Dari formulasi ikhlas yang saya
dapat dari Mas Erbe Sentanu itu lalu saya ramu lagi dan saya bagikan kepada
teman-teman saya. Ini sangat efektif dan benar-benar menjadi obat yang sangat
mujarab. Sebagian besar pasien yang saya obati sembuh hanya dengan menghafal
dan menghayati kelima komponen itu.
Menurut
saya komponen ikhlas itu merupakan fase yang harus dilalui secara berurutan.
Orang akan sulit untuk bisa berdamai dengan semua kondisi bila tidak memiliki
keyakinan yang besar kepada Tuhannya. Orang tidak akan yakin bila tidak bisa
fokus pada hal-hal yang diharapkan. Orang tidak bisa fokus pada yang diharapkan
bila belum bisa sabar. Sementara orang tidak akan pernah bisa sabar dan
melakukan tiga komponen yang lain, bila dalam dirinya tidak ada sifat syukur
sebagai pondasi.
Dalam
tulisan saya yang berjudul ‘mari kita mulai dengan hamdalah’ saya mengajak
pembaca senantiasa bersyukur kepada dzat yang telah memberikan apa yang kita
butuhkan. Bahkan yang tidak kita minta saja diberikan-Nya kepada kita.
Investasi Allah pun sudah sedemikian besar untuk menciptakan kita. Berapa harga
hidung, mata, kepala dan seluruh anggota tubuh kita. Niscaya kita tak pernah
mampu menghitungnya. “Wa in ta’udu ni’matallahi la tukhshuha,” Dan jika
engkau ingin menghitung nikmat Allah, niscaya tidak akan mampu. Sedangkan
puncak dari syukur adalah bekerja keras demi ridha Pemberi nikmat, komponen
pertama
Dengan
telah mampu berterima kasih kepada pencipta alam yang memiliki kekuasaan tak
terbatas, insya Allah kalau kita mau pasti bisa bersabar. Sabar ini dalam tiga
hal, yaitu (1) dalam taat kepada Allah yang diiringi dengan shalat (2) dalam
meninggalkan larangan Allah (3) dalam menerima musibah. Setelah itu kita
jadikan two in one, sabar dan shalat sebagai penolong. “wasta’inu bi
shabri washalah,” jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sehingga
kita senantiasa bisa mengingat Allah dalam segala kondisi, karena memiliki
sifat sabar. Dan orang sabar insya Allah tidak akan terkena jerat Iblis yang
bernama ‘putus asa’, komponen kedua.
Dengan kemampuan
untuk sabar yang orang itu pasti mendapatkan kemenangan, dalam hitungan
matematis lalu ia akan bisa fokus pada
hal-hal yang diinginkan dan diharapkan. Pikiran adalah undangan. Berfikir
adalah mengundang,. Kalau kita berpikir sesuatu yang indah-indah, insya Allah
hal itu akan datang kepada kita, cepat atau lambat. Namun bila kita berpikir
tentang penderitaan dan kesengsaraan, takut akan miskin dan sejenisnya tanpa
action yang jelas, niscaya akan benar-benar terjadi. So, marilah kita
mengundang dan fokuskan sumberdaya kita pada hal-hal baik yang kita inginkan
dan harapkan, komponen ketiga.
Dengan telah
bisa selalu bersyukur terhadap apapun yang dialaminya, bersabar, dan fokus pada
hal-hal yang diinginkan, insya Allah seseorang akan mendapatkan keyakinan atas
kebesaran Allah. Semuanya melalui proses yang cukup panjang untuk sampai disana
secara murni. Orang yang sudah yakin ini tidak akan pernah menderita dan
mengeluh kepada makhluk. Ia hanya akan mengeksploitasi keluhannya kepada
Tuhannya. Dan itu dilakukannya dalam forum-forum ibadah sunah yang rajin
dilakukannya. Dia termasuk orang yang yakin atas jaminan Allah Swt. “Waman
yattaqillaha yaj’al lahu makhraja, wayarzuqhum min haitsu la yahtasib,”
Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar
terhadap masalah yang dihadapinya, serta memberikan rejeki dari arah yang tidak
disangka-sangka. Jadi keyakinan ini sangat penting untuk kesuksesan dalam hidup
di dunia dan akhirat, komponen keempat.
Dengan keyakinan
yang tinggi terhadap Allah, disertai rasa cinta dan mengharap cinta-Nya, maka
kita akan bisa tenang dalam menjalani hidup ini. Bangun tidur setelah
berhamdalah, kita baca doa “Allahumaj’al awala yaumina hadza shalaha, wa
ausathahu falaha, wa akhirahu najaha,” Ya Allah jadikanlah awal hariku
kebaikan, pertengahannya keberuntungan, dan akhir dari hariku ini kemenangan.
Lalu disusul dengan doa “Allahuma la taj’alna ma’al qaumidh dhalimin, la
taj’alna ma’al qaumil muanfiqin,” Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kami
ke dalam golongan orang yang sesat. Dan janganlah Engkau jadikan aku ke dalam
golongan orang munafik. Lalu berangkat untuk mengawali aktivitas hari itu dengan menebar senyum
kepada semua makhluk, karena ia telah mampu berdamai dengan semua pihak, komponan
kelima
Berdamai
dengan semua pihak ini bisa berupa kondisi, kejadian yang tidak diinginkan dan
mungkin juga orang. Apapun yang dihadapinya, maka kedamaian akan
menyelimutinya. Sehingga orang pun akan membalas lebih dari apa yang diekspresikannya.
Selanjutnya rejeki, kemudahan, kebugaran dan cinta kasih manusia dan seluruh
isi jagad akan mengiringi indahnya hari-hari bersamanya. Semoga kita termasuk
ke dalam orang yang demikian itu. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar