Sabtu, 24 Desember 2011

Pembenci Pasti Karena Belum Tahu (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Ketika pertama kali saya masuk ke Sumbawa sebagai kepala kantor pos di sana, setelah melihat, membuat strategi lalu go. Konsep perubahan yang sudah saya transfer kepada karyawan saya seolah sudah sangat dipahami saat dalam forum atau ketika saya tanya. Bahkan fase-fase kepemimpinan yang empat itu sudah saya urai untuk mereka. Media internal bertajuk ‘rungan samawa,’ kabar dari sumbawa, saya jadikan sebagai ajang menyampaikan informasi dari saya dan sebaliknya. Tetapi rupanya masih ada yang belum paham.

            Mungkin pembaca bertanya-tanya tentang fase itu ya? Nih saya kasih. Dengan datangnya pemimpin yang baru atau program baru, pasti akan melalui empat fase. Yaitu (1) fase pengenalan (introduction) dimana pemimpin menyampaikan program dengan segala konsekuensinya. (2) fase pembadaian (storming), dengan adanya program baru yang biasanya membawa perubahan, orang merasa terusik.  Mereka terganggu dengan area kenyamanan yang selama ini dinikmatinya. Jadi pada fase ini banyak pro dan kontra. Inilah fase yang paling berat bagi seorang pemimpin. Banyak dari mereka yang hanya sampai di fase ini saja. (3) Fase penormalan (norming), setelah adanya pertikaian seru selama fase storming, masing-masing pihak menyadari bahwa mereka perlu bersatu untuk mengegolkan tujuan bersama. Mereka sudah paham bahwa perubahan itu juga untuk diri mereka akhirnya. (4) Fase pelaksanaan (actuating), yaitu pelaksanaan program secara nyata dan dengan semangat yang tinggi untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

            Ada potensi introduksi yang akan saya sampaikan dengan buku ini nanti akan mendapatkan pembadaian yang cukup besar. Saya tahu itu. Dan saya pun sudah siap untuk menghadapinya. Dengan memohon kepada Allah, saya yakin bahwa buku ‘IG’ ini akan sampai pada fase terakhir meski orang yang melakukannya mungkin tidak terlalu banyak.

            Saya pun mengalaminya ketika meluncurkan buku MPIM yang kata sebagian orang juga kontroversi. Terutama dari kalangan dukun, mereka menggugat saya dengan sangat tajam. Bukan saja secara fisik, secara spiritual black magic sungguh luar biasa saya terima. Dan hal itu sudah saya prediksi sebelumnya. Bayangkan, rahasia mereka saya kupas habis di buku itu. Bila pembaca belum mendapatkannya bisa menunggu cetakan kedua yang ketika buku ini saya tulis sedang dalam proses diterbitkan ulang oleh penerbit Juxtapose Korporasidea Yogyakarta. Saya cetak 2000 eksemplar bulan Mei 2009 sudah ludes di bulan Juli 2009.

            Tak jarang akibat buku MPIM yang secara ksatria saya cantumkan nomor HP dan email, saya disidang dan dimintai pertanggung-jawaban oleh berbagai pihak atas isi buku itu. Tetapi tak mengapa, itu resiko yang telah saya perhitungkan sebelumnya. Dan atas hasil cinta saya kepada Allah azza wajalla, saya bukan saja bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi juga memuaskan mereka. Alhasil, akhirnya saya memiliki komunitas yang harus saya layani dengan tulus, sebagaimana keinginan saya untuk mendapatkan cinta dari Allah. Setiap malam Jum’at atau maksimal pada hari Jum’at saya harus mengirimkan tausiah gratis kepada lebih dari 300 orang.

            Sayang, dengan pengiriman SMS melalui group selalu saja ada yang komplain merasa tidak menerimanya. Padahal saya sudah membagi group menjadi tiga. Wallahu a’lam, mudah-mudahan kedepan bisa labih baik lagi. Syukur kalau ada pembaca yang ingin turut andil, hehehehe.. Minimal memberitahukan cara terbaik untuk sampainya SMS itu kepada  sahabat-sahabat saya. Tetapi harus tetap gratis untuk penerimanya.

            Jadi dengan hadirnya buku MPIM, saya sempat dibenci orang. Dan setelah saya jelaskan sampai mereka paham, alhamdulillah kebencian itu berubah menjadi cinta, penghormatan dan kebahagiaan yang tak terkira. Demikian juga ketika program saya di Kantor Pos Sumbawa belum dipahami sebagian kecil karyawan, mereka berontak dan berusaha untuk melengserkan saya dengan berbagai cara. Melaporkan ke Kanwil dan seterusnya. Tetapi ketika mereka paham bahwa cara, maksud dan saya adalah orang baik, maka sekarang hanya solusi dan kebahagiaan yang ada. Mereka yang semula berontak, akhirnya siap menjadi bemper saya yang akan membela saya di barisan paling depan apabila saya mengalami masalah.

            Iblis, benarkah kita membencinya karena kita tidak paham? Bukannya memang kita harus membencinya agar tidak tertipu olehnya? Bukannya dengan membencinya kita akan terhindar dari tipu dayanya? Jawaban saya, kita membenci karena tidak paham. Kita tidak paham atas kehendak Allah yang mengatur segala sesuatu yang sedemikian besar. Sedangkan kita hanya mengetahui yang kecil dan sedikit. Nyaris bisa dikatakan tidak ada. Jadi buku ini setelah kita paham, dimaksudkan bukan untuk mengikuti cara dan jejak Iblis, tetapi mewaspadai dan kian mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan mengetahui siapa Iblis kita akan bisa mendapatka-Nya.

0 komentar: