Minggu, 25 Desember 2011

A. Perang Dengan Melihat Musuh (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Selama ini kita sering bertarung tanpa melihat musuh kita. Padahal kita sudah yakin bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi kita. Bagaimana sebenarnya logika ini?. Orang kita tidak bisa melihatnya kok dibilang musuh yang nyata.

     1. Orang sering salah dengan peran
            Dalam banyak ayat dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi kita. Mengapa Allah mengatakan bahwa setan itu nyata, sementara kita tidak bisa melihatnya. Secara harfiah yang disebut dengan nyata selama ini hanya untuk  sesuatu yang bisa dilihat dengan mata, bisa diraba dan bisa dirasakan keberadaannya.

            Bukan Allah yang aneh, tetapi kitalah yang tidak mau berusaha untuk menemukannya.  Sama halnya kita membenci Iblis secara membabi buta, sementara tugas Iblis memang seperti itu. Coba pembaca ingat, atau kalau tidak suka dengan sinetronnya coba tanyakan kepada orang yang menonton. Mengapa ada sebagian penonton yang membenci tokoh ‘Misyka’  pada sinetron ‘Cinta Fitri’ hanya karena dia mengambil peran antagonis. Bahkan ketika pemeran Misyke sedang berada di luar aktingnya pun orang masih membencinya seperti yang telah diurai di depan. Apa dia salah dengan berakting seperti itu. Tidak bukan?

            Ada lagi pada era tahun sembilanpuluhan, ada tokoh ‘Bu Subangun’ dalam sinetron ‘Rumah Masa Depan’ kalau saya tidak salah adalah termasuk yang tidak disukai orang dengan pemerannya. Saya termasuk yang membencinya. Maklum anak masih SD, jadi cepat terpengaruh. Mohon maaf ya bu? Ternyata cara saya ini salah. Ibu hanya mengikuti skenario yang ada pada naskahnya. Bahkan bisa jadi honor tidak akan dibayar kalau peran itu tidak dijalankan secara baik. Atau Sinetron itu menjadi tidak enak ditonton kalau tidak ada yang antagonis.

    2. Tidak adilkah Allah?
            Dengan menjadikan setan yang tidak kelihatan itu sebagai musuh yang nyata, bukan berarti Allah tidak adil. Dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 2-5 Allah memberikan kisi-kisi tentang musuh kita.

            Predikat takwa yang akan kita sasar sehingga bisa mengalahkan Iblis dan setan bawahannya dicirikan pada penjelasan berikutnya. Yaitu (1) percaya kepada yang ghaib (2) mendirikan shalat (3) menafkahkan sebagian hartanya (4) beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an (5) yang yakin akan adanya akhirat.

            Nah, agar kita tidak bertarung seperti ‘petinju di ring tinju melawan hantu’ mari kita telusuri satu per satu kelima hal itu. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan kita akan menjadi bulan-bulanan setan. Di ring tinju kita akan KO tanpa bisa melihat musuh kita.

            Syarat pertama untuk memenangkan pertarungan adalah dengan percayai kepada yang ghaib. Banyak hal yang ghaib di dunia ini. Selain Allah, malaikat, surga, neraka, hari dan sejenisnya, ternyata manusia adalah juga ghaib. 

0 komentar: