Bagaimanakah sebenarnya
ciri kepribadian muslim yang seharusnya tanpa malu-malu dilakukan setiap hari?.
Yaitu minimal harus melaksanakan lima rukun Islam. Memperbaharui iman dengan
sering melafalkan syahadat dan maknanya, melaksanakan shalat lima waktu,
berzakat, puasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji bagi yang mampu. Minimal
ikut jum’atan setiap jum’at. Ini sangat awam dan wajib ain, wajib untuk setiap
kepala. Kalau tidak, resiko ditanggung penumpang.
Selanjutnya membiasakan membaca basmalah (1)
sebelum memulai suatu kegiatan. Syukur apabila ucapan atau gumam bacaan
basmalahnya sampai bisa terdengar oleh orang di sebelahnya. Berucap hamdalah
(2) ketika mendapatkan kenikmatan. Membaca subhanallah (3) ketika
menemui sesuatu yang menakjubkan.
Berucap insya Allah (4) ketika berjanji atau menyanggupi sesuatu kepada
orang lain, sering beristighfar (5) dan bukan berucap astaga ketika ada
kesalahan dan khilaf atau melihat kejanggalan, membaca hawalah (6) la
haula wala quawata illa billah sebagai bentuk keyakinan akan kekuasaan
Allah dan merutinkan bershalawat (7).
Basmalah,
yang kata nabi barang siapa memulai suatu kegiatan tanpa dengan membaca
basmalah maka akan terputus. Terputus apanya?, terputus dengan siapa?, yaitu
terputus dari mengingat Allah yang senantiasa melihat kita, menyaksikan kita,
dan kalau kita senantiasa mengingatnya, Dia akan mengabulkan semua permintaan
kita. Dan orang akan mendapatkan hasil karya yang tidak berkah, karena tanpa
nama Allah menyertainya.
Hamdalah, sebagai ekspresi
rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Bahkan
memberikan banyak hal yang sebenarnya kita tidak pernah memintanya. Kemudahan
yang kita alami sebenarnya adalah salah satu bentuk rejeki yang diberikan Allah
kepada kita. Bahkan apabila kita ingin menghitung seberapa banyak sebenarnya
nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, niscaya kita tak akan mampu
melakukannya (Qur’an).
Subhanallah,
yang berarti maha suci Allah, mendekatkan kita pada sifat uluhiyah
manusia, sifat ketuhanan yang ada pada diri kita yang barang siapa mengenal
dirinya, maka ia mengenal Tuhannya. Allah terbebas dari kotor, kumuh dan
hal-hal yang tidak suci. Allah tidak ada sekutu baginya, yang tidak ada tuhan
selain-Nya. Manusia biasa akan bertindak secara biasa. Tetapi ketika
mendapatkan hal yang diluar kebiasaannya, ekspresikan dengan berucap Subhanallah…!!
Insya
Allah, bila Allah mengizinkan, belum jika Allah meridhai. Segala kejadian
sekecil apapun, bahkan merayapnya seekor semut hitam di kegelapan malam
sekalipun adalah atas izin Allah SWT. Bila Allah mau yang hanya dengan berucap
Kun (jadilah) maka jadilah, maka tak ada yang bisa menghalanginya, meski sekuat
dan sebesar apapun kekuatan itu dikonsolidasikan. Sebaliknya, bila Allah tidak
mau, meskipun seluruh makhluk yang ada di bumi ini berkumpul, niscaya tidak
akan bisa memaksa Allah untuk melakukannya. Allah keukeuh (teguh :
Sunda), untuk itu kita sebagai umatnya juga harus berjuang mati-matian untuk
bisa berkata yang baik dan benar, menepati janji dan untuk bisa melindungi
amanah yang dititipkan kepada kita. Bila perlu nyawa sebagai taruhannya.
Istighfar,
memohon ampun kepada Allah. Bila kita mencintai diri sendiri, yang setiap
hari, setiap saat baik disengaja maupun tidak terus melakukan perbuatan dosa,
maka istighfar adalah suatu kewajiban yang harus kita ulang-ulang. Kita
adalah makhluk yang memiliki dua potensi yang berlawanan, bukan malaikat yang
hanya memiliki satu sisi potensi. Karenanya salah dan dosa adalah salah satu
ciri kemanusiaan kita. Siapapun Saudara, merasa sebersih apapun Anda, tetap
saja wajib beristighfar karena ternyata tetap ada peluang untuk berbuat
dosa. Yaitu dosa kepada Allah SWT. Sedangkan dosa kepada sesama harus ada
ijab qabul, ada kata sepakat untuk saling mengikhlaskan.
Hawalah,
berucap la haula wala quwata illa billah, tidak ada daya dan kekuatan
kecuali dari Allah SWT. Dalam kondisi
suntuk dimana masalah mendera bertubi-tubi, ketika kita berucap hawalah,
insya Allah akan menjadi ringan karena Allah Maha Kuasa atas segalanya. Bahkan
dalam kondisi tertentu dengan amalan tertentu hawalah ini bisa digunakan
oleh seorang muslim untuk mengobati penyakit. Penyakit apapun, terutama
penyakit yang disebabkan oleh perbuatan jin dan setan.
Shalawat,
yang barang siapa mencintai Rasulullah, maka harus banyak-banyak membaca
shalawat. Barang siapa membaca shalawat satu kali, maka Allah akan membacakan
shalawat kepadanya sepuluh kali (hadits). Dengan membiasakan membaca shalawat,
teutama ketika sedang dalam perjalanan, maka insya Allah selain perjalanan
selamat banyak kemudahan yang bisa kita dapatkan dalam urusan kita. Ashalatu
wassalamu alaika ya sayidi ya rasulallah, teruslah di baca.
Selain itu hal yang sangat
penting bagi kita adalah tetap memegang teguh dua warisan Rasulullah, yaitu Al
Qur’an dan hadits. Agar kita tidak pernah sesat. Insya Allah kemudahan dan
kesuksesan akan menyertai kita selamanya, serta memberikan kepada kita
kemenangan dalam perang ini, Amin.
“Aku tinggalkan dua hal
yang apabila kalian memegang teguh keduanya, niscaya tidak akan pernah sesat
selama-lamanya. Yaitu Al Qur’an dan Sunah nabi Saw.”. Hadits lain menjelaskan, “Sesungguhnya kitab suci
Al-Qur’an ini satu tepinya di tangan Allah, dan tepi lainnya di tangan kalian.
Maka berpegang teguhlah kepadanya (Al-Qur’an), niscaya hidup kalian tidak akan
tersesat selama-lamanya.” (HR. Ath-Thabrani)
0 komentar:
Posting Komentar