Senin, 29 Desember 2008

-sudah-Bergaul dengan Jin, Boleh Kok

"Boleh Kok Bergaul dengan JIN"
(1) Masak Gak Boleh?
(2) Kelebihan dan Kelemahan Jin atas Manusia
(3) Ustadz Ikrom yang Luar Biasa
(4) Friska Jin Qarin None Belanda
(5) Istri Minta cerai karena Friska
(6) Sir Dad Membenci Islam
(7) Orang Gendut Bisa terbang
(8) Punggung saya Ditikam Pisau oleh Istri
(9) TGH Musa Abdullah yang Antik
(10) Jin Santi dari Semongkat Sumbawa NTB
(11) Hesti yang Iri
(12) Tragedi Anting
(13) Yang Lumpuh pun bisa Jalan
(14) Cara Dukun bekerja sama dengan Jin
(15) Jin yang mau disuruh membunuh
(16) Proses Pembunuhan melalaui Santet
(17) Pengobatan dengan Doa
(18) Agar Terbebas dari Gangguan Jin dan Santet
(19) Pentingnya Memiliki Guru Spiritual
(20) Islam Ya’li Wala Yu’la Alaihi
(21) Mengobati Orang kesurupan
(22) Icha Bia Mengobati Penyakit
(23) Rukiyah dengan Batin
(24) Jadi Boleh Gak Bergaul dengan Jin?
Mosok Gak Boleh?
Ada satu pendapat yang mengatakan bahwa sebaik-baik jin adalah sejahat jahat manusia. Setidaknya pendapat tersebut beredar di lingkungan saya dulu di Pacitan yang diamini orang di beberapa tempat dimana saya berada sebelum sampai di tempat sekarang ini. Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan serta pengalaman, terutama pengalaman spiritual yang tentunya masing-masing orang berbeda, saya menjadi tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Ketika masih kecil dulu saya sering tidur di masjid bersama teman-teman. Bukan karena ingin sok mandiri, bukan. Malahan tren tidur di masjid memang saya akui juga karena pengaruh dari teman-teman. Sebenarnya sih antara senang dan takut tidur di masjid yang tanpa penerangan listrik kala itu. Bayangkan sudah sekian banyak teman saya sedang nyenyak tidur, dipindah ke kamar keranda jenazah atau di bibir sumur. Memang yang dipindah rata-rata yang celananya kena air kencing akibat suka kencing tanpa bersuci (taharah). Tetapi kan jadi ngeri kalau kejadian aneh seperti itu sering terjadi.
Di masjid Ngemplak Sirnoboyo Pacitan kami belajar sambil sedikit mengaji dan kadang juga ditemani oleh Pak Suwandi seorang kyai dan juga ustadz yang sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Pacitan. Almarhum ayah Pak Suwandi ini konon suka tidur di masjid sendirian berteman dengan jin penunggu Masjid Nuruh Huda tersebut. Ketika beliau meninggal, jin sahabatnya masih hidup dan suka main ke rumah Pak Suwandi. Usil memang, karena kedatangan demi kedatangannya acap kali membuat geram pria berjenggot itu. Mengetok pintu dan menghilang hampir tiap malam dilakukannya. Menghilangkan menu makanan di meja makan juga tidak jarang. Dan yang mengharuskan mantan Ketua Partai Persatuan Pembangunan Pacitan itu menghardik dan memindahkan jin yang katanya muslim tersebut ke laut adalah tindakan isengnya memasukkan ular ke tempat tidur.
Dari sana kemudian seorang Kyai sekaliber beliau yang bisa berkomunikasi dan sebenarnya bisa membina jin, mengatakan bahwa sebaik-baik jin adalah sejahat jahat manusia. Wallahu a’lam maksud dari statemen beliau mungkin hanya agar kami tidak bersentuhan dengan jin. Tetapi justru dengan doktrin yang tidak lengkap tersebut membuat kami makin penasaran.
Allah dalam Qs Adzariyat : 56 Menegaskan bahwa Dia tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Jadi yang harus beribadah mahdhah seperti disyariatkan dan ibadah ghairu mahdhah tentang muamalat dan akhlaqul karimah , akhlak mulia, bukan manusia saja. Jin juga memiliki kewajiban agar mendapat ridha dan kasih sayang Allah SWT. Surga dan neraka pun berlaku sebagai ganjaran atas perbuatan golongan jin pula.
Menurut Kitab Duratun Nashihin terdapat sebanyak 124.000 nabi telah diutus oleh Allah yang sebagian besar adalah juga dari golongan jin. Saya belum mendapatkan referensi yang pasti tentang nama-nama para nabi yang berasal dari golongan jin. Yang jelas Allah hanya mengutus seorang nabi dan rasul dari golongan suatu umat itu sendiri. Tentunya ini tak terkecuali dari bangsa jin juga. Dengan maqam (wilayah kerja) terbatas untuk umat di daerah atau Negara tertentu mereka diutus, kecuali Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang diutus untuk seluruh alam.
Sejak berada di bangku sekolah MAN (Madrasah Aliyah negeri) Pacitan lebih dua puluh tahun lalu, saya sudah bertanya tanya tentang nabinya bangsa jin. Latar belakang pertanyaan saya sederhana saja. Kalau memang mereka harus beribadah tentunya ada tuntunannya. Tuntunan itu mestinya berasal dari Allah dengan mengutus seorang atau beberapa orang nabi atau rasul untuk menyampaikan kepada kaumnya. Setiap pertanyaan saya sampaikan kepada para Kyai, Ustadz dan guru saat itu, tak pernah ada jawaban yang memuaskan. Mereka mengaku tidak tahu, sebagian yang lain menjawab tidak usah ngurusin yang gitu-gitu. Nabi ya yang 25 itu, katanya. Bahkan ada yang menjawab bahwa semua jin adalah kafir. Ditanya tentang dasar hukumnya, Mereka tidak tahu. Atau saya yang menurut mereka tidak pantas untuk tahu barangkali. subhanallah. Kasihan deh saya.

Sabtu, 13 Desember 2008

-sudah- Artikel Mari Bersihkan Pantat

Mari bersihkan pantat

Ada sebuah pomeo yang menarik untuk kita simak bersama. Dalam sebuah pertemuan yang dilakukan oleh seluruh anggota tubuh, dicarilah siapa pemimpin yang paling cocok untuk anggota badan manusia. Tentu pembaca bertanya-tanya dan mungkin sebagian pembaca sudah menentukan jawabannya. Pilihan pembaca hati kan?. Atau otak? Atau yang lain?. Saya beri kesempatan lima menit untuk menyodorkan calon. Setelah itu mari kita putuskan bersama.
Seperti biasa mulut sebagai juru bicara menyampaikan pengumuman kepada seluruh anggota tubuh manusia. “Saudara-saudara, mari kita mulai pertemuan ini dengan bersama-sama melafalkan Basmalah. Bismillahirrahmaanir rahiim. Pada kesempatan kali ini, agar organisasi badan kita menjadi organisasi terbaik dan disegani seluruh dunia dan akherat, kita akan memilih seorang pemimpin. Karena tanpa pemimpin kita akan kehilangan arah dan tujuan ”, kata mulut membuka acara.
“Saudara-saudara sekalian, aku punya usul”, kata kepala lantang memotong pembukaan yang dilakukan oleh mulut, yang kemudian disambut sorak hadirin dengan pertanyaan,’apa?’. “Karena di dalam diri saya ada mata, telinga, otak, hidung dan juga mulut, maka menurut saya yang paling cocok menjadi pemimpin di tubuh kita ini adalah saya. Lagi pula dimana-mana yang menjadi pemimpin itu kan disebut dengan kepala”, usul kepala yang disambut dengan koor hadirin “huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”. “Yang paling cocok menjadi pemimpin disini adalah saya”, sanggah kaki yang merasa berjasa bisa membawa badan kemana-mana.
Tetapi forum tetap tidak setuju. Bahkan sidang berubah menjadi anarkis dan saling olok, saling ejek antara satu dengan lainnya. Anjuran mulut sebagai moderator untuk diam pun tidak ada yang menggubris. Sampai akhirnya : “karena sidang tidak terkendali, untuk sementara pertemuan kita skors dulu!”, tandas mulut yang jengah melihat kekacauan itu setengah membentak. Serta merta suasana menjadi hening meskipun sidang belum dibubarkan.
“Saudara-saudaraku sekalian yang saya cintai. Saya sangat menghargai usaha dari kalian semua. Saya bangga dengan saudara-saudaraku yang mau dan siap menjadi pemimpin disini. Saya tidak bermaksud sombong. Tetapi saya sangat berharap saudara-saudara mengerti akan kondisi kita semua. Selama ini saya telah mengendalikan sebagian besar dari saudara sekalian. Saya yang mengatur hampir seluruh aspek kehidupan kalian semua. Oleh karena itu, agar sidang ini terarah dan ada kepastian hukum yang kita peroleh, izinkan saya memberikan usulan agar yang menjadi pemimpin di sini adalah….. saya saja”, ucap otak di tengah keheningan yang sempat membuat hadirin berfikir.
“Tetapi tidak bisa. Dia hanya enak-enak memerintah kita, tanpa mau berfikir kita ini sudah lelah atau masih siap bekerja. Track record-nya tidak baik di mata saya. Jadi saya tidak setuju dengan usulan otak”, sergah tangan yang diamini oleh sebagian besar forum. Akhirnya sidang berhenti lagi dan semuanya diam membisu. Sepi, hening, hanya terdengar jantung yang tetap berdetak melaksanakan tugasnya. Darah pun mulai sibuk mendistribusikan bahan-bahan yang diperlukan organisasi tubuh untuk tetap beroperasi. Lama kebekuan ini terjadi, sampai berdirilah S-hole (dubur) yang sedari tadi diam, angkat bicara.
“Saudara-saudaraku yang saya cintai. Jujur saya katakan, bahwa saya bukan siapa-siapa di sini. Tetapi menurut saya, yang paling cocok menjadi pemimpin disini adalah saya”, kontan keheningan yang sudah ada berubah menjadi kekacauan yang lebih parah dari sebelumnya. Semua anggota sidang marah dan menganggap S-hole terlalu bermimpi.
“Hai pantat, ngaca dong, ngaca…!! Mana mungkin tempat sampah menjadi pemimpin? Huuuuuuuuuuuuuuu!!!”, ungkap hidung yang memang sudah sejak lama ada masalah dengan S-hole disambut sorak anggota lain. Kekacauan makin menjadi dan tak terkontrol sama sekali. Usaha S-hole untuk memberi penjelasan pun kemudian tidak bisa dilakukannya.
“Ok deh, kalau begitu kita buktikan. Bisa atau tidak bangsa pantat (dubur) menjadi pemimpin dan bukan pemimpi”, ujar S-hole lesu seraya ngeloyor ke belakang. Tentu saja hal tersebut justru membuatnya semakin diolok, dicibir dan dimaki-maki. S-Hole sendiri sudah berencana akan melakukan demo atas penghinaan forum kepadanya. Karena dia tidak diberi hak untuk berbicara lebih panjang agar semuanya jelas. Demo yang akan dilakukannya adalah berupa mogok kerja. Dia tidak akan lagi memberikan pelayanan kentut dan Buang Air Besar (BAB).
Mendengar akan hal tersebut yang diketahui dari beberapa anggota tubuh di sekitarnya, anggota tubuh yang lain semakin congkak menghinanya. Hari pertama S-hole demo tidak berdampak apapun terhadap mereka, S-hole semakin ditendang-tendang dan diinjak-injak. Tetapi hari kedua di malam hari kepala mulai pening. Wajah mulai pucat. Sampai pada hari ketiga S-hole demo, perut mulai teriak-teriak menahan rasa sakit yang melilit. Jantung pun lunglai tak berdaya. Organisasi hampir macet dibuatnya. Dan menjelang hari keempat semua pihak tidak sanggup lagi beroperasi dan mereka menyerah tanpa syarat. Semua mengakui bahwa S-hole memang pantas menjadi pemimpin mereka.
Mungkin tidak lucu hasil pilkada tadi. Memang ini bukan lawak, tetapi sesuatu yang memerlukan kita untuk menyisihkan waktu memerhatikannya. Merenungkan, memahami dan memikirkan jalan keluar terbaik yang bisa kita lakukan. Karena tak bisa dipungkiri, sebagai manusia kita selalu memiliki dua sisi yang berlawanan, dan tak jarang kita ditempatkan oleh Allah pada posisi sulit.
Mengapa S-hole bisa mengalahkan semua rivalnya, meskipun dengan cara kekerasan. Mengapa anggota tubuh lain tidak melakukan demo seperti yang dilakukan S-hole?. Sebenarnya mereka ingin. Tetapi dengan demo yang telah dilakukannya tadi membuat anggota tubuh yang lain tidak perlu demo, karena semuanya akan macet dengan sendirinya. So, bisa dikatakan bahwa sebenarnya menurut cerita tadi S-hole adalah tokoh sentral yang patut untuk diperhitungkan keberadaannya.
Tetapi tentunya tidak sesederhana yang kita saksikan tadi bukan?. Ada sebuah rahasia yang mungkin sebagian pembaca belum pernah mendengarnya. Suatu rahasia hakekat yang jarang orang memikirkan tentangnya. Yaitu mengapa S-hole penting di mata Allah SWT?
Mengapa Allah paling menyukai sujud diantara keempat gerakan shalat?. Mengapa tidak berdiri dimana kita nampak kokoh?, mengapa bukan ruku’ yang menyejajarkan status?, dan mengapa bukan duduk yang nampak tenang dilihat?. Jawabannya adalah karena berdiri mengandung unsur kemanusiaan. Berdiri menempatkan otak diatas, hati di tengah dan S-hole di bawah. Ruku’ mengandung unsur kebinatangan dimana otak, hati dan S-hole sejajar. Duduk mengadung unsur Muhammad yang belum waktunya untuk dijelaskan disini. Sedangkan sujud, mengandung unsur ilahiah yang memosisikan S-hole di atas, hati di tengah dan otak di bawah. Dimana kebersihan seseorang akan terlihat jelas di sana.
Shalat yang minimal kita laksanakan lima kali sehari, bertujuan untuk meningkatkan sisi ilahiah manusia. Di dalam shalat tidak dibutuhkan logika berfikir, apalagi tindakan lain di luar gerakan-gerakan shalat, selain safar spiritual muslim dan mikraj menuju kerajaan Allah SWT. Di sini kemudian shalat saya sebut sebagai kesalehan spiritual. Sayidina Ali Karamallahu Wajhah, bergetar ketakutan ketika datang waktu shalat. Khalifah ke-empat ini merasa takut kalau-kalau ketika menghadap kepada Allah dalam keadaan kotor. Kalau kita bagaimana?, up to you deh.
S-hole diibaratkan sebagai selokan. Sebuah rumah dengan selokan atau tempat pembuangan airnya bersih, menandakan bahwa sumber airnya juga bersih. Ketika seseorang sedang sujud dimana Allah memeriksa S-hole-nya, akan nampak bahwa yang dimasukkan ke dalam perut orang tersebut baik atau tidak, bersih atau tidak, halal atau tidak.
Maka Qad aflaha man tazakka, beruntunglah orang yang menyucikan dirinya. Celakalah orang yang mengotori dirinya. Setidaknya orang yang mengotori darahnya dengan makanan yang subhat, apalagi haram, pasti akan mendapatkan kesialan dalam hidupnya. Kalaupun tidak, tentu balasan Allah akan sangat keras kepadanya kelak.
Karenanya, mari bersihkan pantat kita. Kulu Wasyrabu min rizqillahi halalan thayiba. Mari kita makan makanan yang halal dan baik. Mari beri dan aliri darah daging kita dengan yang halal. Setidaknya khusus yang akan kita makan dalam arti memasukkan ke dalam perut kita, kita pastikan kebersihannya. Dari hasil keringat kita. Sedangkan apabila ada rejeki yang menurut kita tidak terlalu bersih (subhat), meragukan, bisa digunakan untuk keperluan selain makan, bila tidak ada pilihan lain. Mari kita periksakan pantat kita kepada Allah yang sehari lima kali, dengan ketenangan karena kita sudah siap diperiksa. Setidaknya tangisan dalam shalat kita salah satunya disebabkan oleh ketidakterlalusucinya kita. Memang benar. Jadi sebagai orang pada umumnya, menangis ketika shalat mungkin setengah wajib. Berarti mengganggu kekhusukan dong?. Tidak, karena menyesalnya sudah kita lakukan sebelum takbiratul ihram. Dan setelah takbiratul ihram kita sudah tidak ingat apa-apa selain Allah azza wa jala.
Ya Allah, Engkau telah menciptakan kami sebagai manusia. Engkau berikan potensi beragam kepada kami, berbeda dengan malaikat yang hanya memiliki satu potensi. Malaikat Engkau ciptakan dengan ketaatannya kepada-Mu. Sedangkan kami, harus memilih yang terkadang kami sulit bahkan tidak bisa memilihnya dengan benar. Ya Allah, jadikanlah kami kedalam golongan orang yang beruntung. Golongan orang yang mendapat ridha-Mu. Golongan orang yang kau pilih untuk Kau berikan tempat yang baik di sisi-Mu kelak. Amin ya rabbal alamin@Muslih.

Jumat, 12 Desember 2008

Persiapan menulis tentang bukti kekuatan Pikiran

Alhamdulillah...

Setelah lebih dari seminggu sejak tanggal 4 sd 11 Desember kemarin berlatih menjadi strong leadership dan Rakerwilpos di Hotel Santhi Denpasar, sekarang tinggal acara mudik ke habitat.

Dalam pelatihan itu sehari penuh mulai jam 05.00 sd jam 22.00 kami melakukan outbound pas saya sedang melaksanakan puasa Arafah. Banyak ilmu tentang kekuatan pikiran disana. Tunggu tulisan lengkapnya setelah sampai di rumah ya?

Oke..
Siap-siap berangkat ke Jum'atan dan pulang ke Sumbawa

Sukses selalu
Muslih

Rabu, 03 Desember 2008

Cakmoes solution: Kita bisa mengobati penyakit apapun, dalam bentuk apapun dan diderita oleh siapa pun. Gak percaya?

Selasa, 02 Desember 2008

Cara mengobati penyakit

pembaca yang budiman

Sebenarnya penyakit datangnya dari Tuhan Allah SWT. Kalau Dia mau hanya dengan mengatakan kun, fayakun. Jadilah, maka jadilah... Demikian juga dengan penyakit yang diderita oleh manusia, tentu demikian adanya. Jangankan hanya menyembuhkan penyakit. Menghidupkan yang telah mati saja bisa kok. Sekarang masalahnya adalah bagaimana agar keinginan kita sejalan dengan keinginan Dia (Allah).

Waliyullah, yang kata Allah tangannya tangan Allah, kakinya kaki Allah, matanya mata Allah, apabila orang itu tersakiti, maka yang sakit adalah Allah. Peluang menjadi waliyullah masih ada. Yang suah tertutup adalah peluang untuk menjadi Nabi. Karena Rasulullah SAW adalah khatamul anbiyai wal mursalin, penutup para nabi an rasul. Pengin jadi Wali?

Mungkin tidak perlu gitu-gitu amat. Ada beberapa doa yang akan mendekatkan kita kepada kemampuan kearah sana. Pengobatan misalnya. Untuk bisa mengobati orang sakit, seseorang perlu memiliki tabungan. Dokter saja dalam mengobati orang menggunakan obat, kita pun memerlukan tabungan berupa amalan dan doa kita (tabungan kita) sebagai obat. Bahkan insya Allah ini lebih manjur dan mustajab daripada obat dari dokter. Wallahu a'lam

Bagaimana caranya?
Kita istirahat dulu ya...

Salam
Cakmoes

Kita bisa mengobati penyakit apapun, dalam bentuk apapun dan diderita oleh siapa pun. Gak percaya?

Tulisan menyusul...
Sekarang persiapan Rakorwil dulu ya?
Silakan ajukan pertanyaan, dan saya siap untuk menjawabnya...

Tks
Salam
Muslih

Senin, 01 Desember 2008

Mosok sih gAK Boleh Bergaul dengan Jin?

Bergaul dengan Jin, Bolehkah?
(sebuah pengalaman spiritual pengobatan penyakit hati)


Ada satu pendapat yang mengatakan bahwa sebaik-baik jin adalah sejahat jahat manusia. Setidaknya pendapat tersebut beredar di lingkungan saya dulu di Pacitan yang diamini orang di beberapa tempat dimana saya berada sebelum sampai di tempat sekarang ini. Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengetahuan serta pengalaman, terutama pengalaman spiritual yang tentunya masing-masing orang berbeda, saya menjadi tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Ketika masih kecil dulu saya sering tidur di masjid bersama teman-teman. Bukan karena ingin sok mandiri, bukan. Malahan tren tidur di masjid memang saya akui juga karena pengaruh dari teman-teman. Sebenarnya sih antara senang dan takut tidur di masjid yang tanpa penerangan listrik kala itu. Bayangkan sudah sekian banyak teman saya sedang nyenyak tidur, dipindah ke kamar keranda jenazah atau di bibir sumur. Memang yang dipindah rata-rata yang celananya kena air kencing akibat suka kencing tanpa bersuci (taharah). Tetapi kan jadi ngeri kalau kejadian aneh seperti itu sering terjadi.
Di masjid Ngemplak Sirnoboyo Pacitan kami belajar sambil sedikit mengaji dan kadang juga ditemani oleh Pak Suwandi seorang kyai dan juga ustadz yang sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Pacitan. Almarhum ayah Pak Suwandi ini konon suka tidur di masjid sendirian berteman dengan jin penunggu Masjid Nuruh Huda tersebut. Ketika beliau meninggal, jin sahabatnya masih hidup dan suka main ke rumah Pak Suwandi. Usil memang, karena kedatangan demi kedatangannya acap kali membuat geram pria berjenggot itu. Mengetok pintu dan menghilang hampir tiap malam dilakukannya. Menghilangkan menu makanan di meja makan juga tidak jarang. Dan yang mengharuskan mantan Ketua Partai Persatuan Pembangunan Pacitan itu menghardik dan memindahkan jin yang katanya muslim tersebut ke laut adalah tindakan isengnya memasukkan ular ke tempat tidur.
Dari sana kemudian seorang Kyai sekaliber beliau yang bisa berkomunikasi dan sebenarnya bisa membina jin, mengatakan bahwa sebaik-baik jin adalah sejahat jahat manusia. Wallahu a’lam maksud dari statemen beliau mungkin hanya agar kami tidak bersentuhan dengan jin. Tetapi justru dengan doktrin yang tidak lengkap tersebut membuat kami makin penasaran.
Allah dalam Qs Adzariyat : 56 Menegaskan bahwa Dia tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Jadi yang harus beribadah mahdhah seperti disyariatkan dan ibadah ghairu mahdhah tentang muamalat dan akhlaqul karimah , akhlak mulia, bukan manusia saja. Jin juga memiliki kewajiban agar mendapat ridha dan kasih sayang Allah SWT. Surga dan neraka pun berlaku sebagai ganjaran atas perbuatan golongan jin pula.
Menurut Kitab Duratun Nashihin terdapat sebanyak 124.000 nabi telah diutus oleh Allah yang sebagian besar adalah juga dari golongan jin. Saya belum mendapatkan referensi yang pasti tentang nama-nama para nabi yang berasal dari golongan jin. Yang jelas Allah hanya mengutus seorang nabi dan rasul dari golongan suatu umat itu sendiri. Tentunya ini tak terkecuali dari bangsa jin juga. Dengan maqam (wilayah kerja) terbatas untuk umat di daerah atau Negara tertentu mereka diutus, kecuali Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang diutus untuk seluruh alam.
Sejak berada di bangku sekolah MAN (Madrasah Aliyah negeri) Pacitan lebih dua puluh tahun lalu, saya sudah bertanya tanya tentang nabinya bangsa jin. Latar belakang pertanyaan saya sederhana saja. Kalau memang mereka harus beribadah tentunya ada tuntunannya. Tuntunan itu mestinya berasal dari Allah dengan mengutus seorang atau beberapa orang nabi atau rasul untuk menyampaikan kepada kaumnya. Setiap pertanyaan saya sampaikan kepada para Kyai, Ustadz dan guru saat itu, tak pernah ada jawaban yang memuaskan. Mereka mengaku tidak tahu, sebagian yang lain menjawab tidak usah ngurusin yang gitu-gitu. Nabi ya yang 25 itu, katanya. Bahkan ada yang menjawab bahwa semua jin adalah kafir. Ditanya tentang dasar hukumnya, Mereka tidak tahu. Atau saya yang menurut mereka tidak pantas untuk tahu barangkali. subhanallah. Kasihan deh saya.



Kelebihan dan kelemahan Jin atas manusia
Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya jin pendamping (Qarin)”. Para Sahabat bertanya, ”termasuk Anda ya Rasulullah?”. “Ya”, jawab Nabi, “hanya saja aku mendapat pertolongan Allah sehingga jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik”, (Hadits Riwayat Muslim, Kitab Shifat Al Munafiqin wa Ahkamuhum, Bab Tahrisy Asy-Syaithan wa Bi’tsahu Sarayahu li Fitnah An-Nas).
Jadi setiap manusia memiliki seorang jin pendamping yang disebut dengan jin Qarin. Jin Qarin ini biasanya penampakannya sama dengan tuannya. Bahkan jin pun memiliki jin qarin yang tuannya tidak akan bisa melihatnya. Setidaknya ini pengakuan dari jin Mustafa yang berhasil diajak berdialog oleh Ustadz Muhamamd Isa Dawud seorang ulama dari Ismailiyah Mesir.
Bentuk asli jin adalah berbulu, tingginya tiga sampai enam jengkal, matanya lonjong ke atas (Vertikal) dan agak memanjang, manusia oval horizontal. Telinganya mirip dengan telinga kuda dan bibirya seperti bibir alien kalau pembaca pernah menonton film alien. Dengan daya dan kekuatan tertentu jin bisa merubah bentuk. Bisa berwujud manusia, binatang dan lainnya.
Jumlah manusia di dunia ini lebih dari lima milyar saat ini. Jumlah jin sudah bermilyar-milyar atau milyaran kali dari manusia. Karena dengan umur yang panjang-panjang dan kelahiran yang banyak, membuat populasinya semakin hari semakin banyak dan memenuhi alam raya ini.
Umur jin bisa sampai dengan ribuan tahun. Sekali melahirkan seorang induk/ibu jin bisa mengeluarkan 8 sampai dengan 20 anak. Luar biasa. Jadi tidak ada satu tempat pun di bumi ini yang tidak dihuni oleh jin. Mereka mempunya kerajaan-kerajaan di lautan dan di hutan. Tempat-tempat yang belum banyak dijamah manusia, disitulah mereka akan tinggal. Bahkan di rumah-rumah selalu ada sisi untuk ditempati oleh mereka. Dan yang paling ngetren saat ini adalah keinginan jin untuk tinggal di dalam jasad manusia.
Banyak kita saksikan betapa hampir setiap hari kita mendengar kabar ada orang kesurupan. Bahkan di beberapa sekolah sering terjadi kesurupan massal. Ini akibat dari habisnya tempat untuk jin yang kemudian mencari manusia yang sedang dalam kondisi stamina lemah untuk disinggahi dan ditempati. Pembaca boleh tidak percaya bahwa setiap orang yang belajar ilmu pernafasan akan dimasuki oleh jin?. Buktikan, pada level terntentu dimana amalan kita sudah mencapai puncak, maka jin tersebut kemudian akan muncul di hadapan kita dengan wujud seperti yang mereka inginkan dan berkata “apa yang bisa aku lakukan tuan…!!”, demikian kata jin tersebut. Mau nyoba? Silakan asal tidak menjadi musyrik.
Diriwayatkan oleh Sayyidah Syafiyyah binti Huyay mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah mengalir dalam tubuhnya”, (Hadits Riwayat Muslim).
Bukti bahwa jin bisa masuk ke aliran darah manusia dan tinggal di jasadnya, bisa dilihat ketika dilakukan rukiyah (pengusiran) yang sebelum keluar penderita selalu mengalami pusing di kepala. Ini menandakan ketidakstabilan aliran darah terganggu. Sebelum dia keluar pun terasa ada yang ngilu di bagian tubuh tertentu. Misalnya di tulang belikat, di lengan dan kadang di pundak. Dengan pijatan yang benar diiringi dengan permohonan yang tulus kepada Allah, insya Allah bisa disembuhkan.
Dengan jumlah yang sekian banyak tersebut kemudian jin mengalami kesulitan untuk membina umatnya. Bayangkan punya anak tujuh orang saja, seorang manusia mengeluhkan pendidikannya, tempat tinggalnya, bahkan ekonominya juga. Apalagi pembinaan kepada mereka yang sangat banyak. Tentu ini menjadi masalah yang cukup rumit.
Di Semongkat Kabupaten Sumbawa, kami bertemu dengan seorang ulama dari golongan jin yang bernama Syech Husain. Saya tahu juga berkat beliau masuk dalam mimpi kami dan dikonfirmasi oleh seseorang yang kebetulan dimasuki jin (kesurupan). Saya sempat marah kepada beliau kenapa tidak peduli sama sekali dengan kemungkaran di sekitarnya. Beliau hanya duduk di atas batu dan berdzikir sebanyak-banyaknya. Sementara di sekitarnya banyak terjadi kemungkaran tanpa ada yang mengingatkan. Setelah sedikit berdiskusi kemudian kami melihat dan diberitahu oleh jin santi melalui seorang anggota PMR yang sempat kemasukan bahwa Syech Husain sekarang sudah mau beramar ma’ruf nahi mungkar dan bersilaturahim. Alhamdulillah, satu tugas sudah terlaksana.
So, itulah kelemahan bangsa jin, sulit untuk membina umatnya karena terlalu banyak populasinya. Namun mereka memiliki kelebihan yang sebenarnya bila mau, bisa dimanfaatkan untuk membina umat pula. Yaitu kecanggihan berkomunikasi dan teknologi. Dalam sekejab, jin yang ada disini bisa berada di Jawa. Jadi jin secara teknologi sangat canggih, namun secara peradaban sangat rendah. Bahkan kata Sir Dad jin yang berhasil kami wawancarai sewaktu kami di Bandung tahun 2002 lalu, semakin tua jin semakin sakti dan bisa mencuri berita langit, katanya. Jadi jin berbeda dengan barang elektronik dan Handphone. Barang elektronik semakin tua semakin ketinggalan jaman. Sementara jin semakin tua semakin bisa mengikuti informasi. Demikian kata Sir Dad.


Ustadz Ikrom yang Luar Biasa
Tahun 1992 ketika saya benar-benar seorang diri berada di Ambon Maluku, tiba-tiba hadir sosok aneh, luar biasa dan menakjubkan. Kecelakaan pesawat Mandala Airline yang merenggut nyawa Rony salah seorang putra Bapak Djajadi Fajar Djauhari Kawilpos XI Ambon waktu itu menjadi asbab pertemuan kami.
Sebagai bawahan yang kebetulan juga mantan Korp Sukarela (KSR) PMI, jasad anak kesayangan atasannya belum bisa ditemukan membuat saya rela untuk blusukan (keluar masuk) hutan belantara di sebelah Bandara Patimura Ambon di Laha. Kebesaran Allah muncul di mata kepala saya, betapa ada seorang berpakaian serba putih terbang di sekitar kami. Penampakan tersebut kadang muncul, kadang menghilang. Wallahu a’lam apa maksud dari semua itu. Yang jelas di tengah rasa takut karena merasa seperti melihat hantu di siang bolong, ada rasa penasaran yang sangat dalam.
Sucipto sahabat saya yang asli Nganjuk mengatakan bahwa katanya ada seorang ulama yang sangat sakti sedang menghibur Pak Djajadi. Kontan saja, rasa penasaran ini kian memuncak. Tapi ngomong-ngomong kenapa Cipto bisa tahu lebih dulu ya?. Padahal sayalah yang paling aktif di Kantor Pos Ambon saat itu. Ternyata memang setiap orang pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Satu sisi mungkin dia lemah dari segi komunikasi, tetapi kalau Allah mau, mata saya bisa ditutup agar Cipto dululah yang mengetahui informasi penting itu. Karenanya sombong adalah satu perilaku yang paling dibenci oleh Allah SWT. Ya Allah, lindungilah kami dari sikap sombong, ria dan takabur yang akan menghapus kebaikan kami. Amin
Tulisan tentang Ustadz Ikrom yang insya Allah menurut saya seorang waliyullah, akan kami tulis tersendiri untuk kami jadikan sebagai buku. Semoga kenangan indah bersama beliau dapat menjaga iman saya agar tidak pernah rusak, bahkan meningkat dari waktu ke waktu meskipun susah. Ustadz Ikrom mengajarkan pertama kali kepada kami tentang larangan dusta dan tawadhuk. Selanjutnya istinjak awal yang sampai saat ini kami belum mampu melaksanakannya juga menjadi pesan utama beliau.
Ketika tahun pertama kami bersama, beliau hanya mau makan dari uang saya, Pak Hery Hadi Rahayu Nur (di wilpos), dan Pak Nursaid (atasan langsung saya). Semuanya berada di Ambon. Bahkan makanan Pak Djajadi yang Kawilpos tidak pernah disentuh. Tanpa pernah mau menjelaskan, nampaknya beliau waktu itu hanya mempercayai bahwa uang kami tersebut halal. Wallahu a’lam. Sedangkan Pak Djajadi mungkin karena pejabat yang biasanya memiliki dana non budgeter dianggap oleh beliau sebagai uang subhat.
Ustadz Ikrom sangat jarang, bahkan belum pernah kami lihat beliau berangkat apalagi sedang mandi. Tetapi anehnya, beliau senantiasa menebarkan bau harum yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Bahkan karena kekhasan bau beliau, kami acapkali merasa yakin akan kehadiran beliau ketika kami sedang sendirian. Dan kalau sudah begitu kemudian kami berucap salam. Wallahu a’lam benar atau tidak saya. Tetapi kenyataannya beliau pernah marah besar kepada saya, ketika ada seorang pengemis di pasar datang minta uang seribu kepada saya tidak saya beri. Tahu dari mana beliau?.
Beberapa kali tidur bersama beliau (jarang lo waktu itu seseorang bisa bertemu apalagi bisa tidur bersama beliau), sering kami mendengar obrolan beliau dengan seseorang yang kami sama sekali tidak memahaminya siapa dia. Dan ketika itu tak pernah mulut ini bisa terbuka untuk menanyakan perihal tersebut, tidak berani atau apa, saya benar-benar tidak paham.
Ustadz Ikrom yang sekarang berada di Ngawi Jawa Timur adalah orang hidup yang paling saya kagumi dan cintai. Ketinggian ilmu dan kemampuan melihat beliau membuat saya rela untuk memijit badan kerasnya selama berjam-jam. Badan beliau seperti besi, dipukul, dinjak, apalagi hanya dipijit, sepertinya tidak terasa olehnya. “Lebih keras lagi nak”, demikian kata beliau ketika saya yang sudah lemah mengedorkan pijitan. Tetapi insya Allah rasa cinta saya kepada guru, dengan memijit sampai kemudian saya tertidur karena kelelahan membuat saya tenang menerima semua itu.
Ustadz Ikrom banyak bergaul dengan makhluk yang saya tidak paham. Tetapi ketawadhukan beliau yang mengaku belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW membuat kami semakin terpacu untuk terus dan terus belajar tentang Islam yang yu’la wala y’lu alaihi, tinggi dan tidak bisa ditandingi ketinggiannya. Mungkin saat itu saya belum dan tidak pantas untuk tahu tentang banyak hal. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan amal ibadah kami, harapan untuk mendapat kepercayaan tersebut kian besar dan nyata. Semoga.

Friska jin qarin none Belanda
Juli 2002 ketika kami sedang menjalani pendidikan Pos di Bandung, ternyata sejak kami tinggalkan tujuh tahun sebelumnya, yaitu tahun 1995, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pos (PUSDIKLATPOS) sudah banyak berubah. Di jalan Sari Asih nomor 45 Sari jadi Bandung 40115, di PUSDIK yang memiliki luas sekira 15 Hektar itu, kami kembali membuka memori. Sekarang PUSDIKLATPOS yang tahun 1995 katanya menjadi PUSDIKLAT paling megah se Asia Tenggara (kata orang pos sih), sudah menjadi Politeknik Pos Indonesia (POLTEKPOS). Dengan menjadi POLTEKPOS yang belajar disana bukan hanya orang pos saja. Pelajar seluruh Indonesia yang mau belajar di empat jurusan (Logistik, Akuntansi, Pemasaran dan Informatika) di POLTEKPOS dan ingin bersaing untuk menjadi 25 besar yang akan direkrut langsung PT Pos berkumpul.
Masa Orientasi Siswa (MOS) yang ngetren sebagai ajang balas dendam di kalangan pendidikan Pos masih berlaku (gak sampai mukul lo..). Tetapi Ospek yang lazim dilakukan di setiap perguruan tinggi juga dilaksanakan disana. Karuan saja kami yang sudah berumur dan gundul karena MOS, juga harus bergabung dengan siswa baru lulusan SMA/MAN sejumlah 200-an orang dalam acara kuliah perdana.
Hari pertama Ospek tidak ada masalah karena kondisi Calon Mahasiswa (Cama) masih ok. Tetapi mulai hari kedua, karena setiap hari acara berakhir sampai malam, nampaknya stamina mereka mulai turun bahkan drop. Disitulah kemudian drama kesurupan mulai terjadi. Bahkan bukan hanya Cama yang kena, seniornya juga ada yang sempat terkena penyakit aneh tersebut.
Ika, senior dari jurusan Pemasaran yang katanya tahun lalu juga dapat, menjadi orang pertama pertunjukan. Bagaimana tidak boleh dibilang pertunjukan, orang yang nonton banyak, yang akhirya dilarang oleh panitia. Dengan doa secukupnya kuberanikan diri untuk turut menyelesaikan masalah. Kan kasihan program kerja kacau karena campur tangan jin yang tidak bertanggung jawab. Saya datang ke posko mereka yang dari jauh terdengar teriakan-teriakan korban. Tetapi ketika saya masuk ke poliklinik dimana mereka ditampung, sudah pada sembuh semua. Hal ini berlangsung beberapa kali yang cukup membingungkan diri saya.
Usut punya usut belakangan kami ketahui dari korban yang belum sembuh bahwa mereka takut dengan saya. Astaghfirullah, emang saya ini siapa? Tanyaku marah meski agak senang. Bayangkan, kalau takut kenapa ketika saya datang jin pada ngacir, dan ketika saya pergi mereka berani masuk lagi?. Ngajak main-main ya? Kataku geram saat itu.
Dengan memohon kepada Allah melalui shalat Hajad empat rekaat, saya berharap Allah menahan dulu keluarnya jin yang keluar masuk ke orang dengan sembarangan tersebut. Rupanya Allah mengabulkan permintaan saya. Ketika saya datang, Ika masih dalam keadaan kesurupan. Disitulah kemudian kami berdebat habis-habisan tetapi tanpa ujung, sehingga kemarahan saya memuncak dan akan membunuh mereka. Apalagi Aji seorang yunior saya bukan hanya mengancam tetapi sudah banyak melakukan pemukulan-pemukulan kepada jin tersebut.
Namun bukannya lebih baik, suasana malah menjadi kacau. Di Posko berhasil disembuhkan beberapa orang (semua yang di Posko), di lapangan ada 30 orang tumbang. Demikian kejadian ini berulang ulang sampai akhirnya Posko yang tidak muat ditambah masjid sebagai tempat menampung korban. Subhanallah, ada apa ini?
Dalam beberapa kali shalat wajib saya menangis, bertanya dan bertanya. Ada apa dengan saya?. Bahkan beberapa ulama dari luar Pusdik sudah dipanggil dan tidak membuahkan hasil. Bahkan Aa Gym di Geger Kalong Girang juga sempat dimintai tolong oleh panitia. Seorang korban bernama Widya dibawa ke Pesantren Darut Tauhid itu, Tetapi hasilnya nihil. Mungkin harus menggunakan cara-cara Rasulullah yang damai, sabar, tenang dan berwibawa, kataku dalam hati. Saya harus mengambil resiko ini, tekadku.
Dalam kesedihan yang muncul dengan kecurigaan perbuatan dosa saya yang kadang masih suka melihat orang cantik, shalat tidak selalu khusuk dan masih suka makan banyak, tiba-tiba ada tamu datang ke kamarku 314 Anggrek (lantai 3). Asrama Anggrek adalah salah satu dari nama asrama di POLTEKPOS yang bertingkat tiga dengan masing-masing tingkat berisi 30 kamar, ruang TV, mushalah dan ruang tamu. Asrama lain adalah Melati dimana tempat makan bersama juga disitu dan satu lagi Raflesia. Sedangkan Asrama Gandaria ada di bagian depan kanan di bawah dan hanya beralantai dua.
Oh iya, Poltekpos yang posisi tanahnya agak landai dan berpagar tembok keliling itu lengkap lo. Ada gedung administrasi, gedung pendidikan (kelas yang jumlahnya ratusan), laboratorium, poliklinik, kantin dan perpustakaan. Ada juga lapangan tennis dan Gelanggang Olah Raga (GOR) yang bisa menampung ratusan orang disana. Tentu di bagian depan ada kantor Satpam yang siap mengamankan Poltekpos 24 jam.
Bandung yang dikenal dengan kota kembang itu bener banget, banyak Awewe (perempuan) nu geulis (yang cantik-cantik). Jadi dosa mata saya acap kali bertambah dengan berada di Bandung ini. Wah, imanku ketahuan ni kalau masih sangat tipis. Gak apa lah bukti kalau masih normal dan yang penting akan segera diperbaiki hehehee… Kalau mau membuktikan apa benar banyak godaan setan ahwat (wanita) ya silakan saja ke Bandung. Tetapi harus siap untuk membaca istighfar minimal 100 kali sehari he… he…
Tamu yang datang tadi adalah Muaz yang ternyata pacar Ika, si senior yang pertama kena itu. Setelah ngobrol beberapa saat Muaz yang asli Pekanbaru itu mengajak saya menemui Ika. Ternyata dia sudah membawa Ika ke Asrama Anggrek, tetapi di lantai dasar. Katanya sih memang Ika masih kesurupan dan jinnya tidak mau diajak naik ke atas. Ealah…
Pertama melihat saya Ika marah, berontak dengan mata merah melotot, tetapi dia juga pengin kabur. Sayang tenaga Muaz dan Egi temannya lebih kuat darinya. Akhirnya mau tidak mau Ika hanya bisa diam dalam lindungan tangan kokoh kedua temannya dan menghindari mata saya.
Saya tetap berdoa agar jin yang berada padanya tidak bisa keluar. Dan rupanya inilah yang kian membuat jin kafir itu marah. ‘kenapa kau siksa aku seperti ini?”, teriak jin itu murka. “kau ini kejam, sudah mengusir kami dari rumah, merebut mustika kami dan sekarang masih mengganggu dengan siksaan yang sangat keji,’ lanjutnya berteriak.
“Makanya tenang dulu, kasih tahu namanya siapa, tinggal dimana, maunya apa dan apa hubungannya dengan saya?”, tanyaku dengan nada rendah dan sabar. Lama dia tidak memberikan respon. Mungkin batin saya yang lembut tanpa emosi membuatnya lebih nyaman. Berbicara dengan mereka memang harus menggunakan batin yang lebih kuat. Sehingga akhirnya diakuinya dia bernama Friska (jin Qarin) yang tuannya meninggal tahun 1913, tinggal di belakang asrama saya, dan merasa terganggu dengan perbuatan mengaji dan shalat tasbih saya. Subhanallah, ternyata dia jujur juga. Dampak shalat Tasbih memang saya rasakan luar biasa selama ini. Bukan bermaksud sombong, sejak sekolah MAN saya sudah meng-istiqamahkan shalat tasbih setiap hari. Tenang rasanya melakukannya, meskipun kualitas shalat saya mungkin amat buruk, ngebut. Jadi meskipun ada beberapa ulama yang menganggap bid’ah Shalat tasbih, saya tetap melaksanakannya. Biarin, saya yakin dan siap menanggung resikonya kok.
Tanpa membuang waktu, Friska yang pandangannya mulai berubah dan tidak curiga lagi kepadaku, kami ajak dia untuk menjadi muslimah. Alhamdulillah dia mau. Lalu terdengar bacaan syahadat dan terjemahannya yang terbata-bata dari mulutnya atas bimbingan saya. Ini kemudian diulanginya beberapa kali. Sedikit kultum dari saya bagaimana seorang muslim harus bertindak, beperilaku dan beribadah membuatnya semakin tenang. Kebahagiaan nampak dari tatapan matanya, ketenangan dan kedamaian membuat Ika si pemilik tubuh tidak beringas lagi. Senyuman dan lirikan mata Ika membuat saya bingung, seolah dia kagum dan naksir saya he…he… (G-R).
Sudah cukup obrolan bakda ashar sampai menjelang maghrib tersebut mengharuskan saya menyuruh Friska untuk segera keluar dari tubuh Ika. Tetapi dia menangis katanya Friska akan dibunuh teman-temannya dan Sir Dad pimpinannya yang sudah berusia 1.500 tahun karena dianggap berkhianat. Di Masjid sudah adzan maghrib dan kami belum ada keputusan. Sehingga dengan membaca sayyidul istighfar (rajanya istighfar) saya tawarkan kepada Friska untuk sementara tinggal di badan saya, demi keamanannya. Dia setuju dengan solusi itu. Kemudian Friska saya tempatkan pada tulang belikat bagian kiri saya. Dia bergerak-gerak ketika menyampaikan sesuatu dan senang rasanya bergaul dengannya meski kadang sakit ngilu di bagian itu. Wallau a’lam benar atau tidak cara saya ini. Nanti Ustadz Ikrom guru kami dan beberapa ulama akan meluruskannya.
Malamnya ketika sedang tidur, subhanallah.. saya bertemu dengan Friska yang berambut pirang, langsing, tinggi semampai dan cantik layaknya seorang None (anak jendral belanda bernama Ernest Van Hoven, katanya) dan beberapa temannya dari suku Jawa, mungkin juga Sunda. Hanya mohon maaf, mereka semua tidak ada yang berbusana. Sebagai orang normal ada rasa senang mengalaminya. Tetapi juga takut dengan dosa yang mungkin menjadi semakin banyak. Akhirnya usai shalat subuh, Friska dan teman-temannya kami beri baju secukupnya. Pada kesempatan lain kemudian beberapa teman kami mintai pakaiannya untuk mereka. Lantas pada pertemuan berikutnya Friska sudah menggunakan pakaian putih. Katanya pakaiannya yang dulu, syukurlah kalau ketemu, batinku tanpa berfikir panjang.
Pembaca bertanya-tanya kan? Bagaimana saya melihat mereka?. Jujur saya tidak bisa melihat mereka, melalui mimpi dan pemberitahuan hati kecil yang kami yakini, itulah informasinya. Wallahu a’lam benar atau tidak informasi tersebut. Lagian kan ada haditsnya bahwa barangsiapa mengaku melihat jin, dianggap kufur. Gak tahu ah…, biar para ulama yang menjelaskannya. Saya kan bukan ulama, dan hanya bercerita tentang pengalaman unik saya.
Pakaian yang kemudian mereka pakai adalah pemberian ikhlas dari teman-teman seangkatan saya yang boleh diambil pakaiannya. Secara fisik pakaian yang diambil mereka tetap ada dan berwujud, yang mereka ambil hanya sarinya saja, hakekatnya saja. Jadi ketika saya memberikan baju putih kepada Mira salah satu dari mereka, baju saya tetap ada, tetapi kalau dipakai menjadi kurang enak he…he…
Dalam perjalanannya kemudian Friska bersedia tinggal di kamar saya. Belajar agama dari buku-buku saya, mengaji dan terus beribadah. Kalau saya pergi dia ikut denganku. Sebab kalau tetap di asrama dia akan dikeroyok teman-temannya atas perintah pimpinannya. Kondisi ini berjalan sekitar seminggu.
Dan minggu berikut ketika sedang belajar di kelas, Ika dan Widya kesurupan lagi. Dipanggil lagi saya untuk menyelesaikannya. Maka kamar 312 Anggrek dimana Ustadz Kun Kun Kurniadi teman seangkatan saya berada kami jadikan sebagai tempat untuk bernegosiasi.
Sir Dad Murka katanya. Asrama akan dihancurkan olehnya, lantaran sebagian besar pengikutnya pada masuk islam. Sementara dia sangat membenci Islam.
“Kenapa Sir dad Marah sama Islam?, bukankah Islam datang dengan damai?”, kataku kepadanya yang kemudian dijawab dengan bahasa arab yang fasih tetapi karena cepat sekali saya tidak paham.
“can You speak japaness?”, katanya kemudian dengan bahasa inggris yang super fluently, fasih banget. Tetapi matanya nanar memelototiku. Rupanya dia tidak main-main dengan gertakannya. Tangan Ika yang dirasukinya yang kukunya panjang-panjang mencakar-cakar orang sekitarnya. Saya yang duduk dua meter darinya menjadi rada ngeri dibuatnya.
Omelan dengan bahasa belanda, arab dan Inggris tak bisa kami pahami, bahasa cina pun nampaknya Sir Dad bisa. Jadi pengin belajar deh dengan beliau.
“Cepetan bebaskan Friska dan teman-temannya!!”, damprat Sir Dad murka yang membuyarkan lamunan saya. Saya pikir kok jadi saya yang disalahkan ya? Kenapa bukan manajemen POLTEKPOS yang menyelenggara semua kegiatan di kampus dan asrama itu? Tetapi memang sejak awal saya sudah ambil resiko untuk mempelajari misteri ini. Insya Allah akan bermanfaat. Kataku dalam hati.
Dengan umpatan sedikit bahasa Indonesia akhirnya kami memahami bahwa Sir Dad adalah juga Jin Qarin yang tuannya dibunuh dan dibakar oleh Sahabat Rasul yang bertugas menyebarkan Islam di Pasundan. Makian Sir Dad baru reda ketika saya tanyakan apa yang diinginkannya dengan hidup ini. Dalam diam dan sedikit bingung rupanya selama ini dia tidak pernah berfikir tentang tujuan hidup di dunia. Dia merasa akan hidup selamanya. Padahal semua mahkluk adalah fana, nisbi dan serba relatif, tidak ada yang kekal. Dia sadar bahwa dia bukan Tuhan, tetapi trauma pada kejadian pembakaran atas dirinya membuatnya belum memaafkan Islam.
Secara berangsur dengan adanya diskusi yang cukup panjang tersebut Sir Dad menuturkan betapa ketika dia menjadi saudagar kaya yang tidak mau masuk Islam kemudian dikejar, dibunuh dan dibakar. “Saya belum bisa menerima perlakukan itu”, ungkapnya terbata-bata layaknya bule yang tidak lancar berbahasa Indonesia. “jadi untuk saat ini saya belum bisa menerima tawaran Saudara masuk Islam”, lanjutnya.
Berdasarkan keyakinan kami dan hasil konfirmasi dengan Ustadz Ikrom yang selalu memantau perkembangan, Sir Dad akhirnya masuk Islam dengan cara yang sangat mengharukan. Kisah tentang Sir Dad sebagai penguasa Ciwaruga sampai dengan Sari Jadi tersebut insya Allah akan dikupas pada Bagian tersendiri.
Bagaimana dengan Friska?. Rupanya memang Friska memiliki pengaruh yang sangat bagus di lingkungan tersebut. Sehingga dengan masuknya Friska menjadi Muslimah, puluhan bahkan ratusan jin turut mengikuti jejaknya. Dengan berdiam di pojok bagian belakang kamar saya, Friska terus melaksanakan kegiatan sehari-harinya belajar dan berbuat baik. Terbukti ketika terjadi kesurupan di perumahan Sari Jadi, Friska membantu rekan-rekan kami menyelesaikan. Hal ini diketahui dengan teriak ketakutan jin yang masuk ke tubuh korban karena takut akan ancaman Friska. Maka keluarlah dia, mematuhi perintah Friska yang senior dan kuat, kata mereka.

Istri minta cerai karena Friska
Seperti biasa setiap bulan kami harus ‘setor’ kepada keluarga yang ketika kami pendidikan di Bandung tahun 2002/2004 harus ditinggal di Sidoarjo. Maklum dengan alasan pendidikan anak dan penghematan (meski sebenarnya sama saja) kami harus berpisah. Padahal justru ada dua dapur? Tapi sudah kadung, biarkan saja.
Beberapa kali mudik ke Sidoarjo istri biasanya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Masakan favorit gule kambing sampai persiapan pendaratan karena pesawat akan segera landing he…he… Tetapi aneh banget, kali ini lain. Jangankan mempersiapkan semua itu, bertanya-tanya selama dalam perjalanan, menanyakan sudah sampai dimana seperti biasanya dan seterusnya saja tidak dilakukan. Sampai di rumah, biasanya sambutan meriah sudah dipersiapkan, anak-anak sudah menunggu di depan pagar, kali ini ditegor saja tidak. Ada apa lagi ini, kataku mengeluh.
Sebagai orang yang terus dan terus belajar sabar, saya terus mempelajari apa sebenarnya yang terjadi. Kan kita harus menjadikan shalat dan sabar sebagai penolong. Terlebih prinsip ikhlas yang tanpa batas membuat saya mampu untuk bersabar ditengah suasana tanpa saling menegur. Habis mau negur gimana, orang dia sibuk dengan keluarganya yang sedang ada gawe dan menghindari saya. Perdebatan kecil sih sudah terjadi tadi pagi. Tetapi belum jelas ada apa dengan semua ini karena dia tetap bungkam ketika saya paksa. Tragisnya ini berlangsung lebih dari 11 jam, mulai jam 08.00 sampai jam 19.00 apa tidak kacau ini.
Usai Isya di kamar yang mau tidak mau kami harus bertemu, dia menyentak saya sambil mulai berurai air mata. “Siapa perempuan di kamar itu?”, tanyanya tanpa sudi melihatku yang membuatku semakin tidak paham. “perempuan rambut pirang!, ceraikan saja aku!”, pekiknya sembari ngeloyor meninggalkan saya yang masih belum ngeh. Akhirnya karena kamar dikunci dari dalam bersama anak-anak, saya harus tidur di depan TV dimana saat itu nyamuk Sidoarjo sangat ganas.
Sambil terus berfikir dan sedikit berdzikir dengan membaca shalawat nuril anwar sebanyak-banyaknya, nonton TV menjadi hiburan yang tetap tidak bisa menghibur. “cerai” apa tidak heboh kata itu?, itu kan perbuatan halal yang dilaknat Allah. Namun tetap saja saya lakukan menghibur diri demi menghabiskan waktu yang hanya dua hari di rumah mertua. Pikir saya, besok ketika semua sedang pergi akan saya selesaikan masalah dengan istri ini. Biar orang pada gak tahu dan cukup kami berdua yang tahu. Rupanya keputusan ini sedikit menenangkan hati.
Dan seperti biasa ambil kertas dan pena untuk menyusun langkah-langkah penyelesaiannya di kertas biar tidak lupa. Maklum memori ini sangat terbatas untuk mengingat semua hal. Apalagi waktu itu memang momen menjelang ujian semester. Sehingga buku-buku yang saya bawa dari Bandung sama sekali tidak tersentuh. Mungkin lupa, malas atau bagaimana, setiap pulang dengan membawa buku-buku mata kuliah selalu saja tidak mendapat perhatian dari saya. Padahal rencananya buku yang dibawa itu akan dilahap dan dikuasai selama liburan sabtu untuk meringankan beban belajar di Bandung. Tetapi, rencana tinggal rencana yang ternyata susah untuk direalisasikan. Main dengan anak dan ngobrol dengan teman-teman ternyata lebih asyik dan menyita cukup banyak waktu.
Pukul 02.00 Wib ketika mata ini baru mulai bisa terpejam tiba-tiba terdengar suara gemuruh orang berjalan. Seseorang berjalan tergesa-gesa dan menindih saya yang sedang tidur di lantai dari atas. Dipeluknya saya erat-erat sampai susah nafas ini dihela, seraya berucap penuh emosi dan tangis “maafkan saya Pa”, kata perempuan yang ternyata istri saya itu membuat saya mulai siuman dari tidur. Tetapi masih belum paham ada kejadian apa yang menimpa dirinya sehingga didera rasa takut seperti itu. Untung saya sudah lama tidak latihan kungfu. Kalau pas rajin-rajinnya mungkin dia akan terkena tendangan maut refleks kaki saya seperti yang pernah dialaminya dulu sewaktu baru menikah. Habis ngagetin sih…
Dalam kondisi saya yang setengah teler itu kemudian istri saya bercerita bahwa baru saja dia kedatangan seorang tua berjubah putih yang masuk ke kamar terkunci itu. “Dalam keadaan mulut saya tercekat, takut dan bingung, kyai itu bilang kepada saya katanya nak Muslih tidak seperti itu”, urai istri saya masih dengan nafas tersengal, pucat dan miris melihat penampakan aneh tersebut. Hanya itu?, “iya hanya itu”, kata istri saya yang lantas nyerocos bercerita tentang mimpinya. Lupa kalau dia habis marah besar. Dasar wanita, susah ditebak, batinku.
Dua hari sebelum saya datang ternyata istri saya yang memang pernah ingin saya jadikan sebagai mediator ini bermimpi aneh. Mediator bukan makelar atau negosiator, tetapi mediator untuk saya masukkan jin ke dalam dirinya, siapa tahu bisa ditanya-tanya hehehehe.. Jangan ditiru ya? Ini tidak boleh dilakukan. Apalagi bila iman, amal dan ilmunya masih meragukan seperti saya. Itu hanya pekerjaaan orang stress atau orang yang gak punya kerjaan.
Dia bermimpi datang ke asrama Anggrek di POLTEKPOS Bandung dimana saya tinggal. Betapa kagetnya katanya di kamar saya ada seorang gadis cantik berambut pirang yang juga sedang berada di situ. Sebagai istri setia api cemburu kemudian membakar dadaya. Padahal gadis tersebut adalah Friska yang tidak lain jin qarin yang memang sedang belajar di kamar saya. Anehnya kenapa semua yang dilihat istri saya dalam mimpi tersebut dirinci persis dengan keadaan yang sebenarnya. Padahal dia sama sekali belum pernah saya ajak kesana. Jangankan kesana, ke Bandung saja dia belum pernah. Bahkan sampai saat tulisan ini dibuat hehehehe… Habis dianya tidak mau.
Di kamar itu katanya ada dua tempat tidur tingkat, di belakang ada jemuran , kamar mandi dan jendela dengan view sungai dan sedikit semak, serta meja belajar khusus yang memang dipersiapkan untuk mahasiswa. Persis dengan keadaannya. Lagian memang Friska juga kurang ajar, dimarahin istri saya kok malah cengengesan katanya dia juga suka sama saya. Ya ampun… kok jadi ribet gini, kataku dalam hati. Tapi geli juga sih jadi rebutan dua cewek.
Akhirnya terjawab sudah mengapa istri saya marah besar dan minta cerai. Ternyata keyakinan akan mimpinya membuat api cemburu benar-benar membara dalam hatinya. Cukup beralasan dia berbuat seperti itu. Karena pengalaman beberapa kali memang apa yang dimimpikannya selalu menjadi kenyataan dan terjadi. Mungkin benar bahwa mimpi adalah 1/46 (seper empat puluh enam) dari kenabian. Wallu a’lam@.




Sir Dad membenci Islam
Seorang ulama dari golongan jin di POLTEKPOS yang tinggal di masjid marah besar dengan perubahan dogma disana. Sayang jin yang merasuki Widya mahasiswi POLTEKPOS ini bersikukuh tidak mau menyebutkan namanya. Katanya beliau jin qarin dari sahabat Nabi yang seumur dan berteman dengan sahabat Abu Bakar As Shidiq RA. Beliau meninggal di Bandung dalam suatu perjalanan mengislamkan masyarakat sunda. Dan beliau dikuburkan di lingkungan PUSDIKLATPOS yang memang bekas kuburan, Wallahu a’lam.
“Tempat ini sekarang sudah menjadi tempat laknat. Perbuatan tak bermoral dilakukan di wilayah kekuasaan saya. Pergi kalian semua…!!”, ungkap jin dalam jasad Widya murka. Tanpa basa basi jin yang beberapa kali menipu saya katanya sudah keluar tersebut sempat mengungkap kebrobokan generasi muda sekarang.
“sewaktu tempat ini (PUSDIKLATPOS,red) masih digunakan untuk pendidikan Pos tidak ada kemungkaran ini. Mengapa sekarang di setiap sudut ada perbuatan mesum dilakukan”, sergahnya sembari merinci beberapa puluh titik yang biasa digunakan mahasiswa untuk melakukan perbuatan dosa tersebut. GOR, di dalam, samping, kiri, kan, Asrama Raflesia, Taman, bahkan kamar mandi masjid pun tak luput dari pemanfaatan tidak senonoh tersebut. Subhanallah, Cerdas memang Mr Iblis dengan laskar Al A’warnya.
Al A’war adalah nama seorang setan andalan Iblis yang bertugas untuk mengajak manusia agar mendekat dan menyukseskan perzinaan di seluruh dunia. Dialah salah satu tokoh sentral di kalangan setan yang sukses dalam melaksanakan tugasnya. Seribu satu cara dilakukan olehnya agar tujuannya tercapai. Penelitian di Yogyakarta awal millennium lalu yang mengatakan bahwa 95% mahasiswi disana tidak lagi perawan adalah hasil kerja Al A’war. Tulisan tentang lima setan kebanggan Iblis akan kami urai pada momen tersendiri. Insya Allah.
Kembali ke Widya yang tubuh cantiknya di manfaatkan oleh jin ulama tersebut untuk ber-nahi mungkar. Ternyata benarlah Sir Dad memang dibunuh oleh rombongan muslim. Jin di Widya ini adalah salah satu tokoh aliran keras dalam Islam. Sehingga ketika ditemui kemungkaran, tangannya akan dengan keras melawannya. Konsep merubah kemungkaran dengan tangan adalah menjadi urat nadinya. Bukan dengan hati yang merupakan iman terlemah. “Man ra’a minkum munkara fal yughayirhu biyadihi, fa in lam yastati’ fabi lisanihi, fainlam yastati’ fabi qalbihi wadzalika adh’aful iman”, Barang siapa melihat suatu kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, apabila tidak mampu dengan lesannya, apabila tidak mampu dengan hatinya (cukup membenci saja), dan yang terakhir ini adalah selemah-lemah iman.
Alhasil, diceritakan olehnya dan juga diulangi oleh Sir Dad, bahwa karena susahnya Sir Dad yang memiliki banyak pengikut untuk masuk Islam, maka akhirnya dibinaskan. Sir Dad ditangkap oleh khafilah muslim dan karena tetap tidak mau bermualaf maka dibunuhlah dia. Sebagai pelajaran bagi yang lain bahwa kafir akan masuk neraka, maka dibakarlah beliau sehingga jin qarinnya menyaksikan dengan mata kepalanya betapa kejamnya Islam, katanya.
Tetapi wallahu a’lam, mungkin antara para tuan dari masing-masing jin qarin telah sepakat agar tidak disiksa di neraka kelak, lebih baik disiksa di dunia saja. Terbukti entah bagaimana cara Allah memberikan petunjuk, akhirnya jin qarin Sir Dad juga masuk Islam dan beribadah secara Islami sampai sekarang.
Bagaimana dengan jin ulama itu?, Wallahu a’lam saya ditipu atau memang semakin tinggi tingkat toleransinya, beliau sudah tidak mengganggu lagi. Bahkan berkat ulahnya, Widya yang saya sering dibantu oleh Wildan yunior saya untuk mengobatinya, sekarang sudah menjadi suami istri. Wildan si betawi asli jawa dengan Widya yang neng Tasikmalaya. Selamat ya Mas? Subhanallah.
Memang hanya Allah yang tahu segalanya. Dan kita tidak diberi ilmu tentang ruh, kecuali sedikit. Wayas alunaka anni ruh quli ruhi min amri rabbi. “Wama utiitum minal ilmi illa qalila”, Dan apabila ditanya tentang ruh, katakan bahwa ruh adalah urusan Tuhan. Dan aku (Allah) tidak memberikan ilmu tentang ruh, kecuali sedikit. Ruh adalah makhluk ghaib, jin makhluk ghaib, malaikat makhluk ghaib, dan pada tulisan lain akan kami uraikan betapa ternyata manusia juga adalah makhluk ghaib. Percaya?@






Orang gendut bisa terbang
Ospek POLTEKPOS 2002 usai yang ditandai dengan penutupan di lapangan merah. Lapangan merah ini sebutan untuk tempat parkir POLTEKPOS yang luasnya lebih 50 X 50 Meter. Lapangan merah ini juga digunakan untuk upacara bendera pada momen momen tertentu.
Hingar bingar acara penutupan mengajak kami yang lagi khusuk belajar untuk turun dari kamar menikmatinya. Musik rap lagi ngetrend di kalangan mahasiswa. Tari patah-patah (break dance) pun nampak turut meramaikan ajang seni itu. Beberapa teman seangkatan kami terlihat mulai melakukan ‘kikuk kikuk’ dengan sekelompok mahasiswa/si POLTEKPOS yang usianya jauh di bawah kami. Dinginnya udara malam kota kembang masih terasa menembus jaket tebal yang kami pakai.
Sedang enjoy menikmati alunan musik plesetan ala ‘Timlo’ bersama Mas Jumadi yang kemudian jadi Kepala Kantor Pos Timika dan mutasi lagi menjadi Kepala Kantor Pos Ternate, tiba-tiba sekelompok mahasiswa menghampiri kami. Ditengah nafas beratnya, mereka menarik kami untuk datang ke GOR yang ada di bagian belakang POLTEKPOS. Ada apa lagi di GOR?, tanyaku dalam hati. Mendapat firasat ada ulah jin, doa Nurbuah kubaca sekonsentrasi mungkin, sambil berjalan menuju Tempat kejadian Perkara (TKP). ‘Ayat wanunazzilu minal qur’ani ma huwa syifau warahmatu lil mu’minin’ saya baca berulang-ulang.
Benar adanya, seorang gadis gendut bernama Harfa sedang kesurupan. Beberapa mahasiswa laki-laki mengejar cewek dengan berat badan 75 kg itu, namun tak berhasil menangkapnya. Berputar putar di lapangan basket di dalam GOR membuat yang mengejar kelelahan. Aneh memang, Harfa sendiri seperti tidak punya rasa lelah. Saat pengejar beristirahat, Harfa berteriak-teriak agar gedobrak-gedabruk di depan segera disudahi.
“Cepaaaat!! Sudahi gedobrak-gedabruk di depan itu. Kalian ini bisanya hanya mengganggu saja. Berisik, tahu nggak?, Dasar manusia tidak tahu diri”, sergahnya sambil berkacak pinggang naik ke deretan kursi penonton di dalam GOR. Tentu saja pesan tersebut kemudian akan kami komunikasikan kepada panitia. Karena saat itu sudah Pukul 23.00 Wib. Memang selayaknya acara sudah harus selesai, pikir saya.
Tengah asyik berfikir dan mengatur strategi untuk menemui panitia, tiba-tiba Harfa berlari dan kakinya tidak menapak di lantai. Subhanallah. Terus dan terus demikian, akhirnya kaki besarnya yang dibungkus dengan celana jeans dengan pakaian atasan muslimah yang serba putih mengangkat Harfa naik ke atas udara sambil menapak ke dinding papan di bagian dalam GOR. Luar biasa pemandangan tersebut. Maha besar Allah yang memperlihatkan kepada kami kebesaran-Nya. Ternyata ada orang bisa terbang, gendut lagi. Jadi mungkin benar sebuah kubah di suatu masjid di Jailolo Maluku Utara bisa terbang menempati tempatnya. Bila pembaca sudah melihat filmnya di beberapa telepon genggam, betapa luar biasanya kejadian tersebut.
Panitia datang, namun dengan jawaban yang belum memuaskan. Karena masih ada beberapa acara yang diisi oleh seniman Bandung belum tampil katanya. Ya ampun, bagaimana ini. Sementara Harfa yang berhasil kami taklukkan setelah terbang tadi sedang tidur di pangkuan Septi sahabatnya. Dengan bacaan Allahu rabbuna warabbukum, lana a’maluna walakum a’malukum, la hujatan bainana wabainakum, allahu yajma’u bainana wailaihil mashir tiba-tiba Harfa lemas dan patuh pada perintah saya. Alhamdulillah, Jin yang saya sudah malas bertanya namanya itu mengatakan bahwa anaknya terinjak oleh penonton. Ealah.. ada-ada saja.
Mendengar ada informasi belum selesai jin itu masuk lagi dan melalui Harfa membentak-bentak panitia yang baru datang dan membodoh-bodohkannya. Kembali Harfa dengan jin di dalam tubuh gendutnya berlari kesana kemari. Maka saya ambil wudhu dan shalat hajad dua rekaat disana di bagian pojok barat GOR. Dengan sangat terpaksa saya memohon kepada Allah untuk mengembalikan jin tersebut pada tempat tinggalnya di Pohon depan Gedung Administrasi. Alhamdulillah berhasil tanpa kami sentuh. Harfa jatuh, dan pergilah jin tersebut tanpa sempat berkenalan dengan kami. Capek ah…
Seiring dengan selesainya masalah Harfa, panggung pun mulai sepi dan bubarlah penonton yang tadinya memadati POLTEKPOS. Bisa jadi keluarnya jin tadi bukan karena permohonan saya, tetapi karena acara sudah usai. Kan permintaan mereka cuman agar acara rame-ramenya segera disudahi. But Whatever, emang gua pikirin. Besok kan hari Minggu. Tidur yang enak, jam 06.00 joging ke Gasibu. Asyik, rame lo..!!? mau ikut?@


Punggung saya ditikam pisau oleh istri
Seperti ada yang memerintah, ketika Maret 2003 kami ditempatkan di Kantor Pos Mataram Nusa Tenggara barat, safar spiritual (perjalanan spiritual) untuk saya masih belum usai. Bahkan batin saya mengatakan ini baru mulai.
Lombok mendapat julukan seribu masjid. Tentunya bukan sekedar demikian yang kemudian fakta yang kita temui. Di Lombok menurut saya juga terdapat lebih dari seribu ulama yang bergelar Tuan Guru Haji, sebagai gelar untuk kyai atau ustadz yang pernah bersekolah di Jazirah Arab dan Mesir.
Tuan Guru Haji (TGH) di Lombok sebagian besar mendalami ilmu hakekat. Dengan ilmu tersebut rata-rata beliau-beliau itu tergolong orang yang linuwih (orang yang punya kelebihan). Dari sana kemudian saya mendapat bisikan dan dorongan luar biasa untuk melaksanakan silaturahim kepada mereka. Dorongan ini bahkan bisa membuat stress saya ketika saya tidak melaksanakan ‘perintahnya’. Terkadang jantung ini berdegup kencang ketika ada simbul pemanggilan muncul.
Simbul pemanggilan ini sebenarnya cukup sederhana. Ada seseorang bercerita tentang seorang TGH di Lombok mana gitu, kemudian seakan ada bisikan bahwa saya harus segera bersilaturahim kepada beliau. Untuk pemanggilan ini tidak semua cerita orang bisa menyentuh jantung saya. Artinya tidak semua TGH harus saya kunjungi untuk bersilaturahim. Mungkin tidak atau waktunya yang belum tiba.
Di tengah degup jantung yang luar biasa atas pemanggilan tersebut biasanya bila saya belum sempat atau mungkin sedang malas karena banyak kerjaan di kantor, mereka akan datang ke dalam mimpi saya. Kehadiran beliau dalam mimpi selain bertemu muka yang kemudian kami konfirmasi (cocokkan) ketika bertemu, juga sering ada beberapa cerita di mimpi sebagai prolog pertemuan kami.
Pada saat tertentu saya menyerah dan tidak mau lagi mendapatkan kondisi seperti itu. Tetapi tidak bisa, resah gelisah dan banyak masalah akan segera saya temui bila berniat lari menjauh. Ya Allah, tolonglah saya.
Suatu saat kondisi ini saya tanyakan kepada Mbah Tsabit seorang Kyai di Mojosari. Katanya yang memang benar adanya, saya punya suatu istiqamah yang membuat setrum kepada kalangan mereka. Saya akui bahwa setiap hari saya punya istiqamah shalat tasbih, dhuha, tahajud meskipun sedikit, dan juga shalat hajad serta istihkarah. Istikharah ini saya berfikir karena sejak bangun tidur sampai tidur lagi kita dihadapkan pada pilihan-pilihan. So, agar pilihan saya baik menurut Allah saya harus shalat istikharah setiap hari.
Bukan hanya itu. Setiap hari selain saya membaca istighfar seratus kali, ada beberapa shalawat yang juga saya wiridkan setiap harinya. Istighfar yang saya baca hanya ‘astaghfirullah al adhim’ saja. Tetapi tak jarang juga karena merasa banyak dosa saya baca sayidul istighfar 10 kali.
Mungkin karena itu semua saya dibenci oleh setan dan jin yang islamnya belum sempurna. Sehingga suatu hari ketika saya harus bersilaturahim ke TGH Thahir yasin di Lendang Nangka Lombok Timur, saya pulang kemalaman. Maklum Ampenan-Lombok Timur cukup jauh. Sementara berangkatnya saja sudah bakda Isya. Jadi deh, pulang jam 12 malam.
Sampai di rumah tua di perumahan pos Ampenan dimana saya tinggal, saya ketuk pintu kamar langsung, bukan pintu depan. Lama tidak segera dibuka, sekali lagi saya ketuk pintu itu. Tetapi tetap tidak ada respon positif dari dalam kamar. Dengan sedikit berdoa kucoba membuka jendela yang saya ketuk tadi. Alhamdulillah berhasil terbuka sehingga kelihatan dua orang anak saya sedang tidur dan istri saya.
“Ngapain pulang?, pergi lagi sana”, kata istri saya emosional. Pinta saya untuk membuka pintu mendapat respon positif dengan bangunnya dia untuk membuka pintu depan.
Tetapi apa yang terjadi, dia seperti orang kesurupan. Matanya merah, tangannya gemetar. Setelah berucap salam saya langsung ke kamar untuk berganti baju, kemudian kembali ke depan TV untuk bercerita kepada istri tercinta. Diluar dugaan, dari belakang ada semacam pukulan nyasar ke punggung saya beberapa kali sebelum sempat ke depan TV. Agak sakit sih saat itu. Tetapi segera hilang ketika saya tarik nafas. Setelah saya lihat ternyata di tangan istri saya tergenggam sebilah pisau dapur yang lumayan tajam.
“jadi tadi kamu tikam saya?!”, Tanya saya keras. Karena tidak dijawab malah mau ditambah lagi tikamannya, saya tangkap dan kunci dia, kemudian saya bacakan doa bismikal a’dzam. Dia lemas dan katanya pengin tidur setelah meminta maaf atas kekhilafannya. Subhanallah. Ada ya istri yang menikam suami karena pulang dari thalabul ilmi (menuntut ilmu).
Setelah sadar dan normal, istri saya bercerita bahwa dia tak begitu sadar melakukan semuanya tadi. Sialan lu, batin saya rada jengkel juga menerima perlakuan itu. Memang dia sering komplain karena saya ajak tinggal di rumah yang orang tidak mau tinggal untuk tidak dibilang takut, menempatinya. Katanya sih angker gitu. Tetapi kan tempat angker itu banyak ilmu, kilah saya.
Bagaimana dengan luka saya?, alhamdulillah bagaimana ceritanya, saya tidak terluka. Hanya saja kaos biru kesayangan saya robek berantakan di bagian punggung. Saya simpan kaos tersebut sebagai kenangan. Tetapi belakang kaos itu sudah tidak ada di lemari plastik yang kami miliki. Katanya dibuang karena dia malu.
Pertanyaannya sekarang adalah, siapa pelaku provokator istri saya itu?. Jin?, setan? atau memang dia dendam pada saya? Hehehehe…. Selidik punya selidik katanya dia mendapat dorongan yang tak terkendalikan itu akibat lupa berdoa sebelum tidur. Padahal dia juga kecapekan ngurus Riki anak laki saya yang sedang kena cacar air.
Subhanallah, ternyata tidak semua dorongan hati itu dari hati kecil (nurani). Tidak semua kata hati itu baik. Tetapi yang jelas tergantung kondisi dan amaliah kita. Kata hati akan baik bila kita dekat dengan Allah. Dan kata hati yang kemudian menjadi dorongan nafsu bejat bila hati kita kotor dan jauh dari Allah.@


TGH Musa Abdullah Yang Unik
Ada salah seorang Tuan Guru Haji (TGH) yang seperti biasa saya jadikan sebagai guru, beliau sangat aneh. TGH Musa Abdullah namanya. Beliau masuk dalam catatan saya sebagai guru spiritual yang pantas untuk diabadikan. Minimal saya sering mengirim doa untuk beliau.
Memang ada TGH Zaenudin Abdul Majid yang biasa dipanggil maulana Syech yang istimewa. Beliau juga sering menemui saya dalam mimpi maupun shalat malam. Tetapi secara fisik saya belum pernah bertemu dengan beliau. Saya datang ke Mataram tahun 2003 dan beliau meninggal dunia sebelum itu. Memang saya pernah ditendangnya ketika terlambat berziarah ke Pancor Lombok Timur. Benar-benar nyata tendangannya. Rasa sakitnya pun juga sangat terasa saat itu. Tetapi saya yakin itu tendangan sayang seorang guru pada muridnya.
Sok yakin jadi murid?. Atau ngaku-ngaku jadi murid?. Ya saya yakin saja, ketika pertama kali tidur di rumah hantu di Ampenan ada semacam transaksi. Ustadz Ikrom menyerahkan saya kepada TGH Zaenudin Abdul Majid untuk dididik dan dinina. Itu terjadi Pukul 00.00 dimana antara sadar dan tidak saya melihatnya. Wallahu a’lam benar atau tidak. Tetapi keyakinan ini sangat tinggi karena ketika kami konfirmasi saat mudik ke Ngawi Ustadz Ikrom membenarkannya.
Kembali ke TGH Musa Abdullah. Beliau tinggal di Duman kecamatan Lingsar Lombok barat. Tidak tidur, jarang makan dan hidup dengan kopi dan rokok. Subhanallah. Untuk tingkatan orang awam seperti saya, puasa sehari saja sudah lumayan berat. Bahkan ketika masih bujang dulu ikut-ikutan puasa mutih tiga hari, yaitu hanya makan nasi putih dan minum air putih saja. Itupun beratnya minta ampun. Saya kapok deh puasa mutih. Bukan karena beratnya dan lemasnya saja, tetapi mendapat murka dari guru-guru dan kyai yang saya kenal lebih mengerikan. Katanya tidak perlu. Puasa senin-kamis yang biasa saya lakukan dan dzikir sebisanya sudah cukup. Tetapi TGH Musa Abdullah yang biasa kami panggil Mamiq, bisa mencangkul dan menggarap kebunnya seperti biasa. Tidak lemas, tidak loyo dan semakin bergairah. Padahal tak ada makanan masuk dalam tubuh beliau. Maha Suci Allah yang telah membuat kelebihan seperti itu.
Mamiq juga berteman dengan jin, bukan memelihara jin. Mahmud adalah jin sahabat Mamiq yang tinggal di pinggir sungai di samping rumah beliau. Untuk mamanggilnya Mamiq hanya berucap ‘Mud’ atau membatinnya saja. Dia akan datang. Kalau saya, biar katanya kalau dikirim fatehah akan datang, saya bacakan 100 kali fatehah juga belum muncul.
Memang Mahmud sudah beberapa kali setelah memperkenalkan dirinya muncul ke dalam mimpi saya. Tinggi besar, botak dan jarang menggunakan baju adalah ciri khasnya. Kemampuannya membawa Mamiq ke gunung Rinjani dengan sedan yang dimilikinya membuat saya tertarik untuk turut serta. Tetapi sampai detik ini, karena kesibukan Mamiq yang harus melayani umat minimal 100 orang sehari membuat saya selalu dicancel untuk jalan bersama mereka ke Rinjani. Mungkin tahun depan atau memang saya tidak ditakdirkan untuk itu. Tentang keyakinan. Saya sangat yakin dengan yang dikatakan Mamiq. Kebenaran selalu terbukti dari apa yang dikatakan beliau. Bukan mengkultuskan, tetapi menghormati dan mengagumi beliau adalah sah-sah saja. Bukankah yang demikian itu salah satu tanda kebesaran Allah?. Dan saya terus berharap agar iman saya tetap terjaga. Syukur bila terus meningkat. Semoga Allah senantiasa melindungi, memberkati dan terus memberikan karomah kepada baliau. Amin. Menurut pembaca?@


Jin Santi dari Semongkat Sumbawa
Sumbawa, sejak 7 Februari 2007 ketika kami pertama kali datang memang luar biasa. Aura spiritual yang menjurus kearah magic sangat kental. Kayak tahu aja ya? Hehehehe… Tetapi kayaknya sih benar. Area yang sangat luas dengan penghuni dari golongan manusia yang masih sedikit, membuat golongan jin demen tinggal di Sumbawa.
Pulau Sumbawa dengan luas hamper dua kali lipat Pulau Lombok, hanya dihuni oleh kurang dari setengah penduduk di Lombok. Masih luas, masih perawan dan masih menyimpan banyak potensi untuk digarap oleh yang berkompeten.
Seperti biasa saya tidak bisa lepas dari kegiatan di Kepalangmerahan. Donor darah memang sudah rutin kami lakukan. Dan ngumpul bareng Korp Suka rela (KSR) membuat saya merasa awet muda. Kesamaan cara pandang dan jiwa petualang adalah satu pengikat yang susah untuk dilepaskan dimanapun saya berada.
Bulan Agustus 2008 PMR SMAN 1 Sumbawa mengadakan Diklatsar bersama SMPN 1 Sumbawa. Saya tidak tahu apa saja progam mereka di Semongkat tersebut. Yang saya tahu dua hari berturut-turut Adrian KSR yang juga wartawan menelpon saya. Demikian juga Mas Mul, Mas Dendis dan Mas Naungi. Padahal saya juga sedang ber-KKL sebagai mahasiswa Fakultas Hukum UNSA yang menginduk pada Universitas 45 Mataram di Desa kerekeh. Kerekeh, mohon maaf terkadang koneksi jaringan GSM suka ngadat. Jadi komunikasi sering terganggu.
Hari ketiga yang kebetulan saya sedang di rumah, rupanya teman-teman KSR tidak kehabisan akal untuk menemui saya. Karena untuk kasus yang sama sewaktu SMAN 1 mengadakan acara Basai Ate 2 acara Temu PMR se NTB Di Labuhan saya datang.
Pukul 22.00 ketika sedang asyik menikmati acara TV mereka datang menjemput saya ke rumah. Berangkatlah saya dibonceng oleh Mr Naungi. Ternyata ada seorang anggota PMR yang kesurupan katanya.
Sebagai persiapan, sambil ngobrol sekenanya di jalan, persiapan doa sudah beberapa kali saya baca. Tiba di lokasi yang ternyata mereka berkumpul di balai pertemuan Desa Semongkat, memang sedang ramai. Kedatangan saya disambut oleh seorang panitia bernama Darisya Cahyani yang akrab dipanggil Icha.
“Kok bau menyan sih”, kata Icha kepada saya yang kemudian Wsssssssssssss… dia terjatuh, berguling-guling dan mengomel semaunya. Melihat kondisi kurang keren tersebut saya sarankan agar Icha dibawa ke tempat yang terpisah dari peserta lainnya. Tidak enak kan, masak kejadian begitu dijadikan sebagai pertunjukan. Alhasil dibawalah Icha ke Rumah dinas Camat Batu Lanteh yang kebetulan Pak Arif, Pak Camatnya sedang ke luar kota.
Disana saya sudah berfikir bahwa anak ini ada masalah. Habis biasanya saya datang saja jin sudah tidak merasuki korban. Ceileh .., sombong nih. Bukan begitu. Tetapi hati kecil saya mengatakan demikian.
Benarlah kenyataannya. Setiap saya keluarkan jin yang kemudian membisikkan ke saya bernama Hesti itu memang keluar masuk.
“Bukan Hesti, aku Santi”, teriak jin yang merasuki Icha protes dengan batin saya yang dianggapnya salah. Santi benar memang dia yang masuk ke jasad Icha. Tetapi Hesti yang berada di luar karena tidak diperkenankan oleh Santi juga ingin sekali bisa masuk. Jadi ternyata benar dua-duanya.
Masalahnya sekarang mengapa Santi pun susah disuruh keluar?. Tanpa pikir panjang, setelah permasalahan saya tangkap, saya segera pamit dari mereka. Permasalahan yang menimpa Icha cukup jelas. Yaitu sebelum pelatihan dia sudah dilarang oleh Ibunya untuk mengikutinya agar pelajaran di sekolah tidak terganggu. Tetapi kengeyelannya lalu membuatnya sial dengan hilangnya sebelah antingnya.
Takut dengan marah orang tua, Icha kemudian bekerja sama dengan jin Santi yang memang mirip dengannya, katanya. Saya minta air putih satu gelas. Saya bacakan dua doa sekaligus. Nurbuah dan bismikal a’dzam. Kemudian saya usapkan ke wajahnya dan diminumkan. Alhamdulillah Icha sembuh. Tetapi batin saya masih mengatakan bahwa Icha akan berlanjut karena pikirannya masih dipenuhi dengan satu masalah. Yaitu tegoran orang tua akibat hilangnya anting kesayangannya. Saya tidak peduli, karena ketika saya tinggal, istri saya juga sedang sakit perut. Namun alhamdulillah malam itu tidak ada masalah lagi di Semongkat kata panitia.
Bakda Maghrib keesokan harinya, seperti feeling saya, terjadi lagi. Setelah berkomunikasi sebelumnya, Mr Naungi dan beberapa orang PMR SMAN 1 kelas 3 menjemput saya. Katanya Icha kumat lagi dan berada di rumah orang tuanya di Poto. Berangkatlah kami kesana naik sepeda motor bareng-bareng. Lagi-lagi saya dibonceng oleh Mas Naungi. Menyusur jalan bergelombang antara Bukit Tinggi – Poto, tiba-tiba ada perasaan tidak enak menghinggapi saya. Tapi saya biarkan saja.
Namun apa yang kami dapat? Mas Naungi sempat marah pada PMR-nya karena memberikan informasi yang salah. Icha tidak berada di rumahnya yang sedang padam listrik. Tetapi Icha berada di Brang Bara dimana dia tinggal bersama kakak kandung dan pamannya yang menjadi Kepala SMP Lenangguar. Astaghfirullah..!!, saya yang tidak ada beban dan sudah terbiasa dengan kondisi demikian alhamdulillah tidak emosi. Menurutku untuk banyak hal, ketenangan sangat diperlukan agar tetap bisa berfikir jernih dan menyelesaikan masalah secara elegant.
Sampai di Brang Bara yang rumah pasangan Ustadz Nur dan Ibu Rukmini ini berada di belakang Ahas, sudah penuh dengan orang. Dengan berucap tabik berkali-kali saya langkahi orang yang sudah dari tadi menunggu. Sanak kadang dari keluarga besar Bapak Jaelani (Bapak Icha) dan Ustadz Nur sebagian besar hadir dalam acara spontan tersebut.
Jadi di keluarga itu ada tren ajak mengajak anak saudara untuk tinggal di rumahnya. Ustadz Nur dengan dua jagoannya yang masih SD tinggal di kampung bugis. Berpisahlah beliau dan istri dengan anak-anaknya. Sementara Icha dan Mulyani yang keduanya anak dari Pak Jaelani seorang guru di Poto tinggal di Brang Bara bersama Ustadz Nur dan Ibu Rukmini.
Bagus, menurut saya sangat bagus. Karena menunjukkan betapa hubungan kekeluargaan di keluarga ini sangat baik. Ini patut kita contoh. Karena ketika kiamat sudah sangat dekat, hubungan persaudaraan akan rengggang dan mungkin bisa putus, ikatan persahatan semakin erat. Orang lain menjadi saudara. Saudara menjadi bukan siap-siapa. Dan saat itulah kemudian akan terjadi kiamat sebenarnya. Naaudzu billah min dzalik. Jadi keluarga ini telah menjauhkan kembali kita kepada kiamat hehehehe..
Kedatangan saya membuat Icha sempat terdiam dari omelannya. Santi yang kerasan dengan tubuh Icha kembali bertengger di sana. Penyembuhan dengan level satu dan dua sudah terlaksana. Yaitu dengan air minum dan ancaman pukulan. Dan Santi masih bergeming. Tak mau keluar dari tubuh Icha. Akhirnya sebagai pemungkas atas izin dari kedua orang tuanya, kami sepakat untuk memandikan Icha agar jin yang katanya sudah tiga hari ini mengeram segera ngacir.
Kami berempat, Ibunda Icha, Bibi Rukmini, Icha dan saya berada di kamar mandi untuk prosesi itu. Dengan kepasrahan yang menurut saya sudah tingkat tinggi, dengan sempat tertetes air mata, saya siram Icha dengan gayung. Doa hasbunallahu wanikmal wakil nikmal maula wa nikman nashir, saya jadikan andalan disini. Sekelebat terlihat oleh saya bayangan Santi keluar dari tubuh Icha.
Tetapi Icha masih belum siuman. Maka dengan keras saya tuduh bahwa dia sedang bekerja sama dengan jin. Dia telah berlindung kepada selain Allah, yaitu jin. Icha menangis, yang membuat saya iba. Saya yakin itu adalah murni Icha meski gayanya masih seperti kesurupan. Akhirnya saya memohon kepada sang ibu kandung Icha.
“Bu, Icha tidak yakin bahwa dia tidak akan dimarahi karena hilangnya anting itu. Coba ibu bersumpah demi nama Allah bahwa Ibu tidak akan marah karena itu”, pinta saya yang langsung dilaksanakan oleh sang Ibu. Kontan Icha normal dan seratus persen sadar. Subhanallah. Demikianlah perjalanan panjang sebuah drama yang sangat menarik untuk dipelajari.
Banyak ilmu yang kemudian saya petik. Betapa orang yang kesurupan tidak akan bisa diobati sebelum akar permasalahannya diselesaikan terlebih dahulu. Kekerasan hanya akan membuat segalanya menjadi kacau. Tetapi kekuatan batin dan pemberian solusi jauh lebih bermanfaat bagi semua orang, yang tak terkecuali pasien.
Suasana menjadi aman terkendali. Icha bebersih diri, mandi dan ganti baju. Teman-temannya dan juga keluarga besar Ustadz Nur mendapatkan pencerahan tentang berbakti pada orang tua dan sedikit tentang bangsa jin. Saya sendiri juga tidak begitu paham. Mengapa saya bisa memberikan ceramah kepada para sesepuh yang terlihat juga ada beberapa ulama disana. Ya Allah, ampunilah segala dosa kami. Baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Amin@



Hesty yang iri
Masih tentang Icha PMR SMAN 1 yang banyak memberi ilmu kepada saya. Kikuk-kikuknya dengan Santi jin dari Semongkat yang mirip dan senang dengannya membuat saya banyak berfikir dan merenung. Memang ketika usai menyelesaikan permasalahan dengan Santi, batin saya sempat mengajak santi ke rumah saya. Perasaan saya pun mengatakan bahwa Santi memang sempat ikut saya dan bermain diantara bonsai santigi di depan rumah saya di Seketeng.
Hanya satu hal yang saya lupakan. Ketika saya pamit dari rumah Ustadz Nur dimana drama memberikan pencerahan Santi agar keluar dari Icha selesai, saya lupa memberikan pagar kepada Icha. Padahal Santi sendiri yang katanya sayang sama Icha sudah berpesan, bahkan sempat disampaikannya dengan berteriak-teriak bahwa Hesty sangat ingin masuk ke jasad icha. Hesty yang sempat membisikkan namanya ke telinga saya di Semongkat iri dan cemburu dengan Santi yang diperbolehkan Icha masuk ke dalam tubuhnya.
Hesty naudzubillah, ketika Icha melihatnya wajahnya berantakan. Berdarah dengan luka yang sangat menjijikkan, katanya. Bagaimana Icha bisa tahu penampakan dari Hesty?. Memang ketika santi masih belum keluar dari badan Icha saya pun sempat merasakan keberadaannya. Bahkan bisikannya ke telinga saya sangat keras dengan angin yang membuat telinga saya bebal. Karena kesibukan, semua itu tidak saya perhatikan. Alhasil, besoknya pas saya sedang persiapan jamaah shalat Maghrib dengan keluarga, HP berdering. Panggilan datang ke rumah Icha di Brang Bara telah berkumandangkan oleh kakaknya kepada saya. Rupanya Hesty berhasil masuk ke dalamjasad Icha, batin saya.
Wirid shalat Maghrib yang biasanya kami teruskan dengan kultum, akhirnya buat dzikir pengobatan. Falaq, Nas, Ayat Kursi masing-masing tiga kali. Pemikul Arys, menghindari kejahatan yang bacaannya Allahu rabbuna warabbukum lana a’maluna walakum a’malukum la hujatan bainana wabainakum allahu yajma’u bainana wailaihil mashir dan nuril anwar masing-masing 10 kali. Ditutup dengan pamungkas Ya hafidhu ya nashiru ya wakilu ya Allah 100 kali. Lalu berangkatlah saya bersama Riki anak saya.
Sampai di Brang Bara terdengar teriakan kesakitan Icha yang benar telah dimasuki Hesty. Saya masuk rumah, ternyata ada seorang lelaki yang sedang berusaha mengobati Icha. Maka, sebagai bentuk ketawadhukan saya menunggu saja di ruang tamu rumah Ustadz Nur. Menakutkan ancaman pria yang saya tidak kenal itu akan membunuh Hesty. Bahkan pukulan-pukulan sudah dilancarkan. Ngeri mendengarnya. Tetapi apa boleh buat, siapa tahu beliau lebih cepat bisa menyelesaikan permasalahan ini, pikirku saat itu. Jadi saya ngobrol saja dengan Riki anak saya yang tak berhenti bertanya.
Wallahu a’lam apa yang terjadi di dalam saya tidak begitu paham. Yang jelas keterlambatan saya ini mungkin sudah digariskan oleh Allah SWT harus terjadi. Dan saya sangat yakin akan ada ilmu baru lagi bagi saya. Kaykanya tentang ketawadhukan dan menghindari riya dan sombong agar tidak masuk ke saya. Sempat terlintas dalam benak saya, mungkin saya yang banyak dosa ini tidak bisa menyelesaikan kasus seperti itu. Sehingga terbersit dalam hati saya untuk segera ngacir dari rumah Ustadz Nur dimana Icha tinggal disitu. Tetapi bagaimana caranya ya? Orang sedang pada sibuk di dalam, pakai ngacir lagi. Mana tanggung jawab saya kalau begitu. Akhirnya saya putuskan untuk tetap disitu dan akan berusaha untuk belajar dari orang yang lebih mampu itu.
“Pak Mus, mohon Bapak berkenan mengobati Icha”, lembut terdengar suara Bibi Rukmini meminta saya untuk meneruskan pengobatan yang kemarin. Riki saya tinggal di ruang tamu. Saya coba untuk berkomunikasi kepada Hesty. Dan tentunya Icha juga. Kenapa kok masih bolong. Begitulah yang biasa saya lakukan. Sehingga Icha merasa nyaman dan Hesty yang ketakutan juga tidak mengamuk.
Nampaknya dengan kekerasan yang dilakukan Bapak tadi tidak segera bisa menyelesaikan masalah. Entah diminta mundur atau bagaimana, bapak yang mencoba mengobati Icha tadi ternyata kebetulan pas lewat itu kemudian pamit pulang.
Hesty yang sudah tahu dan mengenal saya, jadi tidak telalu susah untuk diajak kerja sama. Berangsur setelah saya tawari tempat tinggal di sentigi saya, dia langsung setuju. Pengobatan terhadap wajahnya yang rusak pun coba saya tawarkan kepadanya. Ini membuatnya semakin yakin atas kebaikan saya. Terbukti belakangan Icha sempat bertemu dengannya melalui mimpi katanya Hesty sudah menjadi cantik. Hesty sudah tidak berantakan lagi wajahnya. Wallahu a’lam bi shawab.
Awalnya memang anting Icha yang hilang yang kemudian katanya dipakai Santi dijadikan sebagai bahan pertengkaran. Tetapi alhamdulillah semua beres, Icha didampingi Ustadz Nur lalu minta amalan untuk pagar, dan sudah sehat wal afiat, segar bugar. Tentu saja demi kebaikan saya tidak pernah keberatan untuk menuliskan doa-doa tersebut.
Namun keanehan yang kemudian muncul adalah doa-doa yang dimintanya luar biasa. Bermaksud mengetes saya atau bagaimana saya tidak paham. Tetapi semua hafalan saya dimintanya untuk menuliskan di kertas yang telah disiapkan. Tetapi strategi mengecoh lawan kan harus diterapkan hehehehe... jelas tidak semuanya saya berikan, meskipun sisanya juga tinggal sedikit banget.
Setelah malamnya saya shalatkan hajad dan istikharah, ternyata keyakinan saya mengatakan bahwa memang secara tulus leluhur keluarga tersebut benar-benar berharap untuk kebaikan Icha. Terbukti kemudian Icha atas amalan dan kemampuan yang ditipkan Allah kepadanya, sekarang bisa mengobati penyakit. Bukan saja bisa mengobati orang kesurupan, tetapi juga penyakit aneh lainnya. Di bagian lain kemampuan Icha ini akan dikupas secara khusus.Insya Allah@


Kerangka /plot
Yang Lumpuh pun bisa sembuh (Teman wawan, Irfa, tragedi pacitan)
Cara Sandro (dukun) bekerjasama dengan Jin
Jin yang mau disuruh membunuh
Proses pembunuhan melalui santet
Pengobatan dengan doa
Agar terbebas dari gangguan Jin dan Santet
Pentingnya memiliki guru spiritual
Islam Ya’lu wala yu’la alaih
Icha bisa mengobati penyakit
Mengobati orang kesurupan

Bergaul dengan jin bukan suatu kesalahan, tetapi menyembahnya adalah satu bentuk kemusyrikan

Adilkah kita sembunyikan ilmu peradaban yang mereka menuju kesana, sementara kita belajar teknologi yang mereka sudah ada disana

-sudah-Waspadalah Besok adalah Maut Kita

Waspadalah, Besok adalah Maut Kita
(sebuah renungan tentang waktu)

Masih tergambar jelas pengalaman menggelitik penulis pada akhir tahun 80-an. Sebagai seorang yang berpredikat pengangguran, efisiensi mutlak diperlukan, bahkan cenderung dikejar untuk bisa hidup hemat. Terlebih saat itu masih ngenger (baca : ikut numpang hidup) pada kakak ipar.
Suatu hari sebagaimana anak muda pada umumnya, ada keinginan untuk menonton film bioskop. Datanglah saya ke gedung bioskop (Cineplex) terdekat yang kebetulan sedang menawarkan film-film kesenangan.
Saat membeli tiket tiba-tiba mata ini tertuju pada sebuah stiker yang berbunyi “Hari ini bayar besok tidak”. Entah apa yang terjadi dengan pemuda kampungan ini, tiba-tiba ada perasaan senang yang kemudian menjelma menjadi bunga-bunga harapan untuk mendapatkan sesuatu secara gratis. Tetapi pikiran intelek pun juga muncul, “pasti manajemen gedung bioskop ini sedang melakukan promosi”, pikir saya saat itu.
Tanpa menunggu jadwal nonton yang biasanya terkait erat dengan isi dompet sangu dari kakak, besoknya saya datang lagi ke gedung bioskop tersebut dengan membawa uang yang diset hanya untuk membeli kacang goreng. Maklum film Kungfu Hongkong telah menjadi kegemaran sejak kecil.
Disitulah kemudian sempat terlontar umpatan dan omelan pada diri sendiri. Terlintas dalam pikiran, pasti hanya saya yang mengalami kejadian bodoh seperti ini, Lalu pulanglah saya. Dan dalam perjalanan pulang di tengah kesadaran yang mulai membaik, tiba-tiba saya terbahak, tersadar, tertawa sendiri, nyaris seperti orang tidak waras. Tentu dengan tetap ada sedikit kejengkelan yang tersisa karena ternyata tetap harus membayar tiket.
Nah, terlepas dari ketololan tersebut, ternyata memang kalau kita kaji lebih dalam, tak seorangpun di dunia ini yang pernah bertemu dengan besok. Dia akan terus berlari menghindar. Hari ini saya membaca kata-kata “sekarang bayar besok tidak”, setelah besoknya dibaca lagi, dia telah kembali menjadi sekarang. Demikian seterusnya tidak akan ada besok, dan kalau begitu tentu saja tidak ada nonton gratis. Sehingga esensi yang bisa kita petik adalah bahwa kita harus bisa memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita sebaik-baiknya. Kita tidak akan pernah tahu berapa menit lagi kita diberi kesempatan untuk bisa menghirup udara segar. Mencari dan mencari bekal untuk kehidupan besok adalah suatu hal yang mutlak.
Besok adalah merupakan sub sistem dari kata yang disebut dengan waktu yang tak seorangpun bisa menghentikan lajunya. Besok adalah sesuatu yang gaib yang hanya ditemui oleh seseorang yang telah berubah status sebagai orang mati dalam arti berpisahnya jasad dengan rohnya.
Stock on hand atau persediaan yang kita miliki saat ini adalah kehidupan dunia untuk menyongsong kehidupan setelah kematian kelak. Karenanya pemanfaatan momen selama berada di alam dunia adalah suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi. Kecuali seseorang mengharapkan murka dan neraka Allah Azza wa Jala.
Rasulullah SAW bersabda :
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan mati besok”.
Bekerja untuk dunia seakan-akan hidup selamanya tidak didefinisikan dengan bekerja keras yang melupakan Allah dan hari akhir. Bukan pula penumpukan harta yang akan menyulitkan kita di akherat kelak. Sebaliknya keabadian adalah penghadiran sebanyak mungkin saksi yang akan menyelamatkan kita saat berada di mahkamah Allah Rabbul Jalil. Keberadaan saksi baik dari golongan manusia, benda atau apapun yang pernah kita lewati termasuk anggota tubuh kita akan berbicara lantang membela atau menjebloskan kita ke dalam penjara yang di dalamnya terdapat penyiksaan yang tak akan bisa dituntut oleh undang-undang HAM dimanapun, neraka.
Karenanya sebaik-baik pengelolaan stock on hand dan harta kekayaan kita adalah dengan menggunakan konsep manajemen persediaan (inventory manajemen) Just In Time (JIT) dari negara Sakura,Jepang. Yaitu konsep zero stock (tidak ada persediaan) , zero complain (tidak ada komplain) dan zero defect (tidak ada kerusakan). Sehingga terhadap harta, kita cukup menjadi kran penyalur kepada saluran yang telah menunggu, tidak perlu menahan secara berlebihan. Dari sana kita tinggal menunggu Return On Investment (ROI) plus laba (profit) yang akan kita investasikan lagi untuk dipetik di hari esok. Cukup rasanya merupakan kata yang paling pas untuk kehidupan ideal ini. Cukup untuk makan, cukup untuk sandang, cukup untuk menyekolahkan anak dan kebutuhan dasar lain. Bukan kata cukup untuk mencari pembenaran pemborosan ; yaitu cukup untuk shopping yang tidak urgen, cukup untuk jalan-jalan ke luar negeri tanpa tujuan yang jelas , cukup untuk berhura-hura dan penghamburan harta lainnya. JIT membutuhkan teknologi informasi tingkat tinggi, sedangkan kita mendambakan teknologi informasi tingkat paling tinggi dengan kontak langsung kepada Allah SWT.
Bekerja untuk akhirat seakan-akan mati besok pun tidak diartikan sebagai suatu peribadatan yang memforsir dan melupakan kehidupan dunia sebagai fitrah manusia. Pengabdian manusia sebagai hamba Allah mutlak diperlukan untuk mendapatkan derajat tertinggi dari suatu penghargaan yang disebut dengan Ridho Allah. Orang bertakwa dari kalangan sufi menekankan pada pentingnya mengharap dan mendapatkan ridho Allah dan tidak beribadah hanya sekedar ingin mendapatkan surga atau terhindar dari neraka. Keduanya adalah sama dengan kita, hanya makhluk ciptaan Allah, bahkan kita lebih besar dari keduanya.
Sesuatu yang harus benar-benar kita sadari adalah bahwa manusia memiliki dua potensi yang senantiasa berlawanan. Ada baik-ada buruk; ada malam-ada siang; ada panjang-ada pendek ; ada pintar-ada bodoh dan seterusnya. Sedangkan induk dari kedua hal berlawanan yang kemudian menimbulkan sifat kesementaraan (kenisbian) manusia tersebut adalah nurani dan nafsu. Nurani atau yang dinamai orang sebagai hati kecil mendapat pendampingan dan nasehat dari malaikat, dan nafsu ditunggangi serta mendapatkan bisikan dari setan.
Dalam urusan kenisbian manusia memerlukan harmonisasi dan keseimbangan antara dua hal yang berlawanan. Namun dalam urusan pokok dari hal tersebut hanya nurani dan keimanan yang akan membawa keselamatan bagi lembaga Adam yang disebut manusia ini. Manusia adalah makhluk terhormat yang mulia, yang diberi jubah kekhalifahan, yang menjadi imam bagi alam semesta. Allah menghadirkan kita sebagai pemegang otoritas kebenaran sejati pembawa misi pencerahan kehidupan alam semesta.
Firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 30
“Sesuangguhnya aku akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi”
Setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinan kita. Besok adalah maut kita, manusia dituntut oleh Allah untuk memberikan seluruh hidupnya demi mangabdi kepada-Nya, dengan pengertian bahwa hidup manusia adalah untuk Tuhan sekaligus menjadi alat Tuhan untuk menyosialisasikan pada tugas kekhalifahan.
Al Qur’an Surat Adz Dzariyat ayat 56 menegaskan bahwa Allah tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya.
Sample product (contoh makhluk) Allah dari golongan manusia yang terbaik adalah Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Setiap detik dari hidupnya hanya digunakan untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Rasulullah telah memberikan petunjuk tentang cara-cara mengabdi kepada Allah baik pengabdian yang telah ditentukan (Mahdhah) seperti Shalat, zakat , puasa dan yang lainnya. Demikian juga pengabdian (ibadah) yang tidak ditentukan (ghairu mahdhah) yang dalam kehidupan syariat telah disampaikan secara sempurna kepada umatnya. Rasulullah SAW adalah satu figur teladan yang sejak bangun tidur sampai tidur lagi hanya melakukan aktivitas-aktivitas yang bernilai ibadah.
Manusia diminta untuk mengalahkan hawa nafsu dengan iman kepada Allah dan memelihara jasadnya dengan moral. Moral adalah barometer tertinggi bagi kehidupan manusia. Islam datang untuk terwujudnya pribadi yang sempurna, yaitu pribadi yang memiliki tiga unsur penting yang berupa akal , ruh dan akhlak dan kemudian mengaktifkannya. Manusia juga diminta untuk menyembah Allah secara sempurna, yaitu dengan mengikuti bimbingan Rasulullah SAW yang kemudian Allah akan menguatkan cinta-Nya kepada manusia di dalam hatinya. Sehingga Rasulullah SAW memegang tangannya dan mengantarkannya kepada yang mengutusnya sebagai penghormatan kepada esensi ilahiah. Kemudian kita akan menjadi musafir menuju tanah suci hakekat melalui jalan rahasia untuk bertemu dengan Allah.
“Ashsholatu wassalamu alaika ya sayidi ya Rasulallah, Hud biyadi qalat hilati adrikni” (shalawat dan salam kupersembahkan kepadamu wahai Rasulullah, letakkan di tanganku dan berikanlah)
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman
“Aku adalah harta karun yang tersimpan dan terpendam, aku ingin dikenal. Maka aku menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia mengenal Aku”
Jalan untuk menuju kesana adalah dengan meruntuhkan bangunan Iblis yang dibangun di atas pondasi naluri-naluri feodal yang dilumuri oleh hawa nasfu. Kemudian membongkar dinding-dinding yang disusun dengan batu bata egoisme dan menghancurleburkan pasir-pasir yang diambil dari tanah Lumpur kebodohan. Akhirnya darajat sebagai makhluk “Ahsani Taqwim”, yaitu derajat yang menjadi lebih mulia sebagai makhluk Tuhan akan dicapai. Disinilah kita akan mengetahui siapa sebenarnya manusia secara spiritual, bukan hanya manusia secara anatomis yang memiliki hidung, mata, telinga dan anggota tubuh lain yang tersusun sempurna tersebut. Untuk itu semestinya kita senantiasa mengingat bahwa besok memang adalah maut kita dan kita harus mencari bekal dan mempersiapkannya mulai detik ini, tidak bisa tidak.

Mohamamd Muslih
Karyawan Kantor Pos Sumbawa

Alhamdulillah sudah punya Blog sendiri

Alhamdulillah tanggal 1 Desember 2008 ini saya punya blog sendiri.
Semoga bermanfaat bagi saya sendiri dan semua orang. Amin''


Oh Iya ini identitas saya

Nama : M.Muslih
Ttlh : Pacitan, 15 Mei 1969
Status : Menikah dengan 2 anak
Alamat sekarang : Jl Yos Sudarso No. 6 Sumbawa 84311
Telp / HP : 081339984302 atau 08175738311

Salam'
Muslih