Rabu, 28 Desember 2011

-sudah-Proses Nabi Nuh as membangun Kapal (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Nabi Nuh AS dan sebagian besar nabi sebelum Rasulullah Saw, sering berakhir dengan tragis. Ketidakpercayaan umat kepada utusan Allah yang sebenarnya datang dari golongan mereka selalu menjadi sumber datangnya petaka. Padahal konsep pemilihan anggota dewan yang paling representative adalah dari golongan yang bersangkutan. Dan kitabullah telah sejak jauh hari mengatur hal prinsip seperti ini. Sayang mereka memang bandel sejak awal. Dan mungkin memusnahkan adalah suatu solusi waktu itu.

Prinsip membinasakan untuk yang tidak bisa dibina masih menjadi tren bagi doa para nabi sebelum Rasulullah Saw. Sehingga rasa syukur karena menjadi umat Rasulullah Saw yang menjadi the best product (khairan umatin) dari Allah harus terus dan terus kita lakukan. Nabi Musa As sampai mengemis untuk bisa menjadi umat Muhammad, bukan bualan. Memang kita adalah generasi terbaik, produk Allah terbaik yang tidak saja bisa langsung bertemu dengan Allah seperti yang diirikan Nabi Musa As, tetapi juga banyak kemudahan yang tidak diterima oleh kaum pada generasi sebelumnya. Karena Allah menginginkan kepada kita kemudahan dan bukan kesulitan. Alhamdulillah.
Konsep membina tanpa mengenal putus asa ini pun kian hari kian mampu diserap oleh kalangan barat yang selama ini terlalu besar mengandalkan kemampuan akal. Padahal kita umat yang sudah banyak mendapat bukti tentang kebesaran Allah dan kebenaran firman-firman-Nya saja belum. Kita justru acap kali tidak menggunakan akal yang dikaruniakan Allah kepada kita untuk menguak semuanya demi meningkatkan iman kepada-Nya. Ya allah lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusuk, doa yang tidak mustajab, dan sikap malas. Amin

Singkat cerita tentang pembangkangan umat Nabi Nuh, tibalah saatnya Nabi Nuh As diperintahkan untuk membangun kapal. Dengan keyakinan yang tinggi Nabi Nuh As dan umatnya yang beriman mulai membangun kapal. Kapal yang dibangun di atas ejekan, cemoohan dan tindakan usil kaum kafir ini konon dibangun dengan arsitek petunjuk dari Allah Swt.

Seperti diuraikan di depan, penentangan umat kepada nabinya membuat utusan Allah harus menyudahi konflik. Kesudahan yang memang sudah menjadi skenario Allah yang disebut takdir tersebut acapkali dengan cara membinasakan umat yang tidak mau beriman. Karena terlalu kurang ajarnya umat, beberapa kali disebutkan dalam Al Quran bahwa mereka sampai membunuh para nabi. Umat Nabi Nuh As yang tidak beriman yang anaknya termasuk di dalamnya harus binasa ditelan air bah. Subhanallah

0 komentar: