Sabtu, 24 Desember 2011

Setelah Yakin, Berdamailah Dengan Semua Pihak (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Dari formulasi ikhlas yang saya dapat dari Mas Erbe Sentanu itu lalu saya ramu lagi dan saya bagikan kepada teman-teman saya. Ini sangat efektif dan benar-benar menjadi obat yang sangat mujarab. Sebagian besar pasien yang saya obati sembuh hanya dengan menghafal dan menghayati kelima komponen itu.

            Menurut saya komponen ikhlas itu merupakan fase yang harus dilalui secara berurutan. Orang akan sulit untuk bisa berdamai dengan semua kondisi bila tidak memiliki keyakinan yang besar kepada Tuhannya. Orang tidak akan yakin bila tidak bisa fokus pada hal-hal yang diharapkan. Orang tidak bisa fokus pada yang diharapkan bila belum bisa sabar. Sementara orang tidak akan pernah bisa sabar dan melakukan tiga komponen yang lain, bila dalam dirinya tidak ada sifat syukur sebagai pondasi.

            Dalam tulisan saya yang berjudul ‘mari kita mulai dengan hamdalah’ saya mengajak pembaca senantiasa bersyukur kepada dzat yang telah memberikan apa yang kita butuhkan. Bahkan yang tidak kita minta saja diberikan-Nya kepada kita. Investasi Allah pun sudah sedemikian besar untuk menciptakan kita. Berapa harga hidung, mata, kepala dan seluruh anggota tubuh kita. Niscaya kita tak pernah mampu menghitungnya. “Wa in ta’udu ni’matallahi la tukhshuha,” Dan jika engkau ingin menghitung nikmat Allah, niscaya tidak akan mampu. Sedangkan puncak dari syukur adalah bekerja keras demi ridha Pemberi nikmat, komponen pertama

            Dengan telah mampu berterima kasih kepada pencipta alam yang memiliki kekuasaan tak terbatas, insya Allah kalau kita mau pasti bisa bersabar. Sabar ini dalam tiga hal, yaitu (1) dalam taat kepada Allah yang diiringi dengan shalat (2) dalam meninggalkan larangan Allah (3) dalam menerima musibah. Setelah itu kita jadikan two in one, sabar dan shalat sebagai penolong. “wasta’inu bi shabri washalah,” jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sehingga kita senantiasa bisa mengingat Allah dalam segala kondisi, karena memiliki sifat sabar. Dan orang sabar insya Allah tidak akan terkena jerat Iblis yang bernama ‘putus asa’, komponen kedua.

            Dengan kemampuan untuk sabar yang orang itu pasti mendapatkan kemenangan, dalam hitungan matematis lalu ia akan bisa fokus  pada hal-hal yang diinginkan dan diharapkan. Pikiran adalah undangan. Berfikir adalah mengundang,. Kalau kita berpikir sesuatu yang indah-indah, insya Allah hal itu akan datang kepada kita, cepat atau lambat. Namun bila kita berpikir tentang penderitaan dan kesengsaraan, takut akan miskin dan sejenisnya tanpa action yang jelas, niscaya akan benar-benar terjadi. So, marilah kita mengundang dan fokuskan sumberdaya kita pada hal-hal baik yang kita inginkan dan harapkan, komponen ketiga.

            Dengan telah bisa selalu bersyukur terhadap apapun yang dialaminya, bersabar, dan fokus pada hal-hal yang diinginkan, insya Allah seseorang akan mendapatkan keyakinan atas kebesaran Allah. Semuanya melalui proses yang cukup panjang untuk sampai disana secara murni. Orang yang sudah yakin ini tidak akan pernah menderita dan mengeluh kepada makhluk. Ia hanya akan mengeksploitasi keluhannya kepada Tuhannya. Dan itu dilakukannya dalam forum-forum ibadah sunah yang rajin dilakukannya. Dia termasuk orang yang yakin atas jaminan Allah Swt. “Waman yattaqillaha yaj’al lahu makhraja, wayarzuqhum min haitsu la yahtasib,” Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya, serta memberikan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Jadi keyakinan ini sangat penting untuk kesuksesan dalam hidup di dunia dan akhirat, komponen keempat.

            Dengan keyakinan yang tinggi terhadap Allah, disertai rasa cinta dan mengharap cinta-Nya, maka kita akan bisa tenang dalam menjalani hidup ini. Bangun tidur setelah berhamdalah, kita baca doa “Allahumaj’al awala yaumina hadza shalaha, wa ausathahu falaha, wa akhirahu najaha,” Ya Allah jadikanlah awal hariku kebaikan, pertengahannya keberuntungan, dan akhir dari hariku ini kemenangan. Lalu disusul dengan doa “Allahuma la taj’alna ma’al qaumidh dhalimin, la taj’alna ma’al qaumil muanfiqin,” Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kami ke dalam golongan orang yang sesat. Dan janganlah Engkau jadikan aku ke dalam golongan orang munafik. Lalu berangkat untuk mengawali  aktivitas hari itu dengan menebar senyum kepada semua makhluk, karena ia telah mampu berdamai dengan semua pihak, komponan kelima

            Berdamai dengan semua pihak ini bisa berupa kondisi, kejadian yang tidak diinginkan dan mungkin juga orang. Apapun yang dihadapinya, maka kedamaian akan menyelimutinya. Sehingga orang pun akan membalas lebih dari apa yang diekspresikannya. Selanjutnya rejeki, kemudahan, kebugaran dan cinta kasih manusia dan seluruh isi jagad akan mengiringi indahnya hari-hari bersamanya. Semoga kita termasuk ke dalam orang yang demikian itu. Amin.

0 komentar: