Minggu, 15 Januari 2012

Pengobatan halal (dari buku MPIM karya Moeslih Rosyid)

(1) Pengobatan dengan Ruqiah (dengan doa)

Pengobatan dengan ruqyah adalah pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan bacaan-bacaan dari Nabi SAW. Bacaan dari nabi SAW ini bisa berupa ayat-ayat dalam Al Qur’an, dzikir dan doa kepada Allah SWT. Ibnu Tin RA berkata bahwa ruqyah dengan doa perlindungan (muawidatain) atau yang lain dari asma Allah dan ayat-ayat-Nya merupakan dokter rohani (At tabib arrahaniy). Tentu jika doa itu diucapkan oleh lesan orang-orang yang terpuji dengan tulus memohon kepada Allah. Dan insya Allah akan menghasilkan kesembuhan atas izin Allah SWT.

“Qala rabbukum ud’uni astajiblakum, Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku”, niscaya akan Kpernkenakan bagimu (Qs Al Mukmin : 60). Disini Allah sudah menjamin bahwa kalau kita berdoa pasti akan dikabulkan. Tak terkecuali berdoa memohon kepada-Nya untuk kesembuhan suatu penyakit kan? Mari buktikan.

Para ulama sepakat memperbolehkan pengobatan dengan media ruqyah ini setelah memenuhi tiga syarat. Yaitu (1) Ruqyah berupa kalam Allah , atau sifat-sifat-Nya atau kalam Rasulullah SAW. (2) Dengan bahasa arab atau bahasa yang bisa dimengrti oleh orang lain (3) harus diyakini bahwa terjadinya pengaruh kesembuhan adalah atas kekuasaan (kudrat) Allah dan bukan dari zat ruqyah itu sendiri. Ruqyah dan media pengobatan lain hanyalah sebagai sarana bagi ijin dan ridha Allah untuk kesembuhannya.

Mengapa doa bisa menjadi obat bagi penyakit jasmani?. Bagaimana doa yang hanya berupa kata-kata bisa menyembuhkan ditinjau secara medis? Apakah hal ini masuk dalam logika berfikir kita?

Pertanyaan-pertanyaan itu kerap terlontar dari masyarakat yang berfikir secara logika medis. Padahal secara logika awam saja hal tersebut sudah bisa difahami dengan sangat mudah. Satu contoh seorang kyai mengobati orang sakit pinggang dengan meniupkan doa ke dalam air putih. Atas ijin Allah ternyata sembuhlah si pasien. Kita harus paham bahwa ketika sebuah penyakit telah masuk ke aliran darah manusia, air yang diminumkan tersebut akan mengusir penyakit itu dibantu oleh darah yang terus bekerja mendistribusikan bahan makanan, racun dan juga obat ke seluruh tubuh.

Air yang telah ditiup doa tersebut mengadung unsur syifa’ yang bagi orang tertentu dapat dilihat cara kerjanya. Kita sebagai orang awam sulit untuk memahaminya hanya disebabkan oleh keyakinan yang kurang. Keyakinan dan pikiranlah yang membuat seseorang sakit dan juga sembuh. Mengapa kita tidak bisa melihat? Karena mata kita telah terhijab (tertutup) oleh dosa-dosa yang kita perbuat. Tatkala kesucian senantiasa bersama kita, insya Allah hijab itu akan terabuka.caranya dengan istinjak awal yang 4 itu. Jadi, siapa pun yang melakukan pengobatan, bila si pasien tidak yakin dan tidak mau sembuh jelas dia tidak akan bisa sembuh selamanya.

Sehingga hal yang harus mendapat perhatian dalam pengobatan dengan media ruqyah ini adalah kerja sama antara pasien dengan pihak yang melakukan pengobatan. Bagi pasien diperlukan keyakinan dan kepasrahan serta keinginan yang kuat untuk benar benar sembuh. Yang mengobati, harus yakin akan kebesaran Allah. Dan sebaik-baik orang adalah yang bisa melakukan pengobatan sendiri.

Saya, ketika ada yang ingin saya obati selalu terlontar pertanyaan ‘apakah benar saudara mau sembuh?’ ketika dia yakin dan benar-benar ingin sembuh maka proses pengobatan bisa dilanjutkan. Sebaliknya bila hal tersebut tidak bisa dipenuhi tentu proses penyembuhannya akan sia-sia. Meskipun nantinya akan sembuh, pada saat yang akan datang kemungkinan penyakit datang lagi sangat besar.

Dari sisi orang yang mengobati, juga harus tulus dan ikhlas melakukannya. Membantu orang akan mendapatkan ridha Allah SWT. Entah yang mengobati ingin mendapat honor atau tidak, ketika dalam proses pengobatan diwajibkan untuk tulus dan ikhlas melakukannya. Bisa jadi meskipun tidak ikhlas dalam arti seorang yang melakukan pengobatan via ruqyah dengan memungut biaya bisa menyembuhkan penyakit si pasien. Disini faktor ijin Allah yang dominan. Yang menjadi masalah kemudian adalah apa cukup dengan ijin saja? Apakah yang memberikan pengobatan tidak ingin mendapatkan ridha Allah SWT atas apa yang telah diperbantukan kepada orang lain. Kedekatan kepada-Nya menjadi amat penting.

Ketika ridha Allah telah menyelimuti orang tersebut, bukan saja kemampuan yang diberikan Allah tersebut akan berlangsung lebih lama, tetapi dia juga akan mendapatkan bantuan dan pertolongan Allah dari momen yang lain. Sementara bila seorang yang mengobati itu hanya mendapat ijin dan bukan ridha Allah atas niat dan itikadnya, tentu hal ini sudah melibatkan pihak-pihak lain yang turut membantunya. Salah satunya adalah jin yang akan sangat aktif melakukan intervensi (campur tangan). Kalau jin itu islam dan baik, alhamdulillah. Jika jin itu kafir dan jahat?, naudzubillah.

Menolong dengan tanpa mengharap dan meminta kepada selain Allah, bisa juga dilakukan dengan cara membuat praktik pengobatan dan menyediakan kotak amal di tempat itu. Dengan kotak amal tidak memaksa pasien yang tidak mampu untuk membayar. Dan bagi yang ingin menyumbang pun tidak perlu malu, karena tidak ada tarifnya. Dengan telah adanya kotak amal, mestinya semua bahan yang digunakan untuk pengobatan ditanggung orang yang mengobati itu. Air, minyak dan segala macam keperluannya dapat diambil dari hasil kotak amal. Tentu hasil dari kotak amal itu sebagian besar digunakan untuk kemaslahatan umat. Disini semua orang bisa memanfaatkan jasanya untuk kesembuhan. Si kaya dan si miskin bisa bergabung dalam ikhtiar ini untuk mengusir penyakitnya. Selain tidak mematok tarif yang tidak akan membuat calon pasien takut, kerahasiaan pasien juga akan terjaga.

Tempat-tempat pengobatan dengan mematok tarif tertentu pun tidak salah. Semua orang pasti berbuat sesuai dengan yang diyakini dan telah dilakukan berbagai perhitungan-perhitungan. Dan perhitungan itulah yang telah mereka siapkan pertanggungjawabannya di mahkamah Allah kelak. Kita dan para calon pasien tinggal memilih, mana yang paling logis dan ada di situ. Karena cara pertama sungguh amat jarang kita temui di sekitar kita. Mudah-mudahan dengan pencerahan demi pencerahan akan muncul yang seperti itu yang dimampukan oleh Allah untuk menolong umat, amin.

(2) Pengobatan dengan sedekah

Nabi SAW bersabda, ”obatilah penyakitmu dengan sedekah,” . Banyak kisah tentang kesaktian sedekah yang pernah kita dengar. Bahkan sedekah bukan saja bisa mengobati penyakit dan melipatgandakan harta, tetapi juga bisa memperpanjang umur.

Dikisahkan seorang tukang pencari kayu yang seharusnya menemui ajal pada hari itu. Malaikat Izrail pun telah siap dan membuntutinya sejak pagi. Ketika ia beristirahat di suatu tempat, dibukanya nasi bungkus bekalnya. Maksudnya untuk mengganjal perut yang tengah kelaparan.

Tetapi tiba-tiba ada seorang tua renta yang datang dan meminta sedikit nasi itu untuknya. Dengan tulus, tukang kayu itu memberikan semua nasi itu. Dia berfikir, amat kasihan orang tua renta yang hampir jatuh karena lemas itu. Tanpa berfikir panjang, setelah berpamitan dengan orang yang dibantunya, dilanjutkanlah perjalannya.

Izrail dengan media seekor ular hitam yang mematikan, telah berada diantara kayu yang dipanggulnya. Ular berbisa itu telah siap mematoknya dan dia akan wassalam, mati. Tetapi akibat perbuatan luhur yang dilakukannya itu Arsy (kerajaan) Allah tergoncang. Diperintahkanlah oleh Allah kepada Malakul Maut (Izrail) untuk menunda pencabutan nyawa tukang kayu itu, sampai waktu yang ditentukan-Nya.

Sedekah, sepertinya harta kita akan berkurang dengan melakukan itu. Kita berikan harta kita untuk orang lain. tentu bisa habis kalau setiap hari dilakukan. Itu kalau manajemen manusia, pola pikir dan akal manusia awam. Tetapi ini adalah manajemen langit atau celestial management, yang hanya diketahui dan dikelola oleh Allah Rabbul jalil. Sebagai umat-Nya, kita harus meyakini dan melaksanakannya.

Allah telah berjanji, barang siapa memberi satu pasti akan dibalas sepuluh. “Man ja a bil hasanati falahu ‘isyru amtsaliha. Barang siapa datang dengan membawa kebaikan, maka akan dibalas dengan sepuluh yang semisalnya” (Al Qur’an).

Bahkan dalam ayat lain Allah berfirman “matsalul ladzina yunfiquuna amwalahum fi sabilillahi kamatsali habbatin anbatat sab’a sanabila. Fi kul sumbulati mi’atu habbah. Wallahu yudha’ifu liman yasya’ wahuwal a’zizul hakim. Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, seperti menanam sebutir benih yang bercabang tujuh dan masing-masing cabangnya tumbuh seratus butir. Allah Maha memberi kepada orang yang dikehendaki dan Allah Maha Bijaksana

Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk pelit yang akan jauh dari Allah, orang dan surga-Nya. Dermawan menjadi sebaliknya. Bahkan konsep memberi ini kian menjadi tren bagi perusahaan-perusahaan raksasa di seluruh penjuru dunia. Para pakar Barat pun kian memprovokasi orang untuk melakukan sedekah yang disebutnya dengan sharing. Memberi, memberi dan memberi sangat bermanfaat. Bagaikan melempar bola ke tembok, pasti akan kembali ke pelempar. Dalam prinsip Barat dikatakan “To give is to receive. Memberi adalah menerima”. Mari kita buktikan. Pengobatan dengan sedekah ini akan semakin diperkuat dengan kisah nyata pada bonus buku. Yaitu di bagian ‘mukjizat sedekah’

(3) Pengobatan dengan minum madu

“yahruju min buthuniha syarabun mukhtalifu alwanuhu fiihi syifaa’u linnas, inna fi dzalika la ayaati liqaumi yatafakkaruun. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang memikirkannya (Qs An Nahl : 69)

Allah melalui kitab suci-Nya telah menjamin salah satu kesembuhan penyakit dengan meminum madu. Bahkan Rasulullah SAW sangat menganjurkan bagi umatnya untuk meminum madu setiap harinya. Seorang ustadz di Sumbawa, Al Ustadz A Rahman Rasyad yang juga pensiunan kepala SMPN 1 Sumbawa meyakinkan saya. “Iya, saya dalam usia di atas 60 tahun dan kata orang masih segar ini karena membiasakan minum madu setiap hari. Minimal satu sendok makan saat bangun tidur. Bahkan ini saya lakukan saat bepergian ke luar kota juga. Tentu saja saya membawa bekal,” paparnya kepada saya. Dan hasilnya, kesehatan beliau sangat prima. Tennis lapangan dan olah raga lain masih dan sangat aktif dijalani beliau. Bagaimana dengan pembaca? Semoga tetap sehat jasmani dan rohani. Amin.

Ibnu Juraij berkata, “ Hendaknya engkau selalu meminum madu, karena madu adalah sebaik-baik penjagaan (terhadap kesehatan)”. Rasulullah bersabda “alaikum bisy syifa’aini : al ‘asali wal qur’ani, Hendaknya kamu sekalian mepergunakan dua macam obat, yaitu madu dan qur’an (HR Muslim).

Madu asli dengan kandungan-kandungan yang sangat menguntungkan dan dibutuhkan oleh tubuh manusia, sangat baik untuk proses penyembuhan penyakit. Saya ketika sedang demam, apalagi seriawan yang dulu sering menyerang saya saat kecil, akan segera hilang dengan memimun atau sekedar mengoleskan madu pada bibir saya. Susu Telur Madu Jahe (STMJ) minuman yang dipercaya bisa membuat badan segar bugar bahkan bisa jadi obat kuat. Kandungan utamanya yang diandalkan ada di M, madu.

Madu dengan segala daya upaya orang untuk mendapatkan keuntungan besar dari memalsukan dan atau mengoplosnya, adalah minuman sehat yang telah dijamin Rasul. Bukan hanya madunya, bahkan ketika saya telah belajar beberapa ilmu bela diri, pengobatan dengan menyengatkan tawon madu adalah salah satu yang membuat saya merasa selalu sehat. Untuk kulit pun madu juga dipercaya bisa menghaluskannya dengan melulurkan pada wajah. Bahkan kian marak pengobatan-pengobatan dan antisipasi dan pencegahan penyakit dengan madu. Mandi madu, lulur madu bahkan banyak tablet yang kandungannya hanya madu banyak dijual di luaran. Bahkan sebuah Multi Level marketing (MLM) dengan bangganya mempersembahkan produknya yang mengandalkan madu sebagai pengobatan.

Masih belum yakin dengan kehebatan madu? Mari kita buktikan bersama apakah madu memang benar berkhasiat. Nah, untuk meyakinkan bahwa madu berkhasiat kita harus yakin dengan keasliannya. Beberapa cara mengetes madu adalah dengan mencelupkan pentol korek api dan mengorekannya ke tempatnya. Jika korek tetap menyala, insya Allah madu tersebut asli. Cara lain adalah dengan memasukkan madu ke dalam air minum. Jika madu langsung bercampur dengan air, maka itu menunjukkan bahwa madu itu tidak asli. Madu yang asli tidak akan segera bercampur dengan air, dia akan menggumpal. setelah diaduk lebih kencang dan memakan beberapa saat baru akan menyatu dengan air. Satu cara lagi dari sekian banyak cara mengetes madu asli adalah dengan memasukkannya ke dalam lemari es (kulkas). Bila dalam suhu dingin kemudian membeku, berarti palsu. Bila berada pada suhu dingin dan tetap encer, insya Allah asli. Semut? Wallahu a’lam, mungkin benar madu asli tidak akan dikerumuni semut, tetapi saya pernah menyimpan madu asli dan ada semut di sekitarnya, bukan di dalamnya. Yang jelas asli atau tidak selama masih ada kandungan madunya dan campurannya bukan racun atau zat beracun, insya Allah tetap bermanfaat untuk kesembuhan.

(4) Pengobatan dengan bekam

Hijamah atau bekam adalah penyembuhan penyakit dengan membuang darah kotor dan mengeluarkannya menggunakan alat tertentu. Alat tersebut bisa dengan jarum, pisau atau gelas khusus. Sekarang alat bekam ada yang berbentuk kop untuk menyedot darah kotor yang ada dalam tubuh.

Rasulullah bersabda “Pengobatan itu ada tiga macam, yaitu dengan minum madu, pembedahan dengan pisau bedah (hijamah) dan pemanasan dengan api. Dan aku larang umatku berobat dengan Kai (besi panas).

Ikhtiar pengobatan dengan bekam ini jarang digunakan oleh masyarakat kita. Bahkan sebagian besar takut dan tidak yakin dengan cara pengobatan yang satu ini. Beberapa tempat ruqyah dan pengobatan islami mulai menjamur di bumi pertiwi ini meski orang belum meyakini kemujarabannya. Semoga dengan semakin getolnya para dai yang berdakwah bil hal, pencerahan demi pencerahan akan kian membuat masyarakat paham demi semakin meningkatkan iman kepada Allah SWT, Amin.

(5) Pengobatan dengan medis

Di setiap tempat selalu ada dokter yang luar biasa. Luar biasa disini dimaksudkan kemujarabannya dalam menjadi sarana penyembuhan. Namun selidik punya selidik, ternyata kesembuhan yang kemudian terjadi adalah lebih disebabkan oleh keyakinan pasien pada sang dokter. Bahkan banyak saya temui dalam beberapa penelitian sederhana saya melalui beberapa obrolan, ada beberapa pasien yang sakit demam bisa sembuh hanya dengan bertemu dokter. Bertemu saja, dan belum diapa-apakan oleh sang dokter.

Pengobatan medis menurut saya hendaknya dikurangi. Apalagi kebiasaan meminum obat ketika gejala atau penyakit sudah datang. Obat yang ada di apotek-apotek sebenarnya adalah racun. Yaitu racun untuk membunuh kuman, bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh kita. Bahkan beberapa teman dokter juga mengingatkan saya untuk tidak mudah menelan obat bila sedang sakit. Obat adalah racun, dan dia juga akan menjadi racun bagi tubuh kita. Obat juga bisa menjadikan kita ketagihan dan langganan bila penyakit menyapa kita.

Ada sebuah tips yang salah satunya berupa anjuran untuk tidak gampang meminum obat. Kearena obat adalah racun, saya sarankan untuk tidak kesengsem dengan mengkonsumsi racun. Setuju?

0 komentar: