Sabtu, 17 Desember 2011

Endorsement Mr T. WIdodo Untuk buku "Iblis Guruku"

Mari Ngobrol dengan Iblis Guruku
TERUS terang saya benar-benar terhenyak ketika membaca judul buku ini: Iblis Guruku. Mosok Iblis dijadikan guru? Ini kan bertentangan dengan kultur masyarakat Indonesia yang
agamis. Bahkan mungkin bukan hal yang lazim ditemukan untuk masyarakat dunia sekalipun. Namun, setelah mata saya menjelajah halaman demi halaman dari buku yang cukup tebal ini, baru ngeh dengan apa yang dimaksudkan penulis dengan judul tersebut. Dan satu kalimat yang ingin saya sampaikan, bahwa rasanya saya satu pemahaman dengan apa yang disampaikan oleh penulis dalam buku ini.

Siapapun yang membaca buku ini akan mendapatkan pencerahan yang luar biasa, karena buku ini mengulas tentang berbagai hal bukan hanya bagaimana penulis belajar dari apa yang dilakukan oleh iblis, namun penulis juga memberikan jurus-jurus agar hidup kita menjadi tenteram dan mendapatkan cinta dari Allah swt. Baik secara tersirat maupun tersurat, penulis juga menyampaikan bahwa apabila kita ingin maju dan sukses harus menghilangkan mental block. Mental block ini diba ngun oleh alam bawah sadar kita (subconscious) yang semakin lama bisa semakin kokoh dan settle.

Ya kalau bangunan itu adalah hal yang positif semisal keyakinan diri, ketenangan, dan perilaku baik lainnya, alhamdulillâh banget, karena output-nya, jelas orang itu akan menjadi baik. Atau setidaknya ia bisa bersikap baik pada orang lain, meskipun mental block yang demikian tetap
saja membuat kita tidak dapat menerima pendapat orang lain. Tetapi kalau bangunan itu adalah hal negatif seperti merasa paling hebat, paling pintar, paling sial, tidak mampu atau perasaan negatif lainnya, sudah barang tentu akan merugikan kita sendiri. Sesungguhnya dengan ilmu semuanya bisa disolusikan. Artinya, kita jangan pernah mengatakan “angel” (sulit: Jawa), tetapi katakaninsya Allah saya bisa”, niscaya akan bisa. Minimal kemudahan akan datang menyertai, karena kata angel adalah salah satu bentuk dari mental block tadi.

Penulis yang juga telah berhasil mempersembahkan karya perdananya berupa buku Mengobati Penyakit Itu Mudah (MPIM), mengajak kita untuk belajar menuju kepada keyakinan yang tinggi kepada-Nya. Dan hal ini sangat dibutuhkan bagi kita untuk berjalan tanpa mental block. Penulis memaparkan perjalanan untuk mendapatkan kasih-Nya dengan menggunakan begitu banyak logika-logika aneh namun jitu yang selama ini tidak terpikirkan oleh kita.

Satu lagi yang menarik bagi saya dari buku Iblis Guruku (IG), selain logika-logika di atas, adalah ajakan lembut penulis kepada pembaca untuk menjadi orang yang peka terhadap kondisi lingkungan. Menurut saya kepekaan dan kegerahan terhadap kondisi negatif maupun positif di sekeliling kita merupakan hal yang amat penting dalam kehidupan dan harus terus diasah agar menjadi kebiasaan. Analogi tentang kain lap yang harus bersih untuk membersihkan kaca sungguh sangat luar biasa. Tidak mungkin kita akan memaksa orang menjadi baik seperti yang kita inginkan kalau kita tidak berbuat baik terlebih dahulu. Tidak mungkin lap yang kotor bisa membersihkan, pasti justru menambah kotor.

Makanya perbaiki diri sendiri dulu, baru orang sekitar kita. Mustahil kita akan bisa mengubah dunia kalau diri kita sendiri tidak mau berubah, tentu saja ke arah yang baik. Buku Iblis Guruku bukan hanya enak dibaca, namun wajib dibaca oleh semua orang yang ingin hidup tenang dengan
ilmunya serta bahagia dengan knowledge yang dimilikinya. Saya yakin apa yang ditulis oleh penulis ini adalah sesuatu yang sudah dialaminya. Knowledge management, yang intinya
adalah sharing, itulah yang diterapkan oleh penulis da lam buku ini. Setelah membaca buku ini, wawasan saya men jadi jauh lebih terbuka dan membuat saya semakin sadar bahwa ternyata masih banyak hal yang perlu saya pelajari, karena ilmu yang saya miliki selama ini masih sangat
sedikit.

Saya sangat merekomendasikan buku ini menjadi buku yang wajib dibaca, karena selain banyak ilmu yang terkandung di dalamnya, buku ini juga ditulis dengan bahasa yang sangat komunikatif dan isinya acapkali mencengangkan kita. Sebagai pembaca, kita tidak sedikitpun merasa digurui, namun kita merasa diajak ngobrol, sharing, atau diajak berdiskusi oleh penulis sehingga kita betul-betul larut dalam diskusi atau sharing tersebut. Kata-kata mari kita lanjutkan obrolan kita yang sering penulis katakan di buku ini membuat kita merasa seperti sedang ngobrol dengan penulis dan bukan sedang membaca sebuah buku. Semoga buku Iblis Guruku ini bermanfaat bagi pembaca. Amin. []

Surabaya, Agustus 2010
T. WIDODO
Kepala Divisi Regional VII Jawa Timur
PT Pos Indonesia (Persero)

0 komentar: