Selama ini kita sering
mendengar kata madani tanpa tahu persis apa sebenarnya arti dari istilah itu.
Bahkan sebenarnya kita paham maksudnya tanpa perlu dijelaskan. Tetapi
bagaimanakah kondisi sebenarnya secara detail yang disebut dengan masyarakat
madani?
Secara pendek masyarakat
madani dapat diterjemahkan sebagai masyarakat yang beradab, yaitu masyarakat
yang memiliki jiwa dan sikap sopan santun. Tentu saja santun tersebut untuk
berbagai level dan seluruh lini kehidupan.
Agar lebih mendekati makna
yang sebenarnya saya coba untuk
mencirikan masyarakat madani dengan tanda-tanda dalam lima hal. Yaitu (1) dalam
beragama, (2) dalam ekonomi (3) dalam politik (4) dalam social budaya dan (5)
dalam rumah tangga.
(1) Dalam beragama cirri
masyarakat madani antara lain
v Patuh terhadap perintah agama
v Melakukan kebajikan dan menolak
kejahatan
v Ikhlas dan cinta beribadah
v Sopan bertutur kata dan berperilaku
v Rendah hati, sabar, dan selalu
bersyukur
v Berprasangka baik
v Pemaaf, dermawan, dan penyantun
v Membalas kejahatan dengan kebaikan
v Jauh dari perangai buruk, seperti
dengki, iri,
serakah, ujub, takabur dan akhlak tercela
lainnya.
(2)
Dalam Ekonomi
v Memakan secara
halal dan baik
v Tidak
mengurangi sukatan dan timbangan
v Menjauhkan
diri dari sogok dan suap
v Jujur dalam
memperoleh penghasilan
v Tidak berlaku
culas dan curang dalam memenuhi kebutuhan ekonominya
v Tidak memakan
harta benda anak yatim, fakir miskin, kaum dhua’fa kecuali dengan jalan yang
halal
v Menjauhkan
diri dari transaksi ribawi, mark up, system ijon, memeras dan sejenisnya
v Mencari,
mendapatkan, dan membelanjakan harta dengan jalan yang benar
(3)
Dalam politik
v Meraih kekuasaan dengan cara-cara
yang benar
v Melaksanakan amanat untuk mengayomi
umat
v Tidak menyalahgunakan kekuasaan (abuse
of power)
v Mau mendengar saran dan kritik
masyarakat
v Rela meninggalkan kursi kekuasaan
bila sudah tidak mendapat kepercayaan masyarakat.
v Tidak menghalalkan segala cara
untuk tujuan politiknya
v Lebih mengedepankan kepentingan
rakyat banyak dengan tidak mementingkan diri dan
kelompoknya, dan tidak bertindak destruktif anarkis.
(4)
Dalam sosial budaya
v Menggunakan etika dalam bergaul
v Bebas dari penyakit free sex
(kumpul kebo dan pergaulan bebas lainnya)
v Tidak berjudi, berzina, dan meminum
minuman keras yang memabukkan
v Bebas dari gaya hidup premanisme,
sadisme, dan brutalisme
v Berbusana yang sopan (menutup
aurat)
v Disiplin bekerja dan bertanggung
jawab
v Menjalin komunikasi yang santun dan
sehat dengan sesama
v Tidak membuat makar (rencana
jahat)
v Tidak melakukan perbuatan bughat
(pemberontakan)
(5)
Dalam rumah tangga
v Bapak-ibu menjadi teladan bagi
anak-anak
v Menyediakan fasilitas belajar dan
beribadah
v Memberikan makanan yang halal dan
baik kepada anggota keluarga
v Bertanggung jawab membina keluarga
sakinah, saleh dan salihat
v Menciptakan rumah tangga sebai
surga bagi penghuninya
v Melaksanakan ibadah kepada Tuhan
secara menyeluruh
Jadi intinya masyarakat
madani adalah masyarakat yang bisa hidup secara damai dalam keberagaman dan perbedaan.
Hal ini sangat cocok dengan moto bangsa kita yang ber-bineka tunggal ika,
meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Jadi ghazwul fikri atau
perang-perang pola pikir yang kita lakukan adalah dalam rangka mengarah kesana.
Termasuk berperang dengan Iblis dan timnya adalah untuk mendapatkan minimal
yang lima hal tadi.
Sehingga ternyata bukan
saja untuk mencapai masyarakat madani ini menjadi tanggung jawab pemerintah,
tetapi semua pihak sesuai dengan perannya harus turut memberikan dukungannya.
Semoga Allah memberikan jalan yang benar kepada kita semua. Amin
0 komentar:
Posting Komentar