Minggu, 25 Desember 2011

Harta sampai di tangan, tidak sampai ke hati (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Strategi ketiga  untuk menang adalah dengan menafkahkan sebagian harta kita di jalan Allah. Para ulama dari golongan sufi sungguh sangat cerdik dalam memandang harta. Dan sebagian dari mereka adalah orang-orang yang sangat kaya. Beliau-beliau memandang harta hanya dengan tangan dan tidak memasukkannya ke dalam hatinya. Dunia hanya dijadikan sebagai kendaraan untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Artinya beliau telah memosisikan diri sebagai mukhlishin, orang ikhlas yang Iblis saja mengibarkan bendera putih tanda menyerah. Dalam buku saya “Dilarang Miskin”, saya kupas tuntas perihal ini. Tunggu saja tanggal mainnya.

            Mungkin diantara pembaca ada yang bisa mentakwilkan mimpi. Atau sering bermimpi dan mendekati kebenaran. Atau anggaplah pembaca hanya mendengar dari orang lain. Yah, meskipun ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa mimpi adalah 1/46 dari kenabian. Mohon maaf bila pembaca bermimpi banyak kotoran manusia di rumah, itu berarti akan mendapat banyak rejeki atau uang. Sebaliknya, kalau pembaca bermimpi mandi, maka sebagian besar pengalaman saya, biasanya akan sakit. Apa maksud kedua contoh itu? Yaitu bahwa harta adalah kotoran. Sedangkan sakit adalah justru kesucian. Coba dingat-ingat, kalau pembaca bermimpi BAB dan kotorannya hilang, maka berdasarkan pengalaman empiris saya, kita akan kehilangan harta benda. Mari kita nikmati penyakit yang menyapa kita. Dan kalau ingin mengetahuinya, hal ini banyak dibahas dalam buku MPIM.

0 komentar: