Sabtu, 24 Desember 2011

-sudah-Tawadhuk itu enak lho.. (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Yang  paling membahagiakan dari pelajaran pertama kami di Fakultas Alam Terbuka bimbingan Ustadz Ikram adalah satu komitmen kami. Yaitu “Merendahkan diri, meningkatkan kualitas.” Dari Perguruan Tinggi Spiritual itulah betapa kami mulai merasakan nikmatnya menjadi orang tawadhuk. Standar yang dulunya setinggi langit, lalu kami relakan untuk digembosi sesuai dengan kehendak sang murshid.

Mungkin pembaca sering merasakan bahwa menjadi orang yang merendah itu enak. Tentu saja ini terkadang tidak disadari orang. Makanya dengan membaca buku ini saya ingin mengajak semua orang untuk bisa menikmati betapa uenaknya orang yang bertawadhuk.

            Syarat untuk bisa tawadhuk memang harus menetapkan standar yang tidak terlalu tinggi tadi. Karena kalau ini yang dilakukan, pasti akan melanggar prinsip tawadhuk. Orang tawadhuk atau orang yang merendahkan diri, kalau jatuh tidak sakit. Iya kan? karena jatuhnya gak tinggi. Orang tawadhuk juga akan mampu untuk menikmati keadaan. Apapun yang dialaminya, akan bisa dinikmatinya sedemikian rupa. Sehingga tak jarang si tawadhuk ini justru dibenci orang. Banyak orang yang iri kepadanya. Bayangkan saja, setiap hari isi hidupnya hanya kebahagiaan. Sementara orang lain pada sibuk berobat kemana-mana akibat stres yang dideritanya. Dalam level yang ingin saya sasar, tawadhuk disini terkait erat dengan ikhlas sebagaimana yang telah kita bahas di depan.

0 komentar: