Nabi
Nuh AS dan sebagian besar nabi sebelum Rasulullah Saw, sering
berakhir dengan tragis. Ketidakpercayaan umat kepada utusan Allah
yang sebenarnya datang dari golongan mereka selalu menjadi sumber
datangnya petaka. Padahal konsep pemilihan anggota dewan yang paling
representative
adalah dari golongan yang bersangkutan. Dan kitabullah
telah sejak jauh hari mengatur hal prinsip seperti ini. Sayang
mereka memang bandel sejak awal. Dan mungkin memusnahkan adalah suatu
solusi waktu itu.
Prinsip
membinasakan untuk yang tidak bisa dibina masih menjadi tren
bagi doa para nabi sebelum Rasulullah Saw. Sehingga rasa syukur
karena menjadi umat Rasulullah Saw yang menjadi the
best product (khairan
umatin) dari Allah harus terus dan
terus kita lakukan. Nabi Musa As sampai mengemis untuk bisa menjadi
umat Muhammad, bukan bualan. Memang kita adalah generasi terbaik,
produk Allah terbaik yang tidak saja bisa langsung bertemu dengan
Allah seperti yang diirikan Nabi Musa As, tetapi juga banyak
kemudahan yang tidak diterima oleh kaum pada generasi sebelumnya.
Karena Allah menginginkan kepada kita kemudahan dan bukan kesulitan.
Alhamdulillah.
Konsep
membina tanpa mengenal putus asa ini pun kian hari kian mampu diserap
oleh kalangan barat yang selama ini terlalu besar mengandalkan
kemampuan akal. Padahal kita umat yang sudah banyak mendapat bukti
tentang kebesaran Allah dan kebenaran firman-firman-Nya saja belum.
Kita justru acap kali tidak menggunakan akal yang dikaruniakan Allah
kepada kita untuk menguak semuanya demi meningkatkan iman kepada-Nya.
Ya allah lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang
tidak khusuk, doa yang tidak mustajab, dan sikap malas. Amin
Singkat
cerita tentang pembangkangan umat Nabi Nuh, tibalah saatnya Nabi Nuh
As diperintahkan untuk membangun kapal. Dengan keyakinan yang tinggi
Nabi Nuh As dan umatnya yang beriman mulai membangun kapal. Kapal
yang dibangun di atas ejekan, cemoohan dan tindakan usil kaum kafir
ini konon dibangun dengan arsitek petunjuk dari Allah Swt.
Seperti
diuraikan di depan, penentangan umat kepada nabinya membuat utusan
Allah harus menyudahi konflik. Kesudahan yang memang sudah menjadi
skenario
Allah yang disebut takdir tersebut acapkali dengan cara membinasakan
umat yang tidak mau beriman. Karena terlalu kurang ajarnya umat,
beberapa kali disebutkan dalam Al Quran bahwa mereka sampai membunuh
para nabi. Umat Nabi Nuh As yang tidak beriman yang anaknya termasuk
di dalamnya harus binasa ditelan air bah. Subhanallah
0 komentar:
Posting Komentar