Jumat, 13 Januari 2012

Yang lumpuh pun bisa sembuh (dari buku Mengobati Penyakit Itu Mudah / MPIM karya Moeslih Rosyid)


Sebelum saya harus melanjutkan perjalanan (pulang), saya minta tujuh botol air kemasan 1,5 liter untuk diminum sebagian dan sisanya dicampur air untuk mandi. Bacaan andalan ‘hasbunallahu wani’mal wakil, ni’mal maula wani’man nashir ; salamun qaula min rabbi rahim wamta zul yauma ayyuhal mujrimun ; dan ya hafidhu ya nashiru ya wakilu ya Allah’ masing-masing saya baca 3x ditambah bacaan di atas tadi kemudian saya tiupkan ke air kemasan itu. Dengan pesan terakhir untuk memperbaiki niat dan rencananya saya pulang. Harapan saya bahwa akan ada kabar gembira dari keluarga tersebut. Mungkin seandainya pembaca yang mengalami nasib seperti itu, bukan hanya bingung, stres pun akan menghampiri Anda stadium demi stadium.

Medis tidak menjangkau

Sedang asyik bergurau dengan anak-anak, tiba-tiba seorang pria bertamu di rumah saya. Hari Minggu yang biasanya saya habiskan dengan bangun agak siang dan beberapa gerakan olah raga melalui kerja bakti, harus saya tinggalkan. Bayangkan bagaimana tidak terketuk hati ini bila ada orang meminta tolong dengan mimik melas begitu.

Kata Pak Arifin yang bertamu ke rumah saya itu, keponakannya sedang mengalami sakit aneh yang sangat membingungkan keluarganya. Seperti struk dan tidak bisa menggerakkan badannya ditambah bungkuk membuat sang Ibu hanya bisa menangisi putri kesayangannya, katanya. Dibawa ke pengobatan medis pun tak membuahkan hasil. Kata dokter tidak ditemukan penyakit apa-apa. Padahal kondisinya jelas sangat sakit, bahkan disentuhpun katanya sakit sekali. Medis tidak menjangkaunya, kata Pak Arifin. Alhasil berangkatlah saya ke rumah pasien yang berada di Desa Labuhan Kecamatan Labuhan badas di Kabupaten Sumbawa NTB.

Benar adanya, apa yang diceritakan Pak Arifin memang sangat mengenaskan. Setiba saya disana, bertemulah saya dengan Irfa yang sedang mengalami penderitaan yang tak terperikan. Gadis muda yang sedang menjalani pendidikan di STIKES Mataram ini harus bolos kuliah karena penyakitnya itu.

Setelah saya tanya apakah Irfa memang berkulit hitam atau tidak kepada ibunya, segera bisa saya yakinkah bahwa dia sedang terkena serangan jin. Selain tanda-tanda yang telah dijelaskan di atas, kulit Irfa sangat hitam dan tidak seperti biasanya kata keluarganya. Disitu dengan memohon kepada Allah SWT melalui doa seperti biasa “syahadat, shalawat dan membaca ibadallahi aghitsuni ta’ala wan shuru lillah” masing-masing 3x saya memohon kepada Allah. “Ya Allah, dengan kodrat dan iradat-Mu, tunjukkanlah kepada saya apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan anak ini”.

Serta merta mata batin saya melihat beberapa bayangan yang mengerikan dengan ancaman-ancaman yang saya belum tahu persis mengapa mereka marah seperti itu. Tanpa menunggu lama, langsung saja saya sampaikan kepada sang Ibu bahwa ada suatu kesalahan yang telah diperbuat oleh anaknya. Dan hal ini menjadi rahasia bagi Pak Ibrahim sang ayah, karena bisa jadi informasi yang belum pasti ini akan membuatnya murka bila saya sampaikan kepadanya.

Sembuh mudah, tetapi...!!

Di depan sang Ibu dan Icha anak SMAN 1 teman saya yang juga keluarga mereka dan membantu mengobati, saya tegaskan bahwa insya Allah Irfa akan sembuh apabila dia mau menghentikan rencana yang salah itu. Sengaja kesalahan ini tidak saya ekspos demi menjaga citra yang bersangkutan, meskipun ini adalah ilmu yang mungkin bermanfaat bagi orang lain. Tetapi tanpa menyebutkannya pun saya kira ada manfaat yang bisa dipetik pembaca. Yakin deh, masalahnya untuk menuliskan hal tersebut harus mendapatkan ijin dari Irfa dan keluarganya. Dan ijin itu tidak akan diberikan.

Sebelum saya harus melanjutkan perjalanan (pulang), saya minta tujuh botol air kemasan 1,5 liter untuk diminum sebagian dan sisanya dicampur air untuk mandi. Bacaan andalan ‘hasbunallahu wani’mal wakil, ni’mal maula wani’man nashir ; salamun qaula min rabbi rahim wamta zul yauma ayyuhal mujrimun ; dan ya hafidhu ya nashiru ya wakilu ya Allah’ masing-masing saya baca 3x ditambah bacaan di atas tadi kemudian saya tiupkan ke air kemasan itu. Dengan pesan terakhir untuk memperbaiki niat dan rencananya saya pulang. Harapan saya bahwa akan ada kabar gembira dari keluarga tersebut. Mungkin seandainya pembaca yang mengalami nasib seperti itu, bukan hanya bingung, stres pun akan menghampiri anda stadium demi stadium.

Keesokan hari setelah saya datang itu, ada kabar gembira bahwa rasa sakit itu telah berkurang, Alhamdulillah. Tetapi pertanyaan saya tentang perbaikan niat masih belum mendapatkan jawaban yang menggembirakan membuat saya agak pesimis. Secara tidak sadar lalu saya memohon kepada Allah untuk memberikan petunjuk-Nya agar kesalahan yang dilakukan Irfa tidak dilanjutkan. Hanya batin dan sedikit kesedihan yang saya rasa dan alami saat itu.

Sorenya sebuah Short massage Service (SMS) masuk ke dalam HP kuno saya. “Pak Mus, Irfa sudah sembuh dan besok insya Allah akan berangkat ke Mataram untuk mengikuti ujian. Terima kasih atas bantuannya,” alhamdulillah, Allah mengabulkan doa saya dan mereka untuk kebaikan semua pihak.

Saya kemudian berfikir betapa orang yang disakiti hatinya oleh Irfa sempat melaporkan masalahnya kepada dukun. Dukun itu lalu memberikan peringatan kepadanya melalui sarana yang biasa disebut orang dengan santet. Santet adalah sarana seseorang untuk mengingatkan orang dengan cara menyakiti orang lain melalui media jin. Jin yang mau disuruh untuk menyakiti bahkan membunuh orang ini biasanya jin yang tidak memiliki iman dan islam yang baik. Minimal mereka tidak beragama dengan baik, agama apapun yang dianutnya. Topik ini akan dibahas pada bab tersendiri di buku ini.

Lumpuh sembuh dengan shalat tasbih

Kasus yang sama pernah saya tangani ketika ramadhan 1429 H (2008) lalu yang diderita oleh seorang mantan outsource PT Telkom Sumbawa (Lalu Salman) bahkan badannya mati sebelah. Berkat semangatnya yang ingin sekali sembuh, saya memberikan amalan yang cukup berat dengan melaksanakan shalat tasbih setiap hari. Alhasil, kabar gembira pun datang dan alhamdulillah pula pasien kemudian bisa berjalan normal.

Maha suci Allah yang telah menjadikan hidup dan mati kita sebagai ujian, siapakah diantara kita yang paling baik amalanya, siapakah diantara kita yang paling pandai berterima kasih. Allah telah berjanji dalam sebuah hadits qudis bahwa Allah menurunkan penyakit sekaligus obatnya. Ma anzala allahu azza wa jala min daain illa ma’ahu dawain, Allah Azza wa jala tidak menurunkan penyakit kecuali menyertakan juga obatnya. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai berterima kasih dan mampu menjadikan setiap kejadian yang menimpa diri kita dan orang di sekitar kita sebagai ilmu dan pelajaran yang berharga. Amin

0 komentar: