Pada sesi ini saya akan memohon
bantuan pembaca untuk memegang suatu benda. Benda tersebut bisa berupa apa saja
yang kelihatan, bisa dilihat dan terlihat.
Handphone misalnya, coba anda perhatikan
dan pandangilah benda tersebut pada malam hari di bawah terang cahaya.
Tentu mata kita bisa melihat dengan jelas bahwa itu handphone. Mengapa kita
bisa melihat handphone itu?, karena kornea mata kita menangkap cahaya yang
dipantulkan olehnya.
Sekarang
coba Anda matikan lampu sehingga benar-benar gelap di tempat anda sekarang. Dan
handpohne itu juga jangan Anda dinyalakan, percobaan kita akan sia-sia bila ini
Anda lakukan. Dalam kegelapan tersebut tentu mata Anda tidak bisa melihat
handphone itu. Hal ini terjadi karena kornea mata kita tidak menerima pantulan
cahaya dari benda bernama handphone tadi. Sampai disini tentu kita berpendapat
bahwa yang bisa melihat adalah mata kita. Masalah kelihatan dan tidak hanya
karena masalah pencahayaan.
Izinkanlah saya untuk bercerita Saudara. Saya punya
anak laki-laki yang bernama Muhamamd Syifaul Ikrom Al Masyriqi, yang kalau
tidur matanya terbuka. Tetapi ketika saya tanya meski matanya benar-benar
terbuka, dia tidak tahu apa-apa. Bahkan barang berupa apapun yang saya sajikan
kepadanya tak satupun berpengaruh kepadanya. Tentu saya hanya menunjukkan barang-barang
itu, dan bukan membangunkannya kemudian memberikan kepadanya atau
menanyakannya. Bahkan ketika hal kedua itu saya lakukan, dia juga tidak serta
merta tahu apa yang dilihatnya.
Jadi siapa sebenarnya yang bisa melihat itu?. Nah,
sampai disini pasti pembaca mulai paham bahwa yang bisa melihat adalah kita
kalau saya adalah Muslih, dan bukan mata. Pertanyaan selanjutnya, siapakah sebenarnya Muslih itu?,
yang manakah yang disebut dengan Muslih? Coba Anda tanyakan pada diri Anda
sendiri, mana yang Anda dari bagian tubuh Anda, bingung kan?. Sampai
disini saya sangat berharap kepada
pembaca untuk memahami dan meyakini bahwa kita sebagai manusia memang adalah
makhluk ghaib.
Sebagai contoh dan bukti yang nyata adalah saya.
Sekarang saya yang ganteng ini adalah Muslih. Tetapi ketika saya mati jasad
saya sudah bukan Muslih lagi, tetapi
orang akan mengatakan mayatnya Muslih. Jadi kemanakah si Muslih? Silakan
dicari jawabannya.
Kita
telah percaya bahwa kita adalah makhluk ghaib dan bukan siapa-siapa yang pantas
untuk sombong. Banyak makhluk ghaib yang harus kita percayai keberadaanya.
Iblis dan krunya adalah salah satunya. Dengan mengetahui mereka dan jatidiri
kita sendiri, insya Allah kita akan mampu memenangkan pertempuran ini, insya
Allah.
0 komentar:
Posting Komentar