Jumat, 30 Desember 2011

Iblis sebagai mitra dan sparing partner (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Setujukah saya katakan bahwa posisi kita dengan Iblis adalah sejajar?. Jangan pernah mengatakan bahwa Iblis lebih buruk dari kita. Belum tentu benar pernyataan itu. Iblis dengan track record yang dimilikinya tidak pernah melanggar kesepakatannya dengan Tuhannya, Allah Swt. Dia tidak pernah berbuat diluar koridor yang telah ditetapkan Tuhannya. Dan ia selalu berbuat setelah meminta izin atau diperintah oleh Tuhannya. Apa yang salah dengannya? Atau jangan-jangan kita yang belum paham.

            Sejajar yang saya maksud adalah sama-sama pemain dalam sebuah film kolosal yang harus selesai dibuat. Deadline film itu disebut dengan kiamat. Allah memiliki skenario yang harus dilaksanakan. Kita oleh Allah diperintahkan untuk menjadi lakon yang terus berbuat baik dan membawa kebaikan bagi diri kita dan lingkungan. Meskipun sesulit apapun peran itu dilakukan. Sedangkan Iblis sesuai kapasitas teruji yang telah ditetapkan Allah memang ditugasi untuk memegang peran antagonis. Jadi Iblis bagi saya adalah mitra yang harus bekerja sama sesuai dengan tugas masing-masing.
            Tidak mungkin sesuatu dikatakan baik, bila tidak ada yang buruk. Tidak mungkin ada nilai bila dalam hidup ini tidak ada perbedaan. Dan seterusnya silakan dibuat statemen-statemen seperti ini yang akan membuat kita yakin akan qadar dan kehendak Allah bagi umatnya. Semua hal pasti berguna diciptakan oleh Allah. Tak terkecuali Iblis yang bagi saya adalah guru, sebagaimana saya berguru pada pengalaman. Bukan saja pengalaman saya sendiri kan? tetapi juga pengalaman orang lain. Yang baik akan saya ambil, dan yang tidak baik akan berusaha saya hindari.

            Baik? Apakah pembaca sudah tahu dengan sesuatu yang disebut dengan baik itu? Ingat, belum tentu sesuatu yang kita senangi itu baik bagi kita. Sebaliknya juga belum tentu sesuatu yang kita benci itu buruk bagi kita (Al Qur’an).

            Dalam film Allah yang tengah dibuat dan judulnya belum saya ketahui ini, Iblis adalah musuh saya. Dan saya akan terus berusaha agar bisa menjadi pemenang. Saya tidak mau menjadi pecundang yang hanya bisa menyesali sesuatu setelah sesuatu itu terjadi. Saya akan terus belajar untuk menang. Namun apapun kenyataannya nanti, tujuan saya hanya satu, yaitu ingin mendapatkan status ‘radhiatan mardhiyah’. Allah Ridha dan saya puas. Tolong kalau pembaca ada ide saya diberi tahu, judul apa yang cocok untuk film ini.

            Buku ini memiliki motto, ‘mencintai untuk mendapatkan cinta-Nya’. Pembaca, saya memiliki prinsip bahwa orang ditakuti bukan karena kekuatan fisik atau tampilan yang menyeramkan, tetapi lebih karena ilmu yang dimilikinya. Rasulullah Saw, bukan orang yang berbadan kekar yang berotot dengan perawakan tinggi besar dan kuat, tetapi beliau adalah orang yang sangat ditakuti dan disegani musuhnya karena ilmu dan pengetahuannya yang luar biasa. Salah satu musuhnya adalah Iblis. Setidaknya hal ini yang berusaha ditanamkan pada kita, meskipun menurut saya beliau berdua tidak merasa sebagai musuh. Tetapi castingnya memang harus demikian.

0 komentar: