Rabu, 21 Desember 2011

2. Iblis Membela seorang pelacur (dikutip dari buku Iblis guruku karya Moeslih Rosyid)


 Ibnu Abbas ra pernah bercerita bahwa di dalam kalangan bani Israil, adalah seorang pendeta yang tinggal di dalam pertapaannya sendirian. Tentu ia tanpa ditemani siapapun dalam beberapa tahun, hingga para malaikat mendatanginya pagi dan sore dan bertanya kepadanya, tentang keperluan  serta kebutuh-butuhannya.

Untuk itu Allah memberikan kemudahan kepada pendeta itu dengan menumbuhkan pohon anggur di atas pertapaannya. Sehingga bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari pendeta itu, bila suatu saat ia mebutuhkannya. Bila pendeta itu merasa haus, maka ia cukup menengadahkan tangannya ke atas, maka tertuanglah air ke telapak tangannya, sehingga bisa dikumpulkan dalam satu gelas.

Ketika ia tengah beribadah di waktu malam, pada suatu hari datanglah seorang perempuan cantik kepadanya. Lalu perempuan  cantik itu berkata : “Wahai pendeta!, Aku bersumpah atas nama Allah! Hendakalah kamu mengizinkan aku untuk bermalam di pertapaanmu, sebab tempat tinggalku sangat jauh.

Tanpa jawaban dari pendeta, perempuan itu masuk ke dalam pertapaan. Tiba-tiba wanita itu menanggalkan seluruh pakaiannya, sehingga ia telanjang bulat, tanpa selembar benang pun. Betapa terkejutnya pendeta itu, lalu ia menutupi kedua matanya dengan tangannya. Pendeta itu berkata : “Sungguh  celaka kamu ! Berpakaianlah lagi! Jawab perempuan itu : “Kamu harus bersenang-senang denganku malam ini !”

Lalu berkatalah pendeta kepada nafsunya “wahai nafsu, bagaimana pendapatmu?” Nafsu menjawab : “Janganlah kamu takut kepada Allah!”. Kata pendeta ; “Sungguh celaka kamu ! Apakah kamu ingin ibadahku akan lenyap semua dan kamu tersiksa serta memakai pakaian dari latung dan potongan-potongan api. Aku khawatir kamu akan tersiksa didalam api yang tak pernah padam, sikasaan yang tak pernah habis. Aku takut jangan-jangan Allah marah kepadamu, sehingga tidak akan rela kepadamu”

Meskipun demikian, nafsu sang pendeta itu terus menerus membujuknya, supaya ia mau berzina dengan pelacur itu. Lalu sang pendeta berkata lagi ; “Baiklah, aku akan menyiksamu dengan api dunia. Bila kamu mampu bertahan, maka kamu akan aku senangkan malam ini.

Lantas pendeta itu mengisi lampu dengan minyak tanah (latung) , menghidupkannya dengan api dan membesarkan sumbunya. Ketika itu, perempuan pelacur itupun mendengar pembicaraan  pendeta dengan nafsunya sendiri serta melihat tingkah laku pendeta yang hendak membakar anggota tubuhnya.

Tiba-tiba pendeta itu memasukkan jari-jarinya ke dalam api sehingga terbakarlah kedua telapak tangannya. Pendeta itu membakar jari-jarinya dimulai dari ibu jari, hingga jari kelingkingnya. Perempuan itu kontan menjerit. Karena merasa ngeri melihat perbuatan pendeta itu, seketika itu ia meninggal dunia. Lalu ditutupinya tubuhnya yang telanjang itu dengan baju-bajunya sendiri, yang tadi dilepaskanya. Setelah menutupi tubuh perempuan itu, pendeta itu melakukan shalat malam.

Mayat perempuan itu tetap di biarkan , hingga tiba pagi hari. Disitulah Iblis yang telah lama berusaha menggoda pendeta namun tidak berhasil, mendapat kesempatan untuk memfitnah sang pendeta. Kemudian Iblis berdiri di menara gereja dan berseru, bahwa pendeta telah melakukan perzinaan dengan fulanah, lalu dibunuhnya.

Seruan Iblis itu sampai di dengar sang raja, yang kemudian pergi menemui pendeta dan bertanya : “Dimanakah perempuan itu? Di tempatku,” jawab pendeta. Kata raja, “bawalah ia ke sini.” Jawab pendeta : “ia telah meninggal dunia.” Kemudian raja berkata lagi : “Perempuan itu tidak mau kau ajak berzina, lalu engkau mebunuhnya?.” Belum sempat pendeta menjawab nya, tiba-tiba bala tentara raja telah menggempur gereja sang pendeta dan berusaha merobohkannya. Kemudian pendeta itupun ditangkap dan diikat kaki tangannya serta lehernya, bagai menangkap seekor binatang. Lalu  dibawanya beserta mayat perempuan itu ke tempat penyiksaan.

Hukum yang berlaku pada masyarakat kala itu ialah, bila ada seorang kadapatan berzina, mereka akan digorok (digergaji) tubuhnya, hingga terbelah menjadi dua potong. Pendeta itu diperlakukan seperti itu, tanpa ditanyai terlebih dahulu, apa sebenarnya yang telah menimpah dirinya. Gergaji itu telah diletakkan di atas kepala pendeta, tinggal menunggu perintah dari raja mereka. Maka raja berkata : “Mulailah!” lantas gergaji itu pun menari-nari di atas kepala pendeta. Ketika pendeta merasakan sakit yang luar biasa , sehingga tanpa sadar ia mengatakan  “Aduh”.

Ketika pendeta mengatakan “aduh”  maka Allah mengutus Jibril turun ke bumi, agar Jibril mengatakan kepada pendeta “janganlah kamu berkata aduh lagi! Aku masih melihatmu. Sesunggunya penyiksaanmu telah membuat malaikat pembawa Arsy serta penduduk langit menangis. Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, bila kamu mengaduh lagi aku akan membinasakan seluruh langit dan menenggelamkan seluruh penduduk bumi ke dalam tanah. “

Kata Ibnu Abbas ra : kemudian Allah mengembalikan roh perempuan itu ke dalam jasadnya sehingga ia bisa berdiri dan berkata : “Sesungguhnya pendeta itu adalah orang yang teraniaya. Dia tidak berzina  denganku dan tidak pula membunuhku. Aku adalah saksi dari Tuhanku!. Lalu perempuan itu mengisahkan kejadian dari awal hingga akhirnya mati karena menjerit ketakutan melihat pendeta itu membakar jari-jarinya sendiri.

Lalu orang-orang beramai –ramai untuk menyaksikan sendiri tangan pendeta itu dan ternyata itu betul-betul terbakar. Penyesalan menyelimuti hati mereka, hingga mereka berkata : “Seandainya kami tahu sejak tadi, tentu kami tidak akan memotongmu dengan gergaji”. Akhirnya pendeta itu meninggal dunia dan wanita itu pun meninggal dunia lagi. Alangkah malangnya pendeta yang alim itu karena fitnah yang dilontarkan iblis yang dipercaya masyarakat, maka nasib pendeta itu sedemikian tragis.

Pembaca, Ustadz Ikram sering berpesan kepada kami murid-muridnya, lihat dan dengarlah dua kali, baru katakana, putuskan. Inilah mengapa Allah menciptakan dua mata dan dua telinga, chek and recheck dulu baru mengambil tindakan. Nampaknya disini kita belajar dari sang raja pula untuk hal tersebut. Sedangkan Iblis, memang bertugas membela pelacur itu untuk pelajaran bagi kita semua yang mau mengabil hikmah secara utuh kisah sedih tadi.

0 komentar: