Minggu, 25 Desember 2011

Perang Demi Masyarakat Madani (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Selama ini kita sering mendengar kata madani tanpa tahu persis apa sebenarnya arti dari istilah itu. Bahkan sebenarnya kita paham maksudnya tanpa perlu dijelaskan. Tetapi bagaimanakah kondisi sebenarnya secara detail yang disebut dengan masyarakat madani?

Secara pendek masyarakat madani dapat diterjemahkan sebagai masyarakat yang beradab, yaitu masyarakat yang memiliki jiwa dan sikap sopan santun. Tentu saja santun tersebut untuk berbagai level dan seluruh lini kehidupan.

Agar lebih mendekati makna yang  sebenarnya saya coba untuk mencirikan masyarakat madani dengan tanda-tanda dalam lima hal. Yaitu (1) dalam beragama, (2) dalam ekonomi (3) dalam politik (4) dalam social budaya dan (5) dalam rumah tangga.

(1) Dalam beragama cirri masyarakat madani antara lain
v Patuh terhadap perintah agama
v Melakukan kebajikan dan menolak kejahatan
v Ikhlas dan cinta beribadah
v Sopan bertutur kata dan berperilaku
v Rendah hati, sabar, dan selalu bersyukur
v Berprasangka baik
v Pemaaf, dermawan, dan penyantun
v Membalas kejahatan dengan kebaikan
v Jauh dari perangai buruk, seperti dengki, iri,
      serakah, ujub, takabur dan akhlak tercela
      lainnya.

(2) Dalam Ekonomi
v Memakan secara halal dan baik
v Tidak mengurangi sukatan dan timbangan
v Menjauhkan diri dari sogok dan suap
v Jujur dalam memperoleh penghasilan
v Tidak berlaku culas dan curang dalam memenuhi kebutuhan ekonominya
v Tidak memakan harta benda anak yatim, fakir miskin, kaum dhua’fa kecuali dengan jalan yang halal
v Menjauhkan diri dari transaksi ribawi, mark up, system ijon, memeras dan sejenisnya
v Mencari, mendapatkan, dan membelanjakan harta dengan jalan yang benar

(3) Dalam politik
v Meraih kekuasaan dengan cara-cara yang benar
v Melaksanakan amanat untuk mengayomi umat
v Tidak menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power)
v Mau mendengar saran dan kritik masyarakat
v Rela meninggalkan kursi kekuasaan bila sudah tidak mendapat kepercayaan masyarakat.
v Tidak menghalalkan segala cara untuk tujuan politiknya
v Lebih mengedepankan kepentingan rakyat  banyak  dengan tidak mementingkan diri dan kelompoknya, dan tidak bertindak destruktif  anarkis.

(4) Dalam sosial budaya
v Menggunakan etika dalam bergaul
v Bebas dari penyakit free sex (kumpul kebo dan pergaulan bebas lainnya)
v Tidak berjudi, berzina, dan meminum minuman   keras yang memabukkan
v Bebas dari gaya hidup premanisme, sadisme, dan brutalisme
v Berbusana yang sopan (menutup aurat)
v Disiplin bekerja dan bertanggung jawab
v Menjalin komunikasi yang santun dan sehat dengan sesama
v Tidak membuat makar (rencana jahat)
v Tidak melakukan perbuatan bughat (pemberontakan)

(5) Dalam rumah tangga
v Bapak-ibu menjadi teladan bagi anak-anak
v Menyediakan fasilitas belajar dan beribadah
v Memberikan makanan yang halal dan baik kepada anggota keluarga
v Bertanggung jawab membina keluarga sakinah, saleh dan salihat
v Menciptakan rumah tangga sebai surga bagi penghuninya
v Melaksanakan ibadah kepada Tuhan secara menyeluruh

Jadi intinya masyarakat madani adalah masyarakat yang bisa hidup secara damai dalam keberagaman dan perbedaan. Hal ini sangat cocok dengan moto bangsa kita yang ber-bineka tunggal ika, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Jadi ghazwul fikri atau perang-perang pola pikir yang kita lakukan adalah dalam rangka mengarah kesana. Termasuk berperang dengan Iblis dan timnya adalah untuk mendapatkan minimal yang lima hal tadi.

Sehingga ternyata bukan saja untuk mencapai masyarakat madani ini menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi semua pihak sesuai dengan perannya harus turut memberikan dukungannya. Semoga Allah memberikan jalan yang benar kepada kita semua.  Amin            

0 komentar: