Strategi kedua
untuk menang melawan Iblis adalah mendirikan shalat. Mendirikan dan bukan
sekedar melaksanakannya. Mendirikan shalat ini sangat terkait dengan
kedisiplinan, kesucian dan konsentrasi serta kekhusukan saat menghadap dzat
yang Maha Kuasa, Allah SWT.
Setan
dengan ilmu yang diajarkan Iblis kepada mereka, mampu masuk ke dalam jajaran
orang shalat. Sedemikian canggihnya jaringan mereka, sehingga hubungan vertikal
semacam itu masih bisa ditembus olehnya. Karenanya semua hal terutama dalam
beribadah kepada Allah setiap orang harus dengan ilmu. Silakan pembaca kembali
pada topik pertemuan Rasul dengan Iblis di masjid pada bagian depan yang lebih
suka menggoda orang shalat daripada yang sedang tidur.
Selanjutnya
kita harus yakin bahwa shalat adalah amalan pertama yang akan diperhitungkan di
akhirat kelak. Sehingga tatkala shalat seseorang baik, semuanya akan menjadi
baik. Dan jika shalat seseorang buruk, bencana di akhirat pasti akan menimpa
orang itu.
Di
Sumbawa ada istilah hakekat yang sangat baik untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Yaitu prinsip “shalat no putis, wudhu no batal”,
artinya shalat tidak pernah putus dan wudhu yang tak pernah batal. Disini
terjemahan yang saya buat adalah prinsip ini mengajak kita untuk terus
mengingat Allah dalam segala kondisi dan menyucikan diri setiap saat. Disinilah
bagaimana shalat dapat mempermudah bagi kita untuk memenangkan pertempuran ini.
Jadi setiap batal wudhu, ya wudhu lagi. Inilah saatnya kita lakukan demi
cita-cita.
0 komentar:
Posting Komentar