Sebenarnya manusia atau makhluk
lain ingin berbuat apapun, Allah tidak terpengaruh. Orang mau shalat atau
tidak, berbuat baik atau jahat, Allah tetap Maha Kuasa. Dan skenario Allah pun
tidak akan rusak. Judul pada poin F ini saya peruntukkan bagi makhluk umat
Allah penyandang jabatan khalifah ini.
Disaat
kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebaiknya segera dan segera setelah berterima
kasih kepada-Nya berfikir untuk membagi kepada siapa nikmat itu. Sebaliknya,
ketika sesuatu yang kita harapkan tidak terjadi, semestinya ucapan terima kasih
pun harus tetap terlontar. Karena belum tentu yang kita inginkan atau sukai itu
baik bagi kita. Bisa jadi sesuatu yang tidak kita sukai ternyata baik bagi
kita. Hanya Allah yang tahu semua ini.
Dari
pada mengeluh yang justru semakin
membuat ruwet permasalahan, sebaiknya bertindak yang aktif strategis. Ada masalah, sekali lagi
pasti disebabkan adanya selisih antara standar atau harapan yang ditetapkan
dengan kenyataan yang ada. Menurut saya, cara penyelesaian masalah juga hanya
dengan dua cara, turunkan standar atau tingkatkan realisasi. Apabila ternyata standar
itu memang benar-benar tidak mungkin untuk diturunkan, sebaiknya upaya
menaikkan kondisi dilakukan dengan baik, tulus dan mencari ridha Allah SWT.
Insya Allah cara ini akan berhasil.
Bagaimana
cara mengidentifikasi masalah tentu saja
dengan memindahkannya dari otak ke kertas. Tidak mungkin kapasitas memori otak
kita yang terbatas ini bisa menampung dengan baik semua hal yang kita butuhkan
secara tepat. Insya Allah hanya dengan mencatat permasalahan saja beban di otak
kita akan segera berkurang, bahkan mungkin bisa hilang sama sekali. Apalagi
kalau sudah dipetakan tentang bagaimana cara penyelesaiannya dan dengan siapa
menyelesaikannya secara tepat. Tentu berbagai alternatif menjadi penting untuk
ditimbang-timbang.
Stres
dalam buku saya Membangun Area Bebas Stress (MABES), memiliki enam stadium. Di
bagian depan telah disinggung sedikit. Namun agar lebih mengena, level ini saya
ulang lagi disini. Yaitu (1) pelupa sebagai stadium satu (2) marah-marah tanpa
sebab (3) susah tidur dan mimpi buruk (4) ingin menyakiti diri sendiri (5)
bunuh diri, dan (6) gila. Bila pembaca mengalaminya sebaiknya segera diobati
agar tidak sampai pada stadium lanjut seperti di atas stadium 3.
Obat
untuk menyelesaikan masalah stres ini ada 3 cara. Pertama, dengan
beristighfar sebanyak-banyaknya. Karena bisa jadi musibah dan penderitaan yang
kita alami itu hasil dari perbuatan kita. Atau minimal leluhur kita terdahulu. Kedua,
dengan memindahkan masalah dari
otak ke kertas tadi. Karena kalau tidak segera dipindahkan, maka dari otak akan
turun ke hati dan bisa menyebar kemana-mana yang kemudian menjadi penyakit
fisik. Ketiga, dengan melaksanakan nasehat ulama terdahulu yang 5
itu. Yaitu (1) membaca Al Qur’an dan maknanya (2) melaksanakan shalat malam (3)
bergaul dengan orang shaleh (4) membiasakan puasa sunah, dan (5) memperpajnang
dzikir malam. Insya Allah bila saat ini
anda sedang mengalami qalbun maridh (hati yang sakit) bisa berubah
menjadi qalbun shahih (hati yang sehat), Amin. Untuk itu, sebagai
antisipasi agar kita tidak menanam benih penyakit, jangan MGM (Malas Gengsi dan
Menunda)
0 komentar:
Posting Komentar