Sabtu, 24 Desember 2011

Tidak perlu membenci (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Seperti yang terjadi dengan kisah seorang alim yang ingin menebang pohon yang disembah orang. Pada saat ia ingin menebang pohon karena Allah, maka dengan sangat mudah bisa mengalahkan Iblis. Tetapi ketika ia sudah menikmati munculnya dua dinar uang di bawah bantal saat bangun tidur, hilanglah kesaktiannya. Bahkan karena niatnya sudah bukan karena Allah, saat dia kecewa uang tak muncul pada hari ketiga dan ingin menebang pohon, Iblis dengan mudah bisa menjatuhkannya. Dengan ikhlas seseorang bisa menang, dengan tendensius seseorang akan mudah dikalahkan Iblis dan tentaranya.

            Saya mengajak pembaca untuk tidak membenci Iblis karena dia tidak membenci kita. Semua obrolan dalam dialognya dengan Rasulullah di bagian awal buku ini adalah bukti transparansinya dalam mengabdi kepada Allah. Mengapa ia mau membeberkan semua rahasianya kalau ia dendam atau benci kepada kita? Mengapa Iblis selalu meminta ijin kepada Allah kalau memang ia pembenci dan pendendam.

            Mari kita berlayar ke sebuah analogi. Pembaca suka bermain catur dengan seseorang? Siapa pun dia. Indahnya, bermain catur dengannya itu yang kalah bergantian. Jadi imbang gitu lho. Nah, ketika Anda sedang kalah, apakah Anda membenci lawan Anda itu? Saya harap jangan. Karena Anda bisa belajar lagi dan membuat strategi baru untuk menang. Siapa tahu berkat dia, ketika kita bermain dengan orang lain, akan mudah mengalahkannya. Jadi tak perlu membenci sparing partner. Kalau kita membencinya karena kekalahan yang kita derita, niscaya kita akan tetap bodoh dan semakin bodoh. Percayalah, hal ini sama dengan pertandingan badminton. Kalau kita hanya terus melawan orang-orang yang bodoh, mungkin kita akan lambat bisa menguasai olah raga itu. Bandingkan dengan kalau kita berani melawan yang sudah pakar, insya Allah cepat pandai. Memang awalnya berat, dan sangat mungkin lawan kita malas berhadapan dengan orang bodoh seperti kita. Tetapi, kalau kita istiqamah, insya Allah akan memperoleh kesuksesan.

            Banyak pelajaran yang bisa kita petik dengan memiliki ilmu. Ilmu apa saja. Dan untuk mendapatkan pengetahuan tentang hal ini pun tidak mudah bagi seseorang. Ancaman syirik akan terus mengintai. Polemik yang mungkin mengarahkannya untuk dibenci orang pun akan datang menghampirinya. Tetapi dengan iman, niat baik dan cinta tulus kepada Allah insya Allah kita bisa. Caranya dengan berlaku ikhlas.

            Ikhlas menurut Erbe Sentanu memiliki 5 komponen. Yaitu (1) Syukur (2) Sabar (3) Fokus kepada yang diinginkan yang baik-baik (4) yakin dengan kebesaran Allah dan (5) Berdamai dengan semua pihak. Insya Allah tidak ada penderitaan yang akan menimpa orang-orang yang berhasil ikhlas. 

0 komentar: