Minggu, 25 Desember 2011

Manusia makhluk ghaib (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Pada sesi ini saya akan memohon bantuan pembaca untuk memegang suatu benda. Benda tersebut bisa berupa apa saja yang kelihatan, bisa dilihat dan terlihat.  Handphone misalnya, coba anda perhatikan  dan pandangilah benda tersebut pada malam hari di bawah terang cahaya. Tentu mata kita bisa melihat dengan jelas bahwa itu handphone. Mengapa kita bisa melihat handphone itu?, karena kornea mata kita menangkap cahaya yang dipantulkan olehnya.

            Sekarang coba Anda matikan lampu sehingga benar-benar gelap di tempat anda sekarang. Dan handpohne itu juga jangan Anda dinyalakan, percobaan kita akan sia-sia bila ini Anda lakukan. Dalam kegelapan tersebut tentu mata Anda tidak bisa melihat handphone itu. Hal ini terjadi karena kornea mata kita tidak menerima pantulan cahaya dari benda bernama handphone tadi. Sampai disini tentu kita berpendapat bahwa yang bisa melihat adalah mata kita. Masalah kelihatan dan tidak hanya karena masalah pencahayaan.

Izinkanlah saya untuk bercerita Saudara. Saya punya anak laki-laki yang bernama Muhamamd Syifaul Ikrom Al Masyriqi, yang kalau tidur matanya terbuka. Tetapi ketika saya tanya meski matanya benar-benar terbuka, dia tidak tahu apa-apa. Bahkan barang berupa apapun yang saya sajikan kepadanya tak satupun berpengaruh kepadanya. Tentu saya hanya menunjukkan barang-barang itu, dan bukan membangunkannya kemudian memberikan kepadanya atau menanyakannya. Bahkan ketika hal kedua itu saya lakukan, dia juga tidak serta merta tahu apa yang dilihatnya.

Jadi siapa sebenarnya yang bisa melihat itu?. Nah, sampai disini pasti pembaca mulai paham bahwa yang bisa melihat adalah kita kalau saya adalah Muslih, dan bukan mata. Pertanyaan  selanjutnya, siapakah sebenarnya Muslih itu?, yang manakah yang disebut dengan Muslih? Coba Anda tanyakan pada diri Anda sendiri, mana yang Anda dari bagian tubuh Anda, bingung kan?. Sampai disini saya sangat  berharap kepada pembaca untuk memahami dan meyakini bahwa kita sebagai manusia memang adalah makhluk ghaib.
Sebagai contoh dan bukti yang nyata adalah saya. Sekarang saya yang ganteng ini adalah Muslih. Tetapi ketika saya mati jasad saya sudah bukan Muslih lagi, tetapi  orang akan mengatakan mayatnya Muslih. Jadi kemanakah si Muslih? Silakan dicari jawabannya.

            Kita telah percaya bahwa kita adalah makhluk ghaib dan bukan siapa-siapa yang pantas untuk sombong. Banyak makhluk ghaib yang harus kita percayai keberadaanya. Iblis dan krunya adalah salah satunya. Dengan mengetahui mereka dan jatidiri kita sendiri, insya Allah kita akan mampu memenangkan pertempuran ini, insya Allah.

0 komentar: