Jumat, 30 Desember 2011

Inilah minimal ciri pribadi yang siap perang melawan Iblis (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Bagaimanakah sebenarnya ciri kepribadian muslim yang seharusnya tanpa malu-malu dilakukan setiap hari?. Yaitu minimal harus melaksanakan lima rukun Islam. Memperbaharui iman dengan sering melafalkan syahadat dan maknanya, melaksanakan shalat lima waktu, berzakat, puasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji bagi yang mampu. Minimal ikut jum’atan setiap jum’at. Ini sangat awam dan wajib ain, wajib untuk setiap kepala. Kalau tidak, resiko ditanggung penumpang.

Selanjutnya  membiasakan membaca basmalah (1) sebelum memulai suatu kegiatan. Syukur apabila ucapan atau gumam bacaan basmalahnya sampai bisa terdengar oleh orang di sebelahnya. Berucap hamdalah (2) ketika mendapatkan kenikmatan. Membaca subhanallah (3) ketika menemui  sesuatu yang menakjubkan. Berucap insya Allah (4) ketika berjanji atau menyanggupi sesuatu kepada orang lain, sering beristighfar (5) dan bukan berucap astaga ketika ada kesalahan dan khilaf atau melihat kejanggalan, membaca hawalah (6) la haula wala quawata illa billah sebagai bentuk keyakinan akan kekuasaan Allah dan merutinkan bershalawat (7).

            Basmalah, yang kata nabi barang siapa memulai suatu kegiatan tanpa dengan membaca basmalah maka akan terputus. Terputus apanya?, terputus dengan siapa?, yaitu terputus dari mengingat Allah yang senantiasa melihat kita, menyaksikan kita, dan kalau kita senantiasa mengingatnya, Dia akan mengabulkan semua permintaan kita. Dan orang akan mendapatkan hasil karya yang tidak berkah, karena tanpa nama Allah menyertainya.

Hamdalah,  sebagai ekspresi rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Bahkan memberikan banyak hal yang sebenarnya kita tidak pernah memintanya. Kemudahan yang kita alami sebenarnya adalah salah satu bentuk rejeki yang diberikan Allah kepada kita. Bahkan apabila kita ingin menghitung seberapa banyak sebenarnya nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, niscaya kita tak akan mampu melakukannya (Qur’an).

            Subhanallah, yang berarti maha suci Allah, mendekatkan kita pada sifat uluhiyah manusia, sifat ketuhanan yang ada pada diri kita yang barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya. Allah terbebas dari kotor, kumuh dan hal-hal yang tidak suci. Allah tidak ada sekutu baginya, yang tidak ada tuhan selain-Nya. Manusia biasa akan bertindak secara biasa. Tetapi ketika mendapatkan hal yang diluar kebiasaannya, ekspresikan dengan berucap Subhanallah…!!

            Insya Allah, bila Allah mengizinkan, belum jika Allah meridhai. Segala kejadian sekecil apapun, bahkan merayapnya seekor semut hitam di kegelapan malam sekalipun adalah atas izin Allah SWT. Bila Allah mau yang hanya dengan berucap Kun (jadilah) maka jadilah, maka tak ada yang bisa menghalanginya, meski sekuat dan sebesar apapun kekuatan itu dikonsolidasikan. Sebaliknya, bila Allah tidak mau, meskipun seluruh makhluk yang ada di bumi ini berkumpul, niscaya tidak akan bisa memaksa Allah untuk melakukannya. Allah keukeuh (teguh : Sunda), untuk itu kita sebagai umatnya juga harus berjuang mati-matian untuk bisa berkata yang baik dan benar, menepati janji dan untuk bisa melindungi amanah yang dititipkan kepada kita. Bila perlu nyawa sebagai taruhannya.

            Istighfar, memohon ampun kepada Allah. Bila kita mencintai diri sendiri, yang setiap hari, setiap saat baik disengaja maupun tidak terus melakukan perbuatan dosa, maka istighfar adalah suatu kewajiban yang harus kita ulang-ulang. Kita adalah makhluk yang memiliki dua potensi yang berlawanan, bukan malaikat yang hanya memiliki satu sisi potensi. Karenanya salah dan dosa adalah salah satu ciri kemanusiaan kita. Siapapun Saudara, merasa sebersih apapun Anda, tetap saja wajib beristighfar karena ternyata tetap ada peluang untuk berbuat dosa. Yaitu dosa kepada Allah SWT. Sedangkan dosa kepada sesama harus ada ijab qabul, ada kata sepakat untuk saling mengikhlaskan.

            Hawalah, berucap la haula wala quwata illa billah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT.  Dalam kondisi suntuk dimana masalah mendera bertubi-tubi, ketika kita berucap hawalah, insya Allah akan menjadi ringan karena Allah Maha Kuasa atas segalanya. Bahkan dalam kondisi tertentu dengan amalan tertentu hawalah ini bisa digunakan oleh seorang muslim untuk mengobati penyakit. Penyakit apapun, terutama penyakit yang disebabkan oleh perbuatan jin dan setan.

            Shalawat, yang barang siapa mencintai Rasulullah, maka harus banyak-banyak membaca shalawat. Barang siapa membaca shalawat satu kali, maka Allah akan membacakan shalawat kepadanya sepuluh kali (hadits). Dengan membiasakan membaca shalawat, teutama ketika sedang dalam perjalanan, maka insya Allah selain perjalanan selamat banyak kemudahan yang bisa kita dapatkan dalam urusan kita. Ashalatu wassalamu alaika ya sayidi ya rasulallah, teruslah di baca.

Selain itu hal yang sangat penting bagi kita adalah tetap memegang teguh dua warisan Rasulullah, yaitu Al Qur’an dan hadits. Agar kita tidak pernah sesat. Insya Allah kemudahan dan kesuksesan akan menyertai kita selamanya, serta memberikan kepada kita kemenangan dalam perang ini, Amin.

“Aku tinggalkan dua hal yang apabila kalian memegang teguh keduanya, niscaya tidak akan pernah sesat selama-lamanya. Yaitu Al Qur’an dan Sunah nabi Saw.”. Hadits lain menjelaskan, “Sesungguhnya kitab suci Al-Qur’an ini satu tepinya di tangan Allah, dan tepi lainnya di tangan kalian. Maka berpegang teguhlah kepadanya (Al-Qur’an), niscaya hidup kalian tidak akan tersesat selama-lamanya.” (HR. Ath-Thabrani)

0 komentar: