Minggu, 25 Desember 2011

Saatnya melakukan prinsip “Shalat no putis, wudhu no batal” (dikutip dari buku Iblis Guruku / IG karya Moeslih Rosyid)


Strategi kedua untuk menang melawan Iblis adalah mendirikan shalat. Mendirikan dan bukan sekedar melaksanakannya. Mendirikan shalat ini sangat terkait dengan kedisiplinan, kesucian dan konsentrasi serta kekhusukan saat menghadap dzat yang Maha Kuasa, Allah SWT.

            Setan dengan ilmu yang diajarkan Iblis kepada mereka, mampu masuk ke dalam jajaran orang shalat. Sedemikian canggihnya jaringan mereka, sehingga hubungan vertikal semacam itu masih bisa ditembus olehnya. Karenanya semua hal terutama dalam beribadah kepada Allah setiap orang harus dengan ilmu. Silakan pembaca kembali pada topik pertemuan Rasul dengan Iblis di masjid pada bagian depan yang lebih suka menggoda orang shalat daripada yang sedang tidur.

            Selanjutnya kita harus yakin bahwa shalat adalah amalan pertama yang akan diperhitungkan di akhirat kelak. Sehingga tatkala shalat seseorang baik, semuanya akan menjadi baik. Dan jika shalat seseorang buruk, bencana di akhirat pasti akan menimpa orang itu.

            Di Sumbawa ada istilah hakekat yang sangat baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu prinsip “shalat no putis, wudhu no batal”, artinya shalat tidak pernah putus dan wudhu yang tak pernah batal. Disini terjemahan yang saya buat adalah prinsip ini mengajak kita untuk terus mengingat Allah dalam segala kondisi dan menyucikan diri setiap saat. Disinilah bagaimana shalat dapat mempermudah bagi kita untuk memenangkan pertempuran ini. Jadi setiap batal wudhu, ya wudhu lagi. Inilah saatnya kita lakukan demi cita-cita.

0 komentar: