya setuju dengan ini. Kita tidak perlu dulu merasa menjadi waliyullah meskipun syarat untuk menjadinya hanya berupa istinjak awal. Istinjak awal ternyata lumayan susah untuk bisa kita laksanakan secara total. Kita sangat terganggu dengan rutinitas kita berupa kerja, menyayangi anak, istri dan berbagai hal penghambatnya. Maka mulai membersihkan diri secara fisik adalah hal yang cukup penting untuk sukses.

Mari kita coba membuat sedikit saja penelitian. Mulai hari ini atau besok, coba Anda jangan bersikat gigi selama seminggu saja. Atau tidak mandi selama lima hari saja. Apa yang akan rasakan? Pikiran Anda pasti akan sumpek (kacau : Jawa) dan tidak bisa berkonsentrasi. So, membersihkan jasmani adalah hal yang sangat penting karena kita hidup di masyarakat sosial yang terbiasa dengan kebersihan. Kecuali Anda ingin tinggal di komunitas orang yang tidak pernah sikat gigi atau mandi. Mungkin Anda akan kerasan berada di sana. Tetapi saya yakin bahwa komunitas seperti itu pikirannya juga tidak cling dan kesehatannya tidak terjaga. Kecuali Anda telah berhasil belajar kepada orang gila yang sudah tidak menggunakan akalnya untuk hidup.

Ada tiga syarat untuk sehat sebagai penyermpurna kita setelah bersih badan kita. Yaitu dengan tiga cukup. Cukup nutrisi, cukup istirahat dan cukup gerak untuk melancarkan darah. Selamat bersehat ria dan mendapatkan apa yang diinginkan dan dicita-citakan.

****

Afirmasi Diri Untuk Sukses Saja, so Harus Berusaha Bersih, Bebersih Diri Kesepuluh (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)


j. Afirmasi diri untuk sukses saja, so harus berusaha bersih

Pembaca pernah merasakan tidak, ketika sedang banyak dosa dan kesalahan sesuatu menjadi sulit? Seolah hidup kita ini diliputi oleh kesialan saja. Atau Anda terlambat menyadarinya? Sehingga sampailah pada satu titik dimana kita merasa berdosa dan sulit untuk terlepas dari sana. Merasa bersalah dan disusul keraguan. Lalu bila dibiarkan akan muncul rasa takut, khawatir, resah, gelisah, traumatis dan sejenisnya. Yang terakhir ini bagi yang parah atau apapun kondisi Anda saat ini, rubahlah ia dengan kebalikannya. Yaitu syukur, sabar, fokus pada apa yang diharapkan, yakin akan kebesaran Allah, dan berdamai dengan semua keadaan.

Afirmasikan, tanamkan dan paterikan rasa syukur dan teman-temannya tadi ke dalam diri kita. Lalu diiringi dengan membaca istighfar sebanyak mungkin. Bila perlu nonstop, yakinkan diri bahwa Allah Maha Pengampun.

Setidaknya dengan sebanyak mungkin membaca istighfar, Anda akan mendapatkan 7 manfaat sebagaimana diurai di depan. Setelah itu, pastikan diri Anda sudah bersih. Kalaupun berbuat dosa kecil lagi, segeralah dihapus dengan istighfar, memohon maaf kepada yang bersangkutan dan menggantinya dengan berbuat baik sebanyak mungkin. Maka afirmasi atau peneguhan terakhir yang harus Anda lakukan adalah berupa ajakan sukses.

Yakinkan diri Anda selalu sukses. Terus dan terus kaitkan kebersihan jiwa Anda dengan kesuksesan. Walaupun ada kendala, itu adalah hal biasa. Dan itulah salah satu alasan bagi kita untuk terus bersyukur bahwa kegagalan memang adalah sukses yang tertunda. Badai pasti berlalu dan sukses pasti akan segera kita dapat sedetik setelah kita yakin kebersihan diri memang sudah menjadi kebiasaan kita. Selamat mencoba.

****

Shalat Untuk Mandi, Bebersih Diri Kesembilan (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)


i. Shalat untuk mandi

Jika shalat adalah mandi, maka dalam sehari kita harus mandi sebanyak minimal lima kali. Jika kita ingin meningkatkan posisi lebih tinggi sedikit dari orang awam, setidaknya kita ada tambahan shalat yang kita rutinkan. Minimal shalat rawatib atau shalat sunat yang mengiringi shalat wajib. Sudah berapa kali kita mandi jika sudah bertambah? Belum lagi kalau kita mulai tertib melaksanakan shalat dhuha, tahajud dan yang lain. Tentu jumlah mandi kita akan semakin banyak.

Apakah jika intensitas mandi kita lebih sering bisa benar-benar membersihkan diri kita dari kotoran? Belum tentu. Karena di dunia ini ada orang yang melaksanakan shalat, bahkan shalat tahajud hanya dijadikan sebagai pembayar hutang. Hanya sebagai formalitas saja. Yang demikian ini, meskipun shalatnya 1000 rekaat mungkin belum bisa membersihkan kotoran.

Pembaca, bagaimana jika Anda mandi dalam sehari sebanyak tujuh kali seperti saya waktu di Ambon? Tetapi syaratnya mandilah sebanyak mungkin tanpa menggunakan sabun. Dalam sehari jangan bersikat gigi. Dalam dua hari jangan keramas dengan sampo. Dan setiap habis mandi jangan mengelap air dengan handuk. Coba bayangkan apa yang bakal terjadi bila kita mandi seperti itu?

Sama dengan shalat kita. Banyak orang yang sangat rajin shalat, bahkan kelihatannya sangat khusu’, tetapi dia masih suka berbuat keji dan mungkar. Yang ini diibaratkan kita mandi tanpa sabun, tanpa pakai handuk, dalam sehari tidak sikat gigi dan jarang keramas.

Inilah hasil penelitian saya tentang mandi dalam shalat. Semoga setelah ini ada hasil penelitian yang lebih baik lagi. Maklum saya melakukannya hanya sambil lalu saja. Dan mohon maaf bila hasil penelitian ini belum merepresentasi dari maksud yang dituju. Sabun mandi dalam shalat adalah khusu’ dan konsentrasi. Menggunakan handuk adalah kebersihan diri dan tempat shalat. Sikat gigi adalah kebersihan jiwa dari berbagai hal. Keramas adalah pakaian yang digunakan untuk shalat karena jika pakaian kotor, maka akan terasa gatal dan mengganggu shalat. Dan frekuensi mandi baik yang memilih tiga kali sehari maupun yang dua kali sehari adalah tepat waktu dalam shalat.

Saya pun ketika menjelang takbiratul ihram untuk shalat, selalu berdoa untuk sukses menghadap saya kepada-Nya. Mau meniru? Inilah bacaan yang say abaca sebelum shalat. “Rabbi a’udzubika min hamazatisy syaithani wa a’udzubika rabbi an yahdhuruun.” Lalu saya teruskan dengan mantra : “Ya Allah, saya shalat, dadaku menghadap qiblat, hatiku menghadap baitul ma’mur, rohku menghadap baitul arys, mataku di tempat sujud dan shalatku hanya untuk-Mu wahai Allah.” Lalu berniat dan takbiratul ihram.

Dan saya pun termasuk aliran yang mandi tiga kali sehari. Saya yakin bahwa Pembaca penganut mandi sehari dua kali kan? Alasan saya menjadi golongan yang mandi tiga kali sehari adalah usaha bukan saja mandi untuk membersihkan diri tetapi juga menyucikan diri. Dalam mandi tiga kali sehari, yang satunya adalah mandi antara pukul 01.00 dini hari sampai menjelang subuh. Yang kedua tentunya sebelum berangkat kerja dan yang ketiga mandi sore hari. Ini jumlah minimal yang saya lakukan. Pelaksanaannya bisa empat dan mungkin sampai tujuh kali. Mau memilih yang mana? Up to you dong…

Mari kita bersihkan dan sucikan diri kita dengan mandi yang lengkap tadi sebanyak mungkin dalam sehari. Perintah Allah pertama kepada kita untuk shalat dalam sehari adalah 50 rekaat. Sebenarnya kita harus sami’na waatha’na, mendangar dan mematuhinya. Berhubung ada provokator dari nabi lain, akhirnya Rasulullah Saw berkenan memohon keringanan. Keringanan ini diminta karena sebagian besar umat beliau diprediksi tidak mampu melaksanakannya. Bahkan setelah didiskon sebanyak itu pun banyak pula yang tidak melaksanakannya. Sedangkan saya, bukan saja ingin melaksanakan yang lima waktu atau 17 rekaat sehari tetapi yang 50 rekaat. Semoga Allah memudahkan saya dan Pembaca buku ini. Amin..

Dan ternyata tidak sulit kok kita laksanakan. Mari kita hitung. Jika Anda sudah shalat wajib dengan tertib, maka sudah bisa menabung 17 rekaat. Shalat rawatib yang muakad saja sudah 14 rekaat. Shalat dhuha 4 rekaat. Shalat tahajud 4 rekaat. Shalat hajad 4 rekaat. Shalat tasbih 4 rekaat. Shalat istikharah 2 rekaat. Shalat witir 3 rekaat. Mari kita jumlah : 17+14+4+4+4+4+2+3= 52 rekaat. Belum yang lain seperti shalat mutlak, shalat taubat dan lainnya.

Jika pembaca telah mampu melaksanakan 50 rekaat, insya Allah kita tidak akan pernah menderita karena dihibur oleh shalat kita. Ingat, perintah shalat adalah obat. Rasulullah sedang bersedih hati atas meninggalnya istri tercinta Siti Khadijah dan sang paman Abu Thalib. Bahkan saat itu beliau juga dilempari batu di Thaif saat menyebarkan islam. Saya berempati bahwa beliau saat itu sebagai manusia biasa sangatlah sedih menerima keadaaan itu. Maka, shalat adalah obat dan bagi saya juga trigger untuk mudah dalam mencapai keinginan dan cita-cita. Kebersihan diri kita akibat shalat akan memudahkan kita dalam mendapatkannya. Selamat mencoba.

****

Menjaga Wudhu, Bebersih Diri Kedelapan (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


h. Menjaga wudhu

Paket dari poin di atas, ingat Allah 24 jam demi membersihkan diri kita ini, adalah dengan menjaga wudhu kita. Memang wudhu dimaksudkan untuk menyucikan diri dari hadats kecil. Wudhu memang dipersiapkan bagi orang islam untuk shalat. Namun jika Anda bisa menjaganya, subhanallah, saya berani menjamin bahwa apa yang Anda inginkan akan mudah bisa tercapai. Terlebih Anda melakukan ini dalam sehari bisa 24 jam. Saya masih belum bisa total melaksanakannya.

Saya yang masih terlalu lemah yang tentu saja bukan contoh yang baik pun sudah banyak mendapatkan manfaat menjaga wudhu. Secara sederhana menjaga wudhu saya lakukan dengan sangat mudah. Misalnya setelah mandi saya pastikan langsung wudhu. Setelah buang air kecil atau besar, jika ada tempat wudhu, saya pastikan berwudhu. Dan sudah barang tentu setiap menjelang shalat wajib saya pasti wudhu. Baik memang sudah batal atau tidak, saya tetap berwudhu lagi jika waktu tenggatnya lama.

Nah, inilah yang ingin saya tularkan kepada Pembaca. Saya selain yang saya urai pada alinea di atas tadi, setiap batal, misalnya buang angin atau kencing, saya terus berusaha untuk berwudhu. Trus, bagaimana bila ternyata tidak bisa? Misalnya tidak ada air untuk wudhu atau sudah batal wudhu tetapi tidak memungkinkan untuk berwudhu, maka saya perbanyak membaca istighfar. Biasanya kalau sedang di kantor atau ada pertemuan, dan saya sudah batal wudhu, maka istighfar adalah makanan pokok saya. Yah, saya ingin bertindak yang logis-logis saja. Saya tidak ingin memaksakan diri. Dan saya juga tidak ingin terlihat seperti orang suci yang luar biasa. Saya ya hanya seperti ini, apa adanya. Dan tahu tidak Pembaca? Apa yang saya lakukan ini mendapatkan sangat banyak manfaat. Apapun yang saya inginkan hampir 100% terjadi. Bahkan tak jarang hanya dengan membatin saja. Saya mohon Pembaca tidak percaya sebelum membuktikannya. Siap?

****

Ingat Allah 24 jam Sehari, Bebersih Diri Ketujuh (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


g. Ingat Allah 24 jam sehari

Saya sering dimarahin orang entah itu serius atau hanya bercanda. Gara-garanya sehabis shalat saya jarang berdzikir dengan khusu’ dan lama. Bahkan tak jarang saya usai shalat wajib, hanya sekian detik langsung shalat sunat rawatib dan langsung go. Benar saja kalau mereka berfikir saya tidak berdzikir. Mohon maaf atas kesalahan saya ini.

Saya hanya berfikir bahwa mengingat Allah adalah 24 jam sehari. Dan itu tidak harus dilakukan dengan duduk bersila yang hanya terlaksana usai shalat wajib atau tahajud. Mengingat Allah harus dilakukan sambil berdiri, duduk, telentang atau apa saja (Qs Al Imra 191). Dan itulah yang ingin saya lakukan. Bahkan saya tetap berdzikir sambil melakukan aktivitas lainnya. Misalnya nonton TV, sambil ngobrol atau kegiatan lainnya.

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Qs Al Imra 191)

Allah itu memiliki frekuensi yang tak terbatas dan tak pernah putus. Diibaratkan radio yang paling hebat di dunia sekalipun yang frekuensinya sangat luas dan 24 jam, maka Allah lebih dari yang seperti itu. Nah, jika kita memutar radio dan mengambil frekuensinya, maka kita akan dapat. Jika kita ingin mendengarkan siarannya dan tidak melakukan apa-apa, ya sori saja, kagak akan bisa. Setidaknya Anda harus menggunakan internet atau media apa saja untuk mengambil frekuensinya. Sama halnya dengan Allah, frekuensi Allah tersebar tanpa batas ruang dan waktu. Jika kita memutarnya, pasti dapat dan jika kita tidak memutarnya ya gimana ya? Namanya juga tidak mau mengambil, meskipun diberi kalau tidak diambil kan tentu akan hilang pemberian itu.

Sehingga sampailah kita pada lagu Kang Sam Bimbo yang berjudul “Tuhan.” Aku jauh Engkau jauh, aku dekat Engkau dekat. Bagi Anda yang memiliki keinginan dan cita-cita, jangan pernah untuk memutus frekuensi Anda dengan Allah, dengan Tuhan kita. Jika ini sudah kita lakukan, tatkala kita belum puas dengan apa yang terjadi yang mungkin tidak sesuai dengan kehendak kita, insya Allah ketenangan ini akan ada bersama kita. Jangan percaya sebelum membuktikannya.

****

Siap Berdampingan dengan Musuh, Bebersih Diri Keenam (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


f. Siap berdampingan dengan musuh, jangan fokus pada yang sulit



Sebuah kekayaan penting dalam hidup adalah mendapat kepercayaan dari orang lain. Dan untuk memenangkan kepercayaan itu adalah dengan hati

(Anonim)

Pembaca yang saya cintai dan saya banggakan (tentu karena suka membaca maka saya banggakan), dalam hidup ini terkadang kita sudah berusaha menjadi baik dan betul-betul sudah berperilaku baik. Namun anehnya masih saja ada pihak atau orang yang tidak suka pada kita. Kadang ketidaksukaan mereka itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sehingga kita tidak tahu, dan kadang terang-terangan.

Jika orang yang tidak suka bahkan mungkin membenci kita itu melakukannya dengan sembunyi-sembunyi, ada kalanya dilakukan dengan cara licik. Di depan kita seolah dialah teman atau saudara atau tetangga yang terbaik pada kita. Tetapi di belakang kita, pencemaran nama baik kita tak putus dilakukannya. Menikam dari belakang. Mungkin iri bisa menjadi alasannya. Ingin menjatuhkan juga merupakan alasan lainnya.

Ada lagi orang tidak suka pada kita yang dilakukan dengan cara diam saja. Ini agak lebih berbahaya karena doanya pada kita selalu yang buruk-buruk. Dia akan sangat senang melihat kita menderita, dan menderita melihat kita senang. Bisa diistilahkan SMS (Senang Melihat orang lain Sedih dan Sedih Melihat orang lain Senang). Naudzubillah… tetapi baiknya dia ini tidak sampai menjadi kompor dan memfitnah kita. Yang di atas tadi juga SMS dan berkoar-koar di luaran sana. Yang ini batinnya yang bekerja.

Sedangkan yang terang-terangan membenci kita, dia melakukannya di depan kita. Yang ini menurut saya justru mudah untuk dikalahkan dan dinikmati. Di negeri kita ini orang akan mudah untuk memihak orang yang didzalimi. Yakin deh kalau kita benar-benar didzalimi atau kelihatan didzalimi, maka kita akan dibela mati-matian. Tak usahlah saya ambil contoh banyak-banyak. Saya yakin Pembaca sudah punya contohnya sendiri-sendiri. Tetapi Pembaca masih ingat PDI di jaman orde baru yang dipandang terdzalimi kan? Dibela. Kasus Prita Mulyasari? Juga. Kasus Bibit Chandra di KPK? Sama, akan dibela orang mati-matian.

Kembali ngobrol tentang orang yang membenci kita baik yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Jika Anda memang ingin mudah dalam mencapai apa yang Anda inginkan dan cita-citakan, duduklah berdampingan dengan mereka itu. Jika Anda bisa santai dan tenang duduk bersama orang yang tidak suka dengan Anda, ini adalah tanda kesuksesan bagi Anda. Jika Anda belum bisa melakukannya, sori, saya belum bisa membantu Anda.

Trus bagaimana bila orang itu jauh? Ya malah bagus tidak ketemu tetapi bukan karena kita yang lari dari masalah. Yang penting kita sudah memohon maaf meskipun belum tentu salah. Ingat, orang bijak bila ada permasalahan, tetap memohon maaf meskipun belum tentu salah. Karena apa? Karena dia yang paham bahwa sebenarnya dalam hidup ini tidak diperlukan adanya pertengkaran, permusuhan dan perselisihan. Yang ada hanya saling menyayangi dan saling membantu. Ada masalah dibicarakan dengan jelas dan tidak ngelantur kemana-mana. Tidak dengan prasangka dan tuduhan yang tak berdasar. Insya Allah semuanya menjadi semakin baik bila semua orang hanya marah dengan tujuan yang jelas. Sehingga setelah tujuannya tercapai, hilanglah marahnya dan menganggap semuanya sebagai hikmah yang baik untuk kehidupan ke depan. Semoga kita bisa seperti itu. Amin…

Mau tidak saya beri sebuah rahasia? Jika kita melakukan yang tadi, yang tenang saat berdekatan maupun berdampingan dengan mereka yang membenci kita, kita akan banyak mendapatkan keuntungan. Pertama, kita akan dianggap orang baik yang pantas mendapatkan apa yang kita inginkan. Setidaknya mereka menganggap kita tidak tahu bahwa mereka membenci kita. Sehingga kita tidak perlu banyak mengeluarkan tenaga untuk berfikir menyelesaikan masalah benci membenci itu. Kedua, mereka akan berfikir, manusia macam apa ini, dibenci kok tidak mempan? Dan endingnya mereka akan luluh dan hilang amarahnya mendapati kebaikan kita itu. Ketiga, jika kita mendahului berbuat, pasti kita akan mendapatkan panennya. Jika kita mendahului marah pada orang, cepat atau lambat orang itu akan marah pada kita. Dan jika kita mendahului baik dan damai kepada orang, bahkan orang sejahat apapun, maka, cepat atau lambat dia akan baik kepada kita. Ingat? Di dunia ini ada hukum tarik menarik, hukum tebar tuai dan hukum sebab akibat. Keempat, Allah itu maha pembolakbalik hati. Dalam sekejab orang bisa berubah, dan dengan keramahan yang tidak kita buat-buat, ini bisa menjadi asbab orang berubah sikap dari yang jahat menjadi baik. Mungkin ini bisa terjadi dalam sekejap. Kelima dan seterusnya, silakan dicari sendiri hehehe..

Jadi kalau Anda memang ingin sukses, maka kedamaian dan kebaikan sajalah yang Anda tebarkan. Jangan pernah marah dengan tidak sopan, Anda akan merugi. Jika Anda marah silakan, tetapi harus fokus pada apa tujuan Anda marah itu. Dan syaratnya harus dilakukan dengan sopan. Semoga menginspirasi.

****

Zero Action, Bebersih Diri Kelima (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


e. Kosongkan diri dari segala hal negatif (zero action)

Saya sangat sering mengingatkan teman-teman dan keluarga saya bahwa pikiran adalah undangan, dan berfikir berarti mengundang. Dalam buku Mengobati Penyakit Itu Mudah (MPIM) mensyaratkan bagi orang yang ingin sehat jasmani dan rohani harus bisa melaksanakan zero action. Yaitu mengosongkan diri dari segala yang buruk dari dalam pikiran dan hati kita.

Terhadap apa yang kita inginkan dan cita-citakan, sama, kita harus mengosongkan diri dari semua hal yang bersifat negatif dan buruk. Yaitu benci, marah, emosi, dendam, iri, dengki dan teman-temannya. Lalu kita akan meminta kepada Allah yang nyawa dan apapun yang akan terjadi pada kita berada di tangan-Nya, keinginan itu.

Sebagaimana sering saya bahas di beberapa tulisan saya, bahwa zero atau nol bisa berada dimana saja. 0 x 100 = 0, 0 x 1 milyar hasilnya akan tetap nol. Artinya, mengenolkan diri adalah hal mutlak yang harus dilakukan bagi yang memiliki keinginan dan cita-cita. Mau?

Nah, dari tulisan inilah lalu saya mendapatkan ujian dari Allah tentang menjadi nol. Saya sempat menuduh atasan saya berbuat dzalim. Dzalim ini bisa diartikan sebagai perbuatan penganiayaan dan bisa pula sesat. Saat saya tiba-tiba dimutasi non promosi tanpa alasan yang bisa dipahami, lalu saya marah. Marah selalu bagi saya adalah suatu tindakan yang memiliki tujuan. Tujuan marah saya saat itu adalah untuk memastikan saja apakah saya sedang didzalimi atasan saya atau tidak. Padahal didzalimi atau tidak sebenarnya tidak masalah bagi saya, karena semuanya pasti maunya Allah dan pasti terkandung hikmah yang besar yang akan saya peroleh. Hanya saja, sesuatu yang terjadi harus dihindari menjadi preseden buruk untuk aksi yang sama di masa yang akan datang.

Tujuan saya tercapai bahwa saya memang tidak sedikit pun memiliki kesalahan saat dimutasi itu. Bahkan menurut beliau kinerja saya sangatlah memuaskan. Jawaban dari pertanyaan mengapa saya dimutasi tanpa dikabari sebelumnya membuat saya harus menjelaskan kepada beliau tentang pentingnya komunikasi. Alhamdulillah saya telah berhasil menjadi zero dan hasil dari kata mendzalimi atau tidak sudah bukan domain saya. Lagian ternyata belakangan semakin jelas saya ketahui bahwa beliau mempunyai rencana tersendiri kepada saya. Saya sedang diseting untuk sesuatu yang sangat menguntungkan saya. Pendeknya, saya mendapat apresiasi yang luar biasa besar. Syaratnya, saya memang harus sabar dan sopan dalam kemarahan. Matur nuwun ya Allah..

Cerita berikut pantas untuk kita renungkan agar kita dimudahkan menjadi zero tadi. Ada seorang anak yang kehilangan uang Rp 10.000,- dan terus menangisi kejadian itu. Saat bertemu dengan pamannya ia ditegor, “mengapa kamu menangis Des?,” Tanya sang paman kepadanya. “Aku kehilangan uang Rp 10.000,” jawabnya yang langsung mendapatkan respon positif dari sang paman. Yaitu beliau menggantinya sebesar itu.

Namun anak ini masih tetap menangis yang tentu saja memancing rasa ingin tahu pamannya. “Mengapa kamu masih menangis?.” Dijawablah olehnya bahwa jika dia tidak kehilangan uang itu dia pasti punya uang Rp 20.000,- Lalu pergilah sang paman dengan kekecewaannya.

Saat sang ayah datang dan melihatnya menangis ia melakukan hal yang sama dengan sang paman. Bahkan ayah memberikan dua kali lipat dari jumlah yang hilang, Rp 20.000. Alhamdulillah kan? Tetapi tidak dengan anak ini, dia masih tetap menangis sembari berujar, “Kalau saya tidak kehilangan Rp 10.000 seharusnya uang saya Rp 40.000. Terus dan terus fokus pada hal yang menyakitkan dirinya. Padahal ganti dari yang hilang tadi sudah tiga kali lipat.

Seperti itulah terkadang kita ini memaknai ujian Allah. Jika hal buruk telah terjadi semestinya kita bisa berfikir dan terus mencari alasan untuk bersyukur kepada-Nya. Pasti dan sudah barang tentu bahwa setiap penderitaan yang dialami manusia, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Masih kurang yakin dengan cerita anak kehilangan uang tadi? Silakan mencari sendiri dan insya Allah janji Allah bahwa setelah kesulitan pasti akan datang kemudahan bukan bualan. Badai pasti berlalu dan janji Allah tidak pernah diingkari-Nya.

****

Memaafkan. Bebersih Diri keempat (Dari Buku Menjadi 24 Karat karya Moeslih Rosyid)


d. Memaafkan



Orang yang kerdil tidak bersedia mengampuni.

Padahal pengampunan adalah lambang kebesaran dan kejayaan seseorang

(Mahatma Gandi)



Saya sudah mengadakan penelitian kepada lebih seratus orang. Dan apa yang saya dapat tentang satu kata ini? Ternyata memaafkan adalah perkara yang sangat berat untuk bisa dilakukan oleh lembaga adam bernama manusia ini. Mengapa demikian? Tentu saja mereka tidak paham. Yang paham pasti mau memaafkan.

Asli berat untuk bias memaafkan. Apalagi untuk hal-hal prinsip yang sangat-sangat berat, ini benar-benar sangat sulit untuk dilakukan, kata sebagian dari mereka.

Inilah saatnya saya beri tahu tentang hakikat memaafkan. Allah tidak memerintahkan kepada kita untuk meminta maaf. Bukan dan sekali kali bukan. Perintah Allah kepada kita adalah untuk memaafkan. Ketika hati kita telah memaafkan apapun yang dilakukan orang kapada kita, artinya rasa syukur itu sangat dalam ada dalam diri kita. Semua kebaikan yang ada di dunia ini tak akan mungkin tercipta jika semua orang tidak bisa memaafkan. Memaafkan adalah hal yang sangat penting bagi kedamaian dunia ini. Selanjutnya dia juga berpaket dengan rasa syukur sebagai syarat bisa memaafkan. Tak mungkin orang bisa memaafkan kesalahan orang lain jika dia tidak paham dan punya rasa syukur yang tinggi kepada Tuhannya.

Sekali lagi tak satu orang pun di dunia ini yang tak pernah bersalah dan tak punya dosa. Demi Allah sekali lagi tidak ada. Dan semua orang pasti pernah membuat kesalahan kepada sesama. Kita pun pasti pernah diperlakukan tidak adil (menurut kita) oleh orang lain. Tetapi ketahuilah bahwa semua itu adalah ilmu yang sangat dan sangat bermanfaat bagi kita. Jangan masukkan ke dalam hati atas kesalahan orang. Terhadap kesalahan orang lain, cepat lupakan dan sebaliknya atas kebaikan orang lain, jangan mudah melupakannya. Maksudnya agar kita terpacu untuk terus berbuat baik sebanyak mungkin.

So, jika Anda memiliki sebuah atau beberapa buah keinginan, maafkan orang lain yang pernah berbuat salah kepada kita, lalu tebar senyum kepada semua makhluk, dan Anda akan terheran-heran, betapa indahnya hidup ini. Ingat, asalnya dari memaafkan. Sekali lagi memaafkan yang diiringi dengan rasa syukur kepada Allah Swt. Selamat mencoba.,

****

Meminta Maaf Kepada Orang yang DIdzalimi, Syarat Bebersih diri Ketiga (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


c. Meminta maaf kepada orang yang didzalimi

Tak seorang pun di dunia ini yang tidak pernah salah. Dalam bergaul pun tentu kita akan terkena oleh dakinya pergaulan. Yaitu salah dan lupa. Terkadang saat kita membuat kesalahan itu sadar, kadang setengah sadar dan yang paling sering tidak kita sadari bahwa yang kita lakukan itu telah mendzalimi orang lain.

Jika saat kita merenung bakda shalat, baik wajib maupun sunat, ingat kedzaliman yang telah kita lakukan, maka bersegeralah menyelesaikannya. Terlebih jika penemuan itu didapat saat shalat tahajud. Itu adalah hal yang sangat murni dan terbebas dari subyektifitas diri kita yang lemah ini. Sehingga bersegera atau setidaknya mencatat apa yang akan kita lakukan untuk menyelesaikan dan memohon maaf atas kedzaliman kita itu adalah tindakan terbaik yang bisa kita lakukan.

Nabi Adam as saat dikeluarkan dari surga, dalam sisa hidupnya membaca istighfar yang sangat terkenal itu. “Rabbana dhalamna anfusana wa in lam taghfirlana watarhamna lana kunana minal khasirin, “ wahai Tuhan kami, kami telah mendzalimi diri kami dan jika Engkau tidak mengampuni dosa kami, maka kami akan menjadi orang yang merugi.

Nabi Yunus as pun demikian. Ketika atas ujian Allah beliau dimakan ikan paus, maka hanya inilah yang dibaca. “La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzalimiin,” Tidak ada Tuhan selain Engkau (Allah) sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku sendiri. Dan banyak lagi contoh betapa seseorang yang telah mendzalimi diri dan atau orang lain dia harus menebusnya dan memohon maaf tanpa terputus untuk meraih apa yang didambakannya sesudahnya.

Demikian juga dengan kita, saat kita merasa berbuat dosa kepada sesama, bersegaralah untuk memohon maaf. Ketika permohonan maaf kita tidak diberikan, tetaplah sapa dia. Karena jika dia membenci kita, maka sesungguhnya dia tidak paham. Orang membenci sesuatu hanya disebabkan tidak paham. Karenanya dalam hidup ini kita sangat tidak dianjurkan untuk saling membenci.

****

Bersih dg Orang Tua (Langkah Pertama, b Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


b. Bersih dengan orang tua

Saya sering dan sangat sering memberitahukan hal ini kepada orang di berbagai kesempatan. Bukan di forum diskusi maupun pengajian saja, saat saya belajar dari orang sakit (maksudnya saat mengadakan terapi) saya selalu berpesan bahwa orang tua kita adalah Tuhan kita. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa seandainya ada yang boleh disembah selain Allah, maka kita harus menyembah orang tua kita.

So, jika sekarang ini Anda sedang bermasalah dengan orang tua, jangan harap apa yang Anda inginkan dan cita-citakan akan tercapai dengan mulus. Mungkin sukses itu hanya akan ada dalam mimpi Anda jika tidak segera menyudahinya. Mereka adalah orang penting dalam hidup kita yang perilaku kita kepadanya akan membawa kita pada kebahagiaan sejati atau sebaliknya.

Untuk itu, saat ini juga, beri batas bagian ini, tutup buku ini dan dekati beliau. Mohon maaflah terhadap segala yang telah Anda lakukan yang tentunya banyak kesalahan dan kekhilafan. Jangan sungkan. Ingat masa depan Anda ada di tangan mereka. Cium tangannya, peluk beliau dan menangislah di pangkuannya.

Kalau beliau jauh gimana dong? Datangi dan lakukan hal yang sama. Jika tidak mungkin teleponlah dan kosongkan kedongkolan atau apa saja yang buruk yang ada diantara Anda dengan mereka.

Lha kalau beliau telah meninggal dunia bagaimana? Tetap ada jalan. Kirim doa kepada beliau, mohon ampun kepada Allah dan datangi kerabat, teman atau siapapun yang pernah dekat dengan beliau. Bangun silaturahim dengan mereka sehingga tumbuh rasa bahagia dari perkawinan antara silaturahim dengan permohonan maaf kepada orang tua kita itu.

Banyak kisah yang bisa kita petik dengan topik berbakti pada orang tua ini. Terlalu banyak. Dan disini saya akan sedikit bercerita tentang seorang karyawan PT PLN di Jatim yang jatuh karena secara tidak sadar telah durhaka pada orang tuanya.

Awalnya Pak Bred (bukan nama sebenarnya) adalah seorang karyawan PLN yang sangat handal dan berprestasi. Rejekinya sungguh berlimpah sehingga beliau bisa membeli rumah mewah dan hidup dengan sangat sejahtera. Namun apa yang lalu terjadi? Dalam sekejap semua kekayaannya habis setelah dengan terang-terangan memaki sang ibu di depan adik-adiknya. Subhanallah…

Padahal sang ibu tidak marah. Ibunda yang terlalu banyak menderita akibat punya anak banyak ini hanya diam dan si Bred tanpa sadar berteriak di depannya. “Seharusnya saat ibu berangkat haji, pamit sama saya. Tetapi, mana?,” hardiknya yang kian membuat sang ibu sedih.

Setelah itu, derita dan permasalahan semakin banyak menumpuk, menimpanya. Bahkan sebelum kemudian dia keluar dari PLN, stempel gila telah diperolehnya. Dan pesangon yang menurut saya cukup besar itu menguap entah kemana. Tak seorang pun bisa menjelaskan kepergiannya. Dan sampai tulisan ini saya buat, dimana tiga hari sebelumnya saya bertemu dengannya, dia hanya terus dan terus mengeluh tanpa sadar bahwa kedurhakaannya kepada sang ibu telah menyeretnya pada penderitaan yang tak terperikan.

Saya sudah menganjurkan untuk datang kepada beliau dan memohon maaf secara tulus. Tidak perlu meminum air rendaman kaki ibu, tetapi memohon ampun dengan ikhlas adalah hal terbaik yang bisa dilakukannya. Selanjutnya memperlakukan sang ibu yang tinggal hidup sendirian itu dengan baik dan penuh hormat penuh cinta kasih.

Semoga sekarang dan pada waktu yang akan datang Bred sadar dan bakti pada sang ibu. Dan rasa syukur yang sudah mulai tumbuh itu semoga kian terpupuk dan tumbuh subur dalam dirinya. Alhasil, pasti dia akan bisa hidup bahagia dan berkelimpahan berkah. Amin.

****

Bebrsih Diri, Langkah Pertama menjadi 24 Karat (dari buku M-24-K karya Moeslih Rosyid)

Bebersih Diri




Saya masih berkeyakinan bahwa jika kita punya cita-cita atau keinginan dan masih terus membuat dosa, menyakiti orang lain dan membuat kedzaliman, maka keinginan dan cita-cita itu tak akan pernah bisa terwujud. Andaipun ternyata bisa menjadi kenyataan, itu hanyalah realisasi semu yang pada saatnya bisa hilang tanpa bekas. Bahkan mungkin bisa berubah menjadi petaka yang tak bertepi jika tetap kurang syukur. Kalau Pembaca tidak sepakat dengan formula ini, mohon jangan mencoba, karena apa yang saya katakan tadi akan menjadi kenyataan.

Pembaca pernah tidak, merasakan bahwa antara puncak kesuksesan dan puncak kegagalan itu hanya beda tipis? Sebagai contoh diri saya sendiri. Ketika saya menangani sebuah acara atau memegang proyek dan berhasil, maka puncaknya hanya senang dan bangga saja yang lalu disebut puas atau apalah namanya. Sebaliknya, ketika hal yang sama dilakukan dan gagal, maka kesedihan itu seolah jika diteruskan, ditarik dan diikuti, dia akan sampai pada kepuasan juga. Puas dalam merenung dan mendapatkan posisi diri dalam suatu kondisi negatif.

Memang hidup di dunia ini seperti tempat yang kita tinggali, bumi. Dia bulat seperti bola, dan siapapun yang berusaha meraih semuanya, pasti dia akan kembali kepada asal. Bila tidak percaya silakan Pembaca mencari arah Barat. Teruslah mengejar arah Barat itu dari satu titik, maka pada ujungnya Anda akan sampai pada tempat dimana Anda berada pada awalnya. Hanya muter-muter saja.

Yang ingin saya katakan disini adalah bahwa kehidupan di dunia ini memang benar-benar hanya permainan dan senda gurau. Hidup dan mati ini diciptakan Allah hanya sebagai ujian. Kalau begitu, enjoy aja. Nikmati saja apa yang sedang berada di depan kita. Agatha Christie bilang, “Ada saat saya merasa sangat tertekan, sengsara dan putus asa. Tetapi di saat-saat seperti itu saya masih menyadari bahwa hidup adalah suatu hal yang luar biasa.”

Hugh Down juga mengatakan, “Orang yang berbahagia bukanlah orang yang tinggal di dalam keadaan tertentu. Tetapi orang yang berbahagia adalah orang yang memilih tinggal dengan sikap tertentu.”

Daaaaaan, kalau kita menginginkan sesuatu sudah barang tentu kita sedang masuk dalam suatu permainan baru. Untuk sukses mendapatkan apa yang akan kita tuju dan capai, membersihkan diri adalah hal mutlak yang harus kita lakukan. Itu kalau kita ingin mendapatkan sukses sejati. Bukan sukses samar yang tak jauh beda dengan kegagalan tadi. Sukses yang benar-benar membawa diri kita pada rasa bahagia yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Pembaca, sekali lagi saya berani mengatakan bahwa hanya dengan poin ini saja kita sudah bisa menjadi 24 karat. Yaitu suatu kondisi bahwa apapun yang kita inginkan dan cita-citakan akan tercapai. Dan sayangnya biasanya orang dalam kondisi ini justru tidak terlalu banyak keinginan dan cita-citanya. Mereka ini sudah mampu melaksanakan istinjak awal yang empat itu. Yaitu (1) Cuci mulut dari kata kotor, ghibah (suka ngrasani orang) dan teman-temannya. (2) Cuci perut dari makanan haram dan subhat (meragukan tingkat kehalalannya). (3) Cuci hati dari niat jahat dan dosa. (4) Cuci seluruh tubuh dari gejala dosa. Berani? Dan Anda bukan saja bisa mencapai apa yang Anda inginkan jika sudah bisa melakukan istinjak awal ini, akan lebih hebat dari itu. Bahkan kata seorang ulama sufi Anda bisa mencapai derajat waliyullah. Wallahu a’lam

Lalu berada dimanakah posisi kita sekarang? Andalah yang paling tahu dan seharusnya selalu mengetahui posisi Anda. Jangan sampai kita tidak tahu apa-apa lalu jatuh tersungkur dan semuanya menjadi gatot, gagal total. Naudzubillah

Bagaimana cara kita membersihkan diri? Inilah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mandi demi membersihkan diri dari daki-daki salah dan dosa yang menghalangi kita mendapatkan apa yang kita inginkan dan cita-citakan.

*****

Senin, 23 April 2012

Bebersih Diri (Langkah Pertama Menjadi 24 Karat) dari buku Menjadi 24 Karat karya Moeslih Rosyid




Saya masih berkeyakinan bahwa jika kita punya cita-cita atau keinginan dan masih terus membuat dosa, menyakiti orang lain dan membuat kedzaliman, maka keinginan dan cita-cita itu tak akan pernah bisa terwujud. Andaipun ternyata bisa menjadi kenyataan, itu hanyalah realisasi semu yang pada saatnya bisa hilang tanpa bekas. Bahkan mungkin bisa berubah menjadi petaka yang tak bertepi jika tetap kurang syukur. Kalau Pembaca tidak sepakat dengan formula ini, mohon jangan mencoba, karena apa yang saya katakan tadi akan menjadi kenyataan.

Pembaca pernah tidak, merasakan bahwa antara puncak kesuksesan dan puncak kegagalan itu hanya beda tipis? Sebagai contoh diri saya sendiri. Ketika saya menangani sebuah acara atau memegang proyek dan berhasil, maka puncaknya hanya senang dan bangga saja yang lalu disebut puas atau apalah namanya. Sebaliknya, ketika hal yang sama dilakukan dan gagal, maka kesedihan itu seolah jika diteruskan, ditarik dan diikuti, dia akan sampai pada kepuasan juga. Puas dalam merenung dan mendapatkan posisi diri dalam suatu kondisi negatif.

Memang hidup di dunia ini seperti tempat yang kita tinggali, bumi. Dia bulat seperti bola, dan siapapun yang berusaha meraih semuanya, pasti dia akan kembali kepada asal. Bila tidak percaya silakan Pembaca mencari arah Barat. Teruslah mengejar arah Barat itu dari satu titik, maka pada ujungnya Anda akan sampai pada tempat dimana Anda berada pada awalnya. Hanya muter-muter saja.

Yang ingin saya katakan disini adalah bahwa kehidupan di dunia ini memang benar-benar hanya permainan dan senda gurau. Hidup dan mati ini diciptakan Allah hanya sebagai ujian. Kalau begitu, enjoy aja. Nikmati saja apa yang sedang berada di depan kita. Agatha Christie bilang, “Ada saat saya merasa sangat tertekan, sengsara dan putus asa. Tetapi di saat-saat seperti itu saya masih menyadari bahwa hidup adalah suatu hal yang luar biasa.”

Hugh Down juga mengatakan, “Orang yang berbahagia bukanlah orang yang tinggal di dalam keadaan tertentu. Tetapi orang yang berbahagia adalah orang yang memilih tinggal dengan sikap tertentu.”

Daaaaaan, kalau kita menginginkan sesuatu sudah barang tentu kita sedang masuk dalam suatu permainan baru. Untuk sukses mendapatkan apa yang akan kita tuju dan capai, membersihkan diri adalah hal mutlak yang harus kita lakukan. Itu kalau kita ingin mendapatkan sukses sejati. Bukan sukses samar yang tak jauh beda dengan kegagalan tadi. Sukses yang benar-benar membawa diri kita pada rasa bahagia yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Pembaca, sekali lagi saya berani mengatakan bahwa hanya dengan poin ini saja kita sudah bisa menjadi 24 karat. Yaitu suatu kondisi bahwa apapun yang kita inginkan dan cita-citakan akan tercapai. Dan sayangnya biasanya orang dalam kondisi ini justru tidak terlalu banyak keinginan dan cita-citanya. Mereka ini sudah mampu melaksanakan istinjak awal yang empat itu. Yaitu (1) Cuci mulut dari kata kotor, ghibah (suka ngrasani orang) dan teman-temannya. (2) Cuci perut dari makanan haram dan subhat (meragukan tingkat kehalalannya). (3) Cuci hati dari niat jahat dan dosa. (4) Cuci seluruh tubuh dari gejala dosa. Berani? Dan Anda bukan saja bisa mencapai apa yang Anda inginkan jika sudah bisa melakukan istinjak awal ini, akan lebih hebat dari itu. Bahkan kata seorang ulama sufi Anda bisa mencapai derajat waliyullah. Wallahu a’lam

Lalu berada dimanakah posisi kita sekarang? Andalah yang paling tahu dan seharusnya selalu mengetahui posisi Anda. Jangan sampai kita tidak tahu apa-apa lalu jatuh tersungkur dan semuanya menjadi gatot, gagal total. Naudzubillah

Bagaimana cara kita membersihkan diri? Inilah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mandi demi membersihkan diri dari daki-daki salah dan dosa yang menghalangi kita mendapatkan apa yang kita inginkan dan cita-citakan.

Minggu, 01 April 2012

Sufi Miskin Ditegor oleh Sufi Kaya (dari buku DIlarang Miskin/DM karya Moeslih Rosyid)

e. Sufi miskin ditegor oleh sufi kaya
            Seorang murshid yang pekerjaannya memancing ikan di sungai menyuruh santrinya untuk berguru kepada seorang sufi ternama. Santri itu menyanggupinya. Dicarilah sufi yang dimaksudkan oleh sang murshid dengan penuh perjuangan yang berat.
            Setelah akhirnya sang santri bertemu, ia merasa takjub dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ditanyakanlah kepada para tetangga apakah benar bahwa pemilik rumah mewah itu seorang sufi. Ternyata mereka membenarkannya. Bahkan lebih kaget lagi sang santri saat menyaksikan betapa sang sufi memakai pakaian mewan dan kendaraan yang sangat bagus.
            Di tengah gejolak pikirannya yang menyangsikan sang sufi. Santri itu langsung mendapat tegoran dari sufi. “saya sudah tahu maksud kedatanganmu. Tolong sampaikan salamku kepada gurumu. Aku berpesan kepadanya agar tidak selalu sibuk dengan urusan dunia.”  sang santri kaget bercampur emosi mendengar gurunya dihina seperti itu. Terlebih gurunya yang sangat alim dan zuhud dinasehati oleh orang kaya seperti itu. “Bukankah yang sibuk mengurus dunia adalah dirinya?,” teriak batinnya.
            Mengalami selftalk (perdebatan dengan dirinya sendiri) yang demikian gencar, akhirnya sang santri memutuskan untuk pulang. Dibatalkan niatnya untuk belajar kepada sufi itu. Nalarnya tidak menerima seorang yang kaya raya mengkritik sufi yang benar-benar menjalani hidupnya dengan sangat sederhana.
            Tiba di pesantren dimana dulu ia belajar, sang santri melaporkan semua kejadian itu kepada gurunya. Mendengar kisah itu, sang guru menangis dan membenarkan nasehat sufi itu. Untuk lebih membuat sang santri paham, sang murshid menjelaskan bahwa kekayaan yang dimiliki sufi kaya raya itu hanya diperuntukkan demi agama Allah. Sufi kaya itu pun tak pernah berfikir bagaimana mendapatkan harta. Sementara dirinya, setiap hari masih ingin mencari ikan untuk hidupnya, katanya.