Seperti yang terjadi dengan
kisah seorang alim yang ingin menebang pohon yang disembah orang. Pada saat ia
ingin menebang pohon karena Allah, maka dengan sangat mudah bisa mengalahkan
Iblis. Tetapi ketika ia sudah menikmati munculnya dua dinar uang di bawah
bantal saat bangun tidur, hilanglah kesaktiannya. Bahkan karena niatnya sudah
bukan karena Allah, saat dia kecewa uang tak muncul pada hari ketiga dan ingin
menebang pohon, Iblis dengan mudah bisa menjatuhkannya. Dengan ikhlas seseorang
bisa menang, dengan tendensius seseorang akan mudah dikalahkan Iblis dan
tentaranya.
Saya
mengajak pembaca untuk tidak membenci Iblis karena dia tidak membenci kita.
Semua obrolan dalam dialognya dengan Rasulullah di bagian awal buku ini adalah
bukti transparansinya dalam mengabdi kepada Allah. Mengapa ia mau membeberkan
semua rahasianya kalau ia dendam atau benci kepada kita? Mengapa Iblis selalu
meminta ijin kepada Allah kalau memang ia pembenci dan pendendam.
Mari
kita berlayar ke sebuah analogi. Pembaca suka bermain catur dengan seseorang?
Siapa pun dia. Indahnya, bermain catur dengannya itu yang kalah bergantian.
Jadi imbang gitu lho. Nah, ketika Anda sedang kalah, apakah Anda membenci lawan
Anda itu? Saya harap jangan. Karena Anda bisa belajar lagi dan membuat strategi
baru untuk menang. Siapa tahu berkat dia, ketika kita bermain dengan orang
lain, akan mudah mengalahkannya. Jadi tak perlu membenci sparing partner. Kalau
kita membencinya karena kekalahan yang kita derita, niscaya kita akan tetap
bodoh dan semakin bodoh. Percayalah, hal ini sama dengan pertandingan
badminton. Kalau kita hanya terus melawan orang-orang yang bodoh, mungkin kita
akan lambat bisa menguasai olah raga itu. Bandingkan dengan kalau kita berani
melawan yang sudah pakar, insya Allah cepat pandai. Memang awalnya berat, dan
sangat mungkin lawan kita malas berhadapan dengan orang bodoh seperti kita.
Tetapi, kalau kita istiqamah, insya Allah akan memperoleh kesuksesan.
Banyak
pelajaran yang bisa kita petik dengan memiliki ilmu. Ilmu apa saja. Dan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang hal ini pun tidak mudah bagi seseorang. Ancaman
syirik akan terus mengintai. Polemik yang mungkin mengarahkannya untuk dibenci
orang pun akan datang menghampirinya. Tetapi dengan iman, niat baik dan cinta
tulus kepada Allah insya Allah kita bisa. Caranya dengan berlaku ikhlas.
Ikhlas
menurut Erbe Sentanu memiliki 5 komponen. Yaitu (1) Syukur (2) Sabar (3) Fokus
kepada yang diinginkan yang baik-baik (4) yakin dengan kebesaran Allah dan (5)
Berdamai dengan semua pihak. Insya Allah tidak ada penderitaan yang akan
menimpa orang-orang yang berhasil ikhlas.
0 komentar:
Posting Komentar