Apa yang
didapat wanita itu setelah bersedekah?, tidak saja ketenangan akan datangnya
ajal yang kata dokter bisa datang setiap saat dalam waktu dekat, tetapi
kemudahan dan rejeki yang diperolehnya semakin berlimpah. Kenyataan ini kian
membuatnya bersemangat untuk bisa lebih banyak lagi bersedekah dan berinfak.
Tak ada pamrih, tak ada tendensi dan tak ada keinginan untuk mendapatkan
balasan atas kebaikannya itu. Bahkan balasan dari Allah sekalipun, katanya.
Tetapi nyatanya Allah semakin memberinya harta yang lebih banyak lagi. Allah
semakin memercayainya untuk dapat diberikan titipan-titipan berupa harta itu
kepadanya
Seorang wanita
Aljazair yang tinggal di Arab Saudi terkena penyakit kanker hingga ia merasa
ajalnya sudah dekat. Kanker tersebut sudah menyerangnya sejak beberapa tahun
yang lalu. Keyakinannya kepada Allah membuatnya bisa berfikir optimis bahwa dia
akan bisa terus hidup dan tidak meninggal dunia karena penyakit mematikan itu.
Lalu yang ia lakukan sebagai persembahan kepada Tuhannya adalah dengan menginfakkan
rejeki yang diperolehnya kepada anak yatim dan fakir miskin.
Apa yang
didapat wanita itu?, tidak saja ketenangan akan datangnya ajal yang kata dokter
bisa datang setiap saat dalam waktu dekat, tetapi kemudahan dan rejeki yang
diperolehnya semakin berlimpah. Kenyataan ini kian membuatnya bersemangat untuk
bisa lebih banyak lagi bersedekah dan berinfak. Tak ada pamrih, tak ada
tendensi dan tak ada keinginan untuk mendapatkan balasan atas kebaikannya itu.
Bahkan balasan dari Allah sekalipun, katanya. Tetapi nyatanya Allah semakin
memberinya harta yang lebih banyak lagi. Allah semakin memercayainya untuk
dapat diberikan titipan-titipan berupa harta itu kepadanya.
Dan yang
benar-benar aneh adalah tanpa ada kesepakatan, tanpa ada perjanjian yang dibuat
baik lisan maupun tertulis, beberapa orang shaleh kemudian datang kepadanya
tanpa diundang. Atas ijin Allah orang shaleh tersebut mampu mengobatinya
sehingga penyakitnya benar-benar hilang. ‘Subhanallah, orang-orang yang
saya tidak mengenalnya telah menolong saya. Pasti ini adalah pertolongan Allah
atas perbuatan sedekah saya,’ katanya.
Kisah lain
dialami oleh seorang wanita yang telah divonis mandul oleh dokter. Kata dokter
dia dinyatakan tidak mungkin dan tidak bisa mengandung dan kemandulannya tidak
mungkin diobati. Atas doa-doa yang terus dipanjatkannya pada forum shalat
malamnya, kemudian Allah memberinya taufik kepadanya. Ia kemudian bersedekah
kepada seorang wanita miskin yang dikenalnya.
Setelah bersedekah
ia meminta didoakan oleh wanita itu agar memperoleh seorang anak. Baru tiga
bulan setelah wanita itu bersedekah, ternyata ia sudah punya anak kembar dalam
rahimnya. Subhanallah
Bila Allah
mau, hal-hal yang mustahil terjadi pun bisa dengan mudah menjadi kenyataan. Mengapa
kita sering tidak yakin dengan kebesaran Allah? Bukankah Allah sudah berjanji. “Waman yataqqillaha yaj’al
lahu makhraja, wayarzuqhum min haitsu la yahtasib. Barang siapa bertakwa
kepada Allah, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar dan rejeki dari arah
yang tidak disangka-sangka”. So, masih meragukan Allah? Karenanya buku ini
di bagian kanan atas terpampang tulisan “hadiah untuk orang yang yakin”.
Orang yang yakin akan terus mendapat hadiah dan hidayah dari Allah SWT, mau?
Satu lagi dari sekian banyak kisah keajaiban sedekah.
Syech Abdul Hadi seorang imam badal di Masjid Ridhwan di kota
Halab Syria
berkisah. Setelah menikah beliau dikaruniai seorang putra pertama. Kehidupan
beliau sangat bahagia sehingga datanglah ujian dari Allah dengan penyakit
serius yang diderita anak kesayangannya.
Dokter pun tidak mampu menolongnya. Penyakitnya semakin hari semakin parah yang
kian membuat kesedihan di keluarga itu. Terlebih atas penyakit yang diderita
anaknya beliau tidak bisa berbuat apa apa. Bisa dibayangkan betapa ujian ini
sangat besar. Akhirnya diserahkannya urusan tersebut sepenuhnya kepada Allah.
Beliau telah merasa berikhtiar, sehingga saatnya diserahkan semuanya kepada
Allah. Bertawakallah dia.
Beliau benar,
secara tiba-tiba datang seseorang yang menunjukkan kepadanya dokter ahli yang
bisa mengobati penyakit seperti yang diderita anak pertama dan satu-satunya
itu. Lalu dibawalah anak itu kesana. Di sepanjang jalan anaknya mengeluhkan
demam yang dideritanya. Seakan penyakit itu menggerogoti tubuh dan hatinya.
Harapannya adalah tentu dokter segera bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tetapi apa
yang terjadi? Dokter yang sungguh diharapkan kehebatannya tersebut
barkata,”jika malam ini panas tubuhnya tidak bisa menurun, mungkin ia tidak
akan bisa bertahan sampai besok pagi,” kata-kata itu bak halilintar yang
menyambarnya hidup-dihup. Maka dengan
perasaan yang kian sedih dibawanya anak tercinta itu pulang.
‘Rasa sakit
yang diderita anakku membuat mataku tak bisa terpejam,’ katanya. Lalu beliau
shalat malam dan seusai shalat ditinggalkannya sang istri yang sedang menangisi
anaknya dalam pelukannya. ‘Tanpa arah dan tujuan, kulangkahkan kakiku demi anak
kami,’ katanya lebih lanjut. Dan tiba-tiba sang imam baru sadar akan adanya
sebuah hadits Nabi SAW, ”obatilah penyakitmu dengan sedekah,” ‘Namun di malam
buta seperti ini mau bersedekah kepada siapa?,’ tanyanya. Pintu rumah siapa
yang akan kuketuk? Dan jika aku nekad mengetuknya, apakah tidak akan
menimbulkan kecurigaan? Terjadilah self talk, perang batin dalam diri
sang imam.
Di saat
kebingungan itu, tiba-tiba sang imam mendengar rintihan seekor kucing yang
kelaparan di malam yang kelam. Segera teringatlah beliau akan sabda nabi ketika
ada seseorang yang bertanya,” apakah kami mendapatkan pahala karena mengasihi
binatang?” beliau menjawab, “dalam setiap hati yang basah ada pahala,” hadits
ini shaheh dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Kemudian sang
imam segera melesat masuk ke rumah mengambil sekerat daging untuk diberikan
kepada kucing itu.
Ketika masuk
ke rumah dan mengunci pintu, tiba-tiba terdengar teriakan sang istri. “Kamu
sudah kembali? Cepat kemari…!!,” teriak istrinya yang bergegas didatanginya
dengan perasaan tak karuan.
“Ya aku
pulang, ada apa?, “ tanyanya yang lalu dijawab dengan cerita panjang sang
kekasih.
“Beberapa saat
setelah engkau pergi, aku tertidur sambil duduk,” kata sang istri kepada Imam.
“Dalam tidur itu aku bermimpi ada seekor
burung berwarna hitam turun dari langit untuk mengambil anak kita dariku. Aku takut sekali dan tak tahu apa yang harus
aku lakukan. Dalam kecemasan itu, tiba-tiba ada seekor kucing yang
mempertahankan anak kita. Tak pernah kulihat kucing sekuat itu. Sebab ia mampu
mengusir burung elang yang sedemikian besar. Lalu aku terjaga dan kamu datang,”
urai sang istri sambil berurai air mata.
Mereka
tersenyum, saling menatap yang tak jelas artinya. “Semoga pertanda baik,”
celetuk sang imam menghibur. Bersamaan dengan itu tangan mereka meraba anaknya.
Entah tangan siapa yang lebih dahulu menyentuh sang anak. Ternyata suhu
badannya sudah turun dan keesokan harinya ia sudah bisa bermain dengan
teman-temannya. Sembuhlah sang anak. Bahkan ketika berusia tujuh belas tahun si
anak sudah menghafal Al-Qur’an tiga puluh juz dan mengajar di masjid Ridhwan.
Tiga kisah di
atas tentu memudahkan saya untuk tidak perlu terlalu banyak memberikan
penjelasan, betapa memang sedekah bukan saja akan meningkatkan jumlah harta
kita, tetapi juga obat mujarab yang sangat mustajab. So, tidak ada alasan lagi
bagi kita untuk tidak memperbanyak sedekah. Dan mulai saat ini, mari kita
jadikan sedekah sebagai obat yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar