Minggu, 25 Desember 2011

-sudah-Tak ada tempat untuk santri ini (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Alkisah disebutkan seorang kyai membagikan sekian puluh ayam kepada santrinya masing-masing satu ekor. Sang kyai memerintahkan kepada mereka untuk menyembelih ayam yang berada di tangannya. Hanya ada satu hal yang dipersyaratkan oleh kyai, yaitu ayam harus disembelih ditempat dimana tidak ada yang melihatnya. Dan sialnya, bagi yang tidak berhasil melaksanakan perintah itu tidak boleh pulang ke pesantren.

            Satu jam  dua jam, bahkan ada yang baru beberapa menit sudah  ada  yang  melaporkan kehebatan  karyanya bahwa mereka berhasil  melaksanakan tugas dengan baik dan cepat. Dan dalam hitungan hari semua santri telah berhasil melaksanakan tugas itu, kecuali si fulan yang sampai dengan sang kyai bertanya belum menampakkan batang hidungnya.

            “Wah fulan itu mencuri ayamnya kali kyai,” celetuk seorang santri yang langsung dibentak kyai. Dengan tenang kyai kemudian meneruskan program berikutnya sebelum para santri diluluskan. Hafalan qur’an, hadits dan kitab-kitab yang telah dipelajari bahkan kemampuan berpidato yang dikenal dengan mukhadarah juga dilakukan. Namun sejauh itu si fulan tetap belum datang menyerahkan hasil sembelihannya.

            Hingga suatu hari dimana santri yang lain sedang diwisuda dalam acara haflah akhirusanah si fulan datang dengan membawa ayamnya. Air matanya terburai atas ketidakmampuannya dalam melaksanakan perintah sang guru.

            “Kenapa kau menangis seperti itu fulan?, kenapa tugas yang hanya menyembelih ayam saja tidak mampu kau lakukan?,” tanya kyai di hadapan semua santri. Kontan saja sang santri makin merasa bersalah dan menubruk kyai, bersimpuh di kakinya.

            “Sa.. sa.. saya… tidak berhasil menemukan tempat dimana tidak ada yang melihatnya kyai. Saya sudah keliling kemana-mana tidak ada. Bahkan di dalam gua pun saya sudah, tetapi tetap ada yang melihat saya. Yaitu Allah Swt,” katanya terbata yang membuat semua hadirin terpana dan baru sadar bahwa sebenarnya dialah satu-satunya santri yang lulus dari ujian itu.

0 komentar: