Rabu, 28 Desember 2011

Hikayat anjing dan kucing (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Dalam syafar spiritual (perjalanan spiritual) di kapal raksasa ini ada beberapa drama yang bisa kita petik pelajaran darinya. Alkisah demi menjaga agar kapal yang bisa diibaratkan pengganti bumi yang membawa isinya ini ada ketentuan yang telah disepakati bahwa tidak ada perbuatan mesum. Bayangkan di luar tidak kelihatan apa-apa kecuali perairan yang terhampar luas, seolah bumi memang datar. Takut akan terjadi apa-apa dengan kapal yang mengangkutnya, semua penumpang menyepakati aturan tersebut.

Dasar memang anjing, kesepakatan tinggal kesepakatan. Pikirnya kalau orang tidak tahu ‘emang gue pikirin’ katanya dalam hati. Dia tidak berfikir kalau semua berbuat mesum kemudian hamil dan melahirkan, kapal akan sesak dan bisa tenggelam karena kelebihan beban (allotment). Padahal dialah yang paling lantang menyuarakan tentang tindakan antisipasi tersebut.

Alhasil di tempat barang-barang berupa benda tidak bergerak, anjing laki dan perempuan mulai merunduk-runduk, bersembunyi-sembunyi sambil bergurau menikmati bulan madu. Saling memandang, merangsang birahi lawannya sehingga perbuatan mesum yang dipantangkan oleh semua penghuni kapal dilanggarnya. Karena terlalu menghayati dan menikmati sepasang makhluk yang sedang dimabuk cinta tersebut lupa kalau ada kucing di sekitarnya. Kontan, melihat kemungkaran terjadi sang kucing (bukan Tomy Jery lo ini) melesat melaporkan perbuatan cabul tersebut kepada nabiyullah Nuh As.

Tetapi sayang seribu kali sayang, rupanya ketika kucing berlari, menimbulkan suara yang mengganggu adegan panas tersebut. Ketikai Nabi datang, porno aksi tersebut telah berakhir. Maka kecele’lah utusan Allah tersebut. “hai kucing, mana buktinya kalau anjing sedang berbuat mesum? Orang lagi ngobrol gitu kok katanya berbuat mesum”, tegor Nabi Nuh marah kepada kucing yang melapor tanpa bukti. Maka lemaslah si kucing dibuatnya. Ternyata maling lebih pintar dari polisinya he…he…

Kondisi inilah yang kemudian membuat pelaku kejahatan semakin menikmati kejahatannya karena dirasa aman. Maka diulangilah adegan syur tersebut oleh anjing dan dilaporkan pula oleh kucing, sehingga Nabi Nuh benar-benar murka kepada kucing yang asal lapor. Tetapi kali yang ketiga, ketika diulanginya perbuatan maksiat tersebut, kucing melesat dengan kecepatan tinggi disertai doa, sementara pelaku karena sudah terbukti aman beberapa kali akhirnya lupa diri.
“Wahai Nabiyullah Nuh As, si anjing melakukannya lagi”, lapor kucing yang dalam sekejap sudah berada di depan Nabi Nuh sambil mengatur nafas yang tersengal. “Ya Allah yang nyawa kami ada di tangan-Mu, bila memang benar laporan kucing, maka kuncilah anjing agar kami bisa mendapatinya”, Nabi Nuh berdoa mohon kepastian kebenaran laporan.

Benar saja, ketika anjing sudah tahu kucing melapor maka bersegeralah mereka menyudahi perbuatannya. Tetapi…?? “Loh Mas…. Kenapa tidak bisa dilepas ikatan ini?”, ungkap anjing perempuan dalam ketakutan yang tinggi. Sementara anjing laki terus berusaha untuk melepaskan perpaduan mereka berdua dari tempatnya. Memang sepandai pandai tupai melompat,akhirnya jatuh juga. Sepandai pandai orang menutupi kejahatannya, seperti Ryan yang telah berhasil membunuh dan memutilasi (membunuh dan memotong-motong korbannya) akhirnya ketahuan juga. Subhanallah. Ini pelajaran bagi kita untuk tidak menikmati dan menikmati perbuatan dosa yang aman kita lakukan. Allah maha melihat, Allah maha mengetahui dan KPK saat ini semakin gencar mencari tahu mana mangsa yang bisa dijerat olehnya (tetapi jangan karena ini, lebih baik karena waskat, yaitu pengawasan malaikat).

Pergulatan anjing dalam berusaha melepaskan ikatannya justru menjadi bahan tontonan yang sebenarnya tidak pantas untuk dilihat. Nabi Nuh kemudian membentak mereka dan memberikan kepada mereka berdua hukuman yang setimpal. Konon kabarnya akibat kejadian tersebut anjing dan keturunannya ketika sedang behubungan badan akan selalu demikian tidak bisa langsung dilepas. Malu kan?

Demikian juga, nasib sial bagi si kucing. Yaitu tetap mendapat karma karena suka melapor. Ketika mereka ingin berhubungan badan, orang sekampung bakal tahu karena perbuatan berisik mereka yang sangat mengganggu masyarakat sekitarnya. Intinya kita harus berhati-hati dan waspada yang disertai dengan doa kepada Allah SWT. Berhati-hati saja belum cukup. Terbukti banyak orang yang sudah berkendaraan dengan hati-hati, tetapi kecelakaan masih menimpanya. Ingatlah Allah niscaya Allah akan mengingatmu.

0 komentar: