Dalam
syafar
spiritual
(perjalanan spiritual) di kapal raksasa ini ada beberapa drama yang
bisa kita petik pelajaran darinya. Alkisah demi menjaga agar kapal
yang bisa diibaratkan pengganti bumi yang membawa isinya ini ada
ketentuan yang telah disepakati bahwa tidak ada perbuatan mesum.
Bayangkan di luar tidak kelihatan apa-apa kecuali perairan yang
terhampar luas, seolah bumi memang datar. Takut akan terjadi apa-apa
dengan kapal yang mengangkutnya, semua penumpang menyepakati aturan
tersebut.
Dasar
memang anjing, kesepakatan tinggal kesepakatan. Pikirnya kalau orang
tidak tahu ‘emang gue pikirin’ katanya dalam hati. Dia tidak
berfikir kalau semua berbuat mesum kemudian hamil dan melahirkan,
kapal akan sesak dan bisa tenggelam karena kelebihan beban
(allotment).
Padahal dialah yang paling lantang menyuarakan tentang tindakan
antisipasi tersebut.
Alhasil
di tempat barang-barang berupa benda tidak bergerak, anjing laki dan
perempuan mulai merunduk-runduk, bersembunyi-sembunyi sambil bergurau
menikmati bulan madu. Saling memandang, merangsang birahi lawannya
sehingga perbuatan mesum yang dipantangkan oleh semua penghuni kapal
dilanggarnya. Karena terlalu menghayati dan menikmati sepasang
makhluk yang sedang dimabuk cinta tersebut lupa kalau ada kucing di
sekitarnya. Kontan, melihat kemungkaran terjadi sang kucing (bukan
Tomy
Jery lo
ini) melesat melaporkan perbuatan cabul tersebut kepada nabiyullah
Nuh As.
Tetapi
sayang seribu kali sayang, rupanya ketika kucing berlari,
menimbulkan suara yang mengganggu adegan panas tersebut. Ketikai
Nabi datang, porno aksi tersebut telah berakhir. Maka kecele’lah
utusan Allah tersebut. “hai kucing, mana buktinya kalau anjing
sedang berbuat mesum? Orang lagi ngobrol gitu kok katanya berbuat
mesum”, tegor Nabi Nuh marah kepada kucing yang melapor tanpa
bukti. Maka lemaslah si kucing dibuatnya. Ternyata maling lebih
pintar dari polisinya he…he…
Kondisi
inilah yang kemudian membuat pelaku kejahatan semakin menikmati
kejahatannya karena dirasa aman. Maka diulangilah adegan syur
tersebut oleh anjing dan dilaporkan pula oleh kucing, sehingga Nabi
Nuh benar-benar murka kepada kucing yang asal lapor. Tetapi kali yang
ketiga, ketika diulanginya perbuatan maksiat tersebut, kucing melesat
dengan kecepatan tinggi disertai doa, sementara pelaku karena sudah
terbukti aman beberapa kali akhirnya lupa diri.
“Wahai
Nabiyullah Nuh As, si anjing melakukannya lagi”, lapor kucing yang
dalam sekejap sudah berada di depan Nabi Nuh sambil mengatur nafas
yang tersengal. “Ya Allah yang nyawa kami ada di tangan-Mu, bila
memang benar laporan kucing, maka kuncilah anjing agar kami bisa
mendapatinya”, Nabi Nuh berdoa mohon kepastian kebenaran laporan.
Benar
saja, ketika anjing sudah tahu kucing melapor maka bersegeralah
mereka menyudahi perbuatannya. Tetapi…?? “Loh Mas…. Kenapa
tidak bisa dilepas ikatan ini?”, ungkap anjing perempuan dalam
ketakutan yang tinggi. Sementara anjing laki terus berusaha untuk
melepaskan perpaduan mereka berdua dari tempatnya. Memang sepandai
pandai tupai melompat,akhirnya jatuh juga. Sepandai pandai orang
menutupi kejahatannya, seperti Ryan yang telah berhasil membunuh dan
memutilasi
(membunuh dan memotong-motong korbannya) akhirnya ketahuan juga.
Subhanallah.
Ini pelajaran bagi kita untuk tidak menikmati dan menikmati perbuatan
dosa yang aman kita lakukan. Allah maha melihat, Allah maha
mengetahui dan KPK saat ini semakin gencar mencari tahu mana mangsa
yang bisa dijerat olehnya (tetapi jangan karena ini, lebih baik
karena waskat, yaitu pengawasan malaikat).
Pergulatan
anjing dalam berusaha melepaskan ikatannya justru menjadi bahan
tontonan yang sebenarnya tidak pantas untuk dilihat. Nabi Nuh
kemudian membentak mereka dan memberikan kepada mereka berdua hukuman
yang setimpal. Konon kabarnya akibat kejadian tersebut anjing dan
keturunannya ketika sedang behubungan badan akan selalu demikian
tidak bisa langsung dilepas. Malu kan?
Demikian
juga, nasib sial bagi si kucing. Yaitu tetap mendapat karma karena
suka melapor. Ketika mereka ingin berhubungan badan, orang sekampung
bakal tahu karena perbuatan berisik mereka yang sangat mengganggu
masyarakat sekitarnya. Intinya kita harus berhati-hati dan waspada
yang disertai dengan doa kepada Allah SWT. Berhati-hati saja belum
cukup. Terbukti banyak orang yang sudah berkendaraan dengan
hati-hati, tetapi kecelakaan masih menimpanya. Ingatlah Allah niscaya
Allah akan mengingatmu.
0 komentar:
Posting Komentar