Minggu, 15 Januari 2012

Bergaul dengan jin bukan kesalahan, tetapi... (dari buku Mengobati Penyakit Itu Mudah / MPIM karya Moeslih Rosyid)


Seperti yang dilakukan oleh beberapa dukun yang saya lihat, mereka tidak bisa banyak berbuat tanpa bantuan jin. Mereka sebagian besar sangat mengandalkan jin untuk aktivitas dan tujuan mereka. Bahkan ada dari mereka yang memang mempunyai persembahan kepada jin, karena jin yang mayoritas kafir itu telah banyak berjasa kepadanya. Berkontraklah mereka dengan kontrak yang negatif dan jahat. Yaitu kontrak untuk membunuh dan atau menyakiti orang. Ini kalau di dunia nyata sudah ‘batal demi hukum’ karena kontrak ini melanggar norma. Tetapi itu kan kontrak di dunia maya. Bahkan hukum pun belum mampu menjangkaunya.

Karena kepepet hehehe

Saya pernah memanfaatkan jin untuk keperluan ujian. Dan ini pernah saya ceritakan kepada teman-teman tim KSR Sumbawa yang aktif berdiskusi dengan saya. Katanya diskusi itu demi mendapatkan kemampuan spiritual berupa tabungan itu dan kedekatan kepada Allah. Semoga saja kami tidak akan salah arah atau tercemar virus syirik. Mengapa? Karena setiap diskusi yang kami lakukan tidak jarang menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan jin dan sekitarnya.

Ketika saya sedang menjalani Pendidikan Tinggi Intensif Posindo di Bandung tahun 2002/2003 lalu, menurut saya terlalu sering saya dipanggil Pak Rudy Dauhan dosen saya di Poltekpos saat itu. Untuk apa lagi kalau bukan mengobati mahasiswa kesurupan. Sekali dua kali saya kira masih bisa dipahami. Tetapi kalau puluhan kali rasanya menjadi suatu yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus. Bahkan teman-teman seangkatan saya saat itu memberikan saya gelar SAg yaitu singkatan Sarjana Alam Gaib. Tak masalah karena itu hanya joke. Tentu hal itu lebih mengajak kami semua menjadi semakin kompak.

Sering dipanggil seperti itu bukannya lantas hanya kerugian yang saya dapat, yaitu kerugian karena kerap ketinggalan mata kuliah. Keuntungan pun tentu ada. Bahkan banyak manfaat saya dapat dari aktivitas yang sebenarnya saya niatkan untuk belajar tersebut. Keuntungan yang paling keren yaitu dapat nilai A dari beberapa dosen tertentu yang menaruh simpati pada permasalahan kampus. Tetapi jangan salah, untuk mata kuliah mereka itu saya bukan dapat nilai A karena KKN. Saya memang mampu mengerjakan dan benar-benar memahaminya, hebat kan? Hehehe... Tentu salah satu caranya dengan meminta hand out khusus atau dengan merayu kisi-kisi saat ujian hehehehe… Keuntungan lain yaitu memiliki teman dan kenalan lebih luas dari yang dikenal oleh teman-teman seangkatan saya yang lain. Saya sangat menikmati menerima ilmu spiritual tersebut. Anggaplah itu semua suatu perjalanan spiritual yang di kalangan kami disebut dengan safar spiritual.

Muncul komunitas baru

Dengan mengobati orang saya justru banyak belajar dari banyak orang. Para dosen dengan berbagai pemikirannya dan beberapa anak indigo yang memiliki kemampuan spiritual lebih serta dari beberapa jin yang merasuki korban yang sebagian besar ilmunya luar biasa. Karena ada kesamaan tentu kemudian akan ada komunitas baru. Ini sudah menjadi hukum alam bukan?, orang akan akan mencari komunitasnya, mencari dimana mereka merasa nyaman dan sehati. Jadi swear, saya tidak pernah menyesali mendapatkan ilmu itu, kapan pun dan dimana pun. Saya lalu bertemu dengan Ibu Dewi Kania dari ciweudey Kabupaten Bandung. Beliau adalah ibunda Egi sahabat Ika. Katanya almarhum suami beliau sahabat dari Bung Karno presiden pertama kita. Ibu Dewi juga memiliki kemampuan lebih yang akhirnya kami saling sharing. Banyak ilmu kami dapat, bahkan sejak itu saya mulai yakin dengan pergaulan dengan jin. Friska, Sir Dad dan yang lainnya.

Bahkan suatu saat ketika menjelang ujian dan saya ketinggalan mendapatkan kisi-kisi dari seorang dosen, saya pernah memanfaatkan Jin Friska untuk membantu saya. Disini saya ingin menekankan agar cara ini tidak ditiru atau dicoba untuk dilakukan, tidak baik. Bahwa saya memang melaksanakannya itu lebih karena tenaga dan pikiran saya saat itu diforsir untuk membantu orang. Lelah fisik dan mental, sementara besok harus menjalani ujian. Jadi deh, bekerja sama dengan Friska yang hanya memakan waktu tidak lebih dari lima menit. Jadi saya kepepet gitu lho.. Tetapi itu tetap alasan yang tidak bisa dibenarkan. Mohon pembaca memaafkan saya.

Friska membantu ujian saya

Sebelum tidur karena lelah itu, saya berkonsentrasi dan mengajak Friska untuk memberitahukan mana-mana saja dari materi mata kuliah untuk ujian besok yang akan keluar. Saya ambil buku atau hand out materi ujian besok, saya beri tanda sesuai dengan bisikan Friska. Tentu tidak kosongan, aksi itu juga dibarengi dengan berbagai doa, mulai doa nabi Musa menghadapi Fir’aun (doa meminta dimudahkan) sampai nur buah. Selesai membuat kisi-kisi sendiri tersebut lalu berangkatlah saya ke tempat tidur. Saya lirik, teman-teman yang lain sedang sibuk belajar sampai pagi. Gak urus, kata saya. Dari pada sakit, mending istrirahat untuk kemudian nanti bangun sebelum subuh untuk memahami atau bahkan menghafallkan materi pada kisi-kisi saja, tidak semuanya. Toh di kelas saya selalu bertanya pada dosen meski untuk hal yang saya sudah tahu. Jadi dosen pun tidak menyesal memberikan nilai A pada saya. Dalam belajar saya selalu berusaha menjadi murid yang aktif dan membahagiakan dosen atau guru.

Apa yang terjadi pembaca? Ternyata Friska tidak bohong dan tidak bodoh. Apa yang disampaikan kepada saya semuanya keluar persis dengan apa yang dipandu kepada saya tadi malam. Tetapi sekali lagi, ini jangan ditiru karena saya hanya meyakini paham materi kuliah pada poin-poin yang keluar ujian saja hari itu. Padahal mestinya kan harus memahami dan menguasai semuanya. Biarkanlah, semua sudah terjadi dan sudah lewat. Saya sudah insyaf kok. Saya mohon maaf kepada semua pihak yang merasa terdholimi karena kelakuan saya itu serta memohon ampun kepada Allah SWT.

Dari cerita di atas menggambarkan bahwa saya bergaul dengan jin. Dan sebenarnya tujuan saya adalah membina mereka untuk menjadi orang yang bertakwa. Dengan mereka menjadi takwa insya Allah saya kok mempunyai keyakinan bahwa saya dan orang di sekeliling saya juga akan terbimbing untuk menuju takwa. Minimal para jin yang telah beriman dengan baik itu pasti akan mengingatkan bila ada yang salah jalur dari diri dan keluarga saya. Mereka kata orang sering mengikuti kemana saja saya pergi. Kelebat dan bayangan itu sering ditangkap oleh orang di sekitar saya. Itu mereka lho, bukan saya…

Bergaul dengan jin, tergantung

Menurut saya bergaul dan membina jin dengan berbagai plus dan minusnya sah-sah saja. Yang penting selain kita siap mempertanggungjawabkannya di akherat kelak, kita terus dan terus melakukan evaluasi dan introspeksi. Yang tidak boleh adalah menggantungkan diri kepada jin.

Seperti yang dilakukan oleh beberapa dukun yang saya lihat, mereka tidak bisa banyak berbuat tanpa bantuan jin. Mereka sebagian besar sangat mengandalkan jin untuk aktivitas dan tujuan mereka. Bahkan ada dari mereka yang memang mempunyai persembahan kepada jin karena jin yang mayoritas kafir itu telah banyak berjasa kepadanya. Berkontraklah mereka dengan kontrak yang negatif dan jahat. Yaitu kontrak untuk membunuh dan atau menyakiti orang. Ini kalau di dunia nyata sudah ‘batal demi hukum’ karena kontrak disini melanggar norma. Tetapi itu kan kontrak di dunia maya. Bahkan hukum pun belum mampu menjangkaunya.

Saya hanya merasa kasihan melihat saudara-saudara saya yang sebenarnya ilmunya baik itu. Pertanyaannya mengapa mereka tidak membina jin yang mereka suruh-suruh itu untuk shalat dan beribadah lainnya. Pasti semuanya menjadi lebih baik. Mengapa justru beliau-beliau itu setelah menyuruh jin-jin itu lantas memberinya hadiah yang terkadang sangat tidak islami, tumbal. Apalagi yang sampai memberi mereka hadiah nyawa manusia, ini sangat tidak manusiawi.

Jadi pembaca bisa menilai sendiri apakah bergaul dengan jin itu baik atau tidak. Semua tergantung dari niat dan pemanfaatannya. Selanjutnya seseorang juga perlu berkaca, sudah cukup apa belum ilmu yang dimilikinya. Sudah memadai apa belum tabungan yang telah dikumpulkannya. Jangan sampai terjadi tragedy jaelangkung. Sebagian besar permainan jaelangkung membawa kesesatan dan bulan-bulanan jin jahat atau setan.

Ya Allah, memang kami ingin sekali mendapatkan harta yang banyak dan melimpah. Dan saya yakin, dengan bantuan jin itu akan mudah kami dapat. Ilmu pun ingin pula kami dapat dari hasil pergaulan itu. Tetapi kami sangat tidak ingin mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang akan menyulitkan kami di padang mahsyar kelak. Apalagi dengan murka-Mu yang tak seorang pun bisa menghindari atau menolongnya ketika Engkau sedang melakukannya. Ya Allah, tunjukkanlah kami yang buta ini ke jalan yang lurus, jalan yang Engkau ridhahi, dan bukan jalannya orang-orang yang sesat. Jadikanlah bagi kami, Al Qur’an sebagai teman, benteng dan petunjuk agar kami sampai kepada-Mu dengan melihat wajah mulia-Mu yang ridha kepada kami. Amin

0 komentar: