Sabtu, 10 Desember 2011

Stadium Stres

Stadium stres

Saya merangkingkan stres ke dalam enam tingkatan. Ini hanya karangan saya saja. Bahkan bisa jadi perangkingan atau stadium yang saya sebut ini bertentangan dengan referensi lainnya. Tetapi berdasarkan pengalaman saya dalam melakukan penelitian baik yang sederhana maupun dengan berbagai metode, enam stadium itu insya Allah cukup mendekat ikebenaran. Yah, kalau ternyata menurut pembaca belum merepresentasi semua yang dibutuhkan, akur sajalah. Kan bisa memperkaya buku ini.

Nih saya persembahkan stadium dan tingkatan stres yang dialami banyak orang di seluruh dunia. Stadium-1 ditandai dengan seringnya seseorang lupa. Bahkan untuk hal-hal sepele sekalipun. Di banyak kasus lantas orang mengangggap bahwa hal tersebut sebagai kondisi pikun bagi pasien yang sudah setengah baya dan manula. Apabila stadium-1 dibiarkan, maka akan berlanjut pada stadium-2. Stadium-2 ini penderita sudah mulai sering marah-marah tanpa sebab. Selanjutnya bila tidak segera dicarikan solusi, penderita akan meningkat pada stadium-3. Pada stadium-3 korban sudah mengalami sulit tidur dan dihantui oleh mimpi buruk sepanjang malam. Selanjutnya pada stadium-4 penderita mulai dan semakin tak peduli dengan lingkungan bahkan kesehatannya. Menyakiti diri sendiri mulai diujicobakan. Pada stadium-5, berjalan tanpa tujuan, usaha bunuh diri dan pikiran hampir hilang. Dan di stadium-6 selain menyakiti diri sendiri, penderita telah berusaha untuk bunuh diri kemudian hilang akal. Ketika sudah sampai pada stadium-6, seseorang biasanya sudah masuk ke RSJ atau berhasil dalam proses bunuh dirinya alias meninggal dunia, wassalam umurnya.

Karenanya ketika tanda-tanda seperti itu ada pada kita atau orang terdekat kita, sayogyanya segera dihentikan. Menghentikannya cukup mudah bila permasalahan yang dihadapi pasien masih belum berat. Sebaiknya memang pada stadium-1 sudah segera diambil tindakan. Tetapi meskipun seseorang sudah berada pada stadium lanjut sekalipun sebenarnya masih bisa diobati. Bukankah Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali menyertakan juga obatnya?

0 komentar: