Dalam suatu pertemuan orang
kafir Quraisy untuk memperdaya Rasulullah Saw, Abu Jahal nampak disana. ‘Darun
Nadwah’ adalah rumah yang digunakan
orang-orang kafir Quraisy sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah.
Saat
itu ada lima
tokoh kaum Musyrikin yang ikut hadir. Diantaranya : Utbah, Syaibah, Abu Jahal,
Abu Bukhturiy, dan Al-Ash bin Wail. Sementara Tsa’labiy meriwayatkan,
sesungguhnya orang yang berkumpul di Darun Nadwah itu ada 12 orang. Diantaranya
adalah Iblis yang menyamar sebagai seorang syech dengan membawa tongkat di
tangannya.
Iblis
yang berpakaian seperti itu dihadang oleh Abu jahal dan diusir. Tetapi bukan
Iblis bila tidak mampu menyelesaikan masalah kecil seperti itu.
“Aku
ini adalah syech yang dituakan di negeri Najed, aku mampunyai firasat akan terjadi
suatu peristiwa dalam masa mendatang. Untuk itu, aku ingin mencoba apakah
perkara-perkara yang saya ketahui itu sesuai dengan takwilanku apa tidak. Oleh
karena itu masukkanlah aku ke dalam Darun Nadwah, barangkali aku bisa
menceritakan mana perkataan yang benar dan mana pula yang salah,” dengan alibi
itu, akhirnya Abu Jahal mengizinkan Iblis bergabung.
“Sesungguhnya
kematian itu adalah suatu perkara yang haq (pasti terjadi), maka bersabarlah
kalian sampai Allah memutuskan tentang kematian Muhammad. Dan akhirnya kita
bisa selamat dari perbuatan buruknya,” Utbah mulai angkat bicara.
“Diamlah
engkau Utbah, dari mana kamu punya pikiran seperti itu, kamu tidak pantas turut
hadir di tempat ini. Kamu hanya pantas sebagi penggembala ternak dan unta.
Ketahuilah, jika kalian bersabar sampai Muhamamd meninggal, maka akan tampak
agamanya di bumi Timur dan Barat. Lalu Muhammad sudah mampu menghimpun
pasukannya yang besar lalu memerangi kalian. Dan kalian akan binasa semuanya,”
sanggah Iblis yang dibenarkan oleh semua peserta pertemuan.
“Aku
punya pendapat, bagaimana kalau Muhammad kita tangkap, lalu kita penjarakan
dalam sebuah rumah. Kita menguncinya dari luar sehingga ia mati dalam keadaan
lapar dan kehausan,” Saibah menyampaikan usulnya.
“Pendapat
seperti itu juga tidak benar. Jika kalian ingin memenjarakan Muhammad, maka
Bani Hasyim akan mengadakan siding darurat untuk membebaskannya. Dan kalian
pasti akan melepaskannya juga. Setelah itu akan terjadi permusuhan yang besar
antara kalian dan kerabat Muhammad,”
terang Iblis yang membuat hadirin semakin kagum oleh sarannya. Mereka
menilai saran tersebut sangat brilian, mereka mengatakan kepada Iblis, “Engkau
benar Syech Najdiy.”
“Bagaimana
kalau kita mengikat Muhammad di ats unta, lalu menggiringnya ke sahara padang pasir. Dia akan
terkena terpaan pasir dan sengatan panad matahari,” menyusul usulan Al-Ash bin
Wail yang langsung diskak Iblis.
“Pendapat
ini juga tidak benar. Ketahuilah sesungguhnya Muhammad adalah seorang lelaki yang
tegap bentuknya, ganteng wajahnya, fasih lisannya, dan bagus keterangannya
alias bisa dipercaya. Jika Muhamad yang kamu tinggalkan di tengah sahara padang pasir bertemu
dengan seseorang, lalu orang tersebut menunjukkan ke arah sebuah negeri, dan
setiap orang mendengarkan keterangan Muhammad dan . Kemudian mereka berkumpul sehingga menjadi
satu kesatuan yang besar, lalu mereka mendatangimu. Maka kalian dalam waktu
singkat akan binasa semua,” lagi-lagi argumentasi Iblis dalam majelis itu
membuat mereka berdecak kagum. Pintar sekali orang ini, demikian kata mereka.
Aku
punya pendapat, bagaimana kalau kita mengeluarkan Qabilah seorang pemuda.
Kemudian pemuda-pemuda itu kita perintahkan untuk mendatangi rumah Muhammad Saw
di malam hari. Jika mereka semua sudah bertemu Muhammad kita perintahkan mereka
agar membunuhnya dengan memakai pedang yang tajam. Sehingga tak seorang pun
mengetahuinya. Apabila keluarga Muhammad menuntut denda (diyat), maka kita
mengumpulkan harta yang kita ambil dari setiap Qabilah yang mengirimkan
pemudanya. Lalu harta itu kita berikan kepada kerabat Muhammad. Maka putuslah
tuntutan keluarganya. Dan kita semua selamat dari kejahatan Muhammad,” urai Abu
Jahal yang didengar Iblis dengan serius dan sesekali manggut-manggut.
Iblis
lalu berkata, “Benar usulanmu itu. Dan benar pula pikiranmu. Pendapatmu sama
dengan yang aku inginkan,” jelas Iblis yang membuat pertemuan usai karena telah
deal untuk pembunuhan terhadap Rasulullah Saw.
Peristiwa
itu diabadikan dalam Al-Qur’an, “Dan ingatlah , ketika orang-orang kafir
Quraisy memikirkan saya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu
atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya,” (Qs Al-Anfal
: 30)
0 komentar:
Posting Komentar