Menjelang
berakhirnya pelayaran dan larungan
akbar yang dilaksanakan oleh nabi
Nuh, dengan telah lerainya hujan dan surutnya air, berfikirlah Nabi
untuk memantau situasi. Saat itu bebek adalah seekor unggas yang
paling hebat terbangnya. Setelah meneliti ke berbagai binatang yang
bisa terbang, maka dipilihlah bebek untuk melaksanakan tugas
pemantauan.
Atas
izin Nabi Nuh, melalui jendela yang telah terbuka, terbanglah bebek
untuk memantau situasi dan kondisi, sekaligus posisi kapal berada.
Dengan kecepatan yang luar biasa, mungkin diatas 100 KM / jam bebek
nggeblas meninggalkan kapal yang
sedang larung.
Tetapi
apa lacur, semenit, dua menit, satu jam dua jam, bebek tidak segera
menampakkan batang hidungnya yang emang tenggelam. Nabi Nuh resah,
karena tugas besar tersebut sangat penting untuk aktivitas dan
program kerja berikutnya. Ini pelajaran bagi kita betapa sebelum kita
sampai ke tempat tujuan atau lokasi dimana kita akan menetap disana,
mempelajari dan menguasai medan adalah tindakan yang mutlak harus
dilakukan. Minimal tahu sedikitlah biar tidak terlalu kaget. Misalnya
seperti saya dari Sidoarjo yang belum tahu sama sekali Selayar
kemudian berangkat, tidak masalah. Karena pernah berada di tempat
yang lebih ngeri dari itu, di Ambon dulu. Tetapi sebelumnya tetap
mencari tahu tentang hal ikhwal pulau Selayar.
Belajar
dari pengalaman keledai, Nabi Nuh As benar-benar mengendalikan
emosinya. Maka diperintahkanlah merpati untuk menyusul bebek dalam
memantau situasi. Dalam beberapa saat merpati kembali dengan laporan
lengkapnya bahwa di depan ada gunung dan perbukitan yang nampaknya
cocok untuk mengkandaskan kapal besar Nabi Nuh. Infromasi lain dengan
melihat tingginya air tinggal beberapa jam lagi katanya air bakalan
habis dan kapal kandas. Berdasarkan informasi tersebut kemudian atas
komando Nabi Nuh semuanya bersiap-siap untuk melanjutkan program
berikut.
Mantap
kan Merpati?, makanya mengapa PT Pos menggunakan lambang merpati
untuk logonya, yak karena reliable (terpercaya) tersebut he… he…
Lalu bagaimana dengan bebek?, ternyata setelah sumpek berada di dalam
kapal sekian tahun, sekian bulan, sekian hari, dia sumpek, maka
perintah nabi Nuh dijadikan sebagai kesempatan untuk
bersenang-senang. Subhanallah
Lalu
kemanakah bebek? Apa saja yang dilakukanny sehingga meninggalkan
tugas sedemikan rupa?. Apa dia tidak tahu ratusan ribu bahkan jutaan
makhluk hidup menunggu kedatangannya?. Menantikan kabar darinya?.
Ternyata dia sedang asyik main selam. Menangkap ikan adalah
kesenangannya, sehingga karena lapar dan bisa memakan ikan
kecil-kecil yang sedang berenang, si bebek lupa akan tugas utamanya.
Sebagai hukuman atas perbuatan pelenggarannya bebek sejak saat itu
diambil kemampuan terbangnya dan ekornya dibengkokkan. Jadi
sebagaimana dalam surat zalzalah dikatakan sekecil apapun perbuatan
baik akan dibalas oleh Allah, dan sekecil apapun perbuatan jahat
pasti akan mendapat balasan “faman
ya’mal mitsqala dzartin khairan yarah, waman ya’mal mitsqala
dzaratin syarran yarah, maka barang
siapa berbuat baik sebesar dzrah pun akan mendapatkan balasan. Dan
barang siapa berbuat jahat sebesar dzarah pun akan mendapatkan
balasan. Apalagi menyangkut tanggung jawab yang dibebankan kepada
kita.
Ingat
munafik yang cirinya ada tiga adalah penghuni neraka paling bawah
atau keraknya neraka. Ketiga ciri tersebut saya urai lagi “bila
bicara berdusta, bila berjanji menyalahi dan bila dipercaya
berkhianat” naudzubillah min
dzalik. Mari kita berantas
kemunafikan di dunia ini agar aman dan mendapat ridha Allah Swt. Lalu
kitalah pemenangnya. Amin ya rabbal
alamin.
0 komentar:
Posting Komentar