Jumat, 13 Januari 2012

Jin Hesty yang iri (dari buku MPIM karya Moeslih Rosyid)


Alhamdulillah, Hesty yang sejak dua hari ini sudah tahu dan mengenal saya, tidak telalu susah untuk diajak bekerja sama. Berangsur setelah saya tawari tempat tinggal di bonsai sentigi saya, dia langsung setuju. Pengobatan terhadap wajahnya yang rusak pun coba saya tawarkan kepadanya. Yaitu mewiridkan subhanallahu walhamdu lillahi wala ilaha illallahu allahu akbar. Ini membuatnya semakin yakin atas kebaikan saya. Belakangan Icha sempat bertemu dengannya melalui mimpi katanya Hesty sudah menjadi cantik. Wajahnya sudah tidak berantakan lagi. Wallahu a’lam bi shawab. Saya tidak terlalu memahaminya. Yang penting atas pertolongan Allah dengan dzikir hasyby (sebutan saya) yang tak terhitung jumlahnya Hesty bersedia keluar dari jasad Icha. Sembuhlah dia.

Jin Santi keluar, Jin Hesty masuk

Masih tentang Icha yang kemudian terpilih menjadi Ketua PMR SMAN 1 yang banyak memberi ilmu kepada saya. ‘Kikuk-kikuk’nya dengan Santi jin dari Semongkat yang mirip dan senang dengannya membuat saya banyak berfikir dan merenung. Memang ketika usai menyelesaikan permasalahan dengan Santi, batin saya sempat mengajak santi ke rumah saya. Perasaan saya pun mengatakan bahwa Santi memang ikut saya dan bermain diantara bonsai santigi di depan rumah saya di Seketeng Sumbawa. Begitulah batin saya biasa berbicara.

Hanya satu hal yang saya lupakan. Ketika saya pamit dari rumah Ustadz Nur dimana drama memberikan pencerahan Santi agar keluar dari Icha selesai, saya lupa memberikan penangkal. Penangkal ini dalam bahasa kami disebut sebagai pagar. Padahal Santi sendiri yang katanya sayang sama Icha sudah berpesan, bahkan sempat disampaikannya dengan berteriak-teriak bahwa Hesty sangat ingin masuk ke jasad icha. Hesty yang sempat membisikkan namanya ke telinga saya di Semongkat iri dan cemburu dengan Santi yang diperbolehkan Icha masuk ke dalam tubuhnya.

Hesty naudzubillah, ketika Icha melihatnya di cermin wajahnya berantakan. Berdarah dengan luka yang sangat menjijikkan, katanya. Bagaimana Icha bisa tahu penampakan dari Hesty?. Memang ketika Santi masih belum keluar dari badan Icha saya pun sempat merasakan kehadirannya. Bahkan bisikannya ke telinga saya sangat keras dengan angin yang membuat telinga saya bebal. Karena kesibukan, semua itu tidak saya perhatikan. Alhasil, besoknya pas saya sedang persiapan jamaah shalat Maghrib dengan keluarga, HP berdering. Panggilan untuk datang ke rumah Icha di Brang Bara Sumbawa telah dilakukan oleh kakaknya yang terdengar panik di telepon. Rupanya Hesty berhasil masuk ke dalam jasad Icha, batin saya.

Persiapan hadapi Jin Hesty

Wirid shalat Maghrib yang biasanya kami teruskan dengan kultum, akhirnya untuk dzikir pengobatan. Falaq, Nas, dan Ayat Kursi masing-masing tiga kali. Pemikul Arys, menghindari kejahatan yang bacaannya Allahu rabbuna warabbukum lana a’maluna walakum a’malukum la hujatan bainana wabainakum allahu yajma’u bainana wailaihil mashir dan nuril anwar masing-masing 10 kali. Ditutup dengan doa pamungkas Ya hafidhu ya nashiru ya wakilu ya Allah 100 kali. Lalu berangkatlah saya bersama Riki anak saya yang kelas 2 SD ke TKP (Tempat Kejadian Perkara).

Sampai di Brang Bara terdengar teriakan kesakitan Icha yang benar telah dimasuki Hesty. Saya masuk rumah, ternyata ada seorang lelaki yang sedang berusaha mengobati Icha di ruangan dalam. Maka, sebagai bentuk ketawadhukan saya menunggu saja di ruang tamu rumah Ustadz Nur. Menakutkan ancaman pria yang saya tidak kenal itu akan membunuh Hesty. Bahkan pukulan-pukulan sudah dilancarkan. Ngeri mendengarnya. Tetapi apa boleh buat, siapa tahu beliau lebih cepat bisa menyelesaikan permasalahan ini, pikirku saat itu. Jadi saya ngobrol saja dengan Riki anak saya yang tak berhenti bertanya.

Wallahu a’lam apa yang terjadi di dalam, saya tidak begitu paham. Yang jelas keterlambatan saya ini mungkin sudah digariskan oleh Allah SWT harus terjadi. Dan saya sangat yakin akan ada ilmu baru lagi bagi saya. Kayaknya tentang ketawadhukan dan menghindari riya, sombong agar tidak masuk ke diri saya. Sempat terlintas dalam benak saya, mungkin saya yang banyak dosa ini tidak bisa menyelesaikan kasus seperti itu. Sehingga terbersit dalam hati saya untuk segera ngacir dari rumah Ustadz Nur dimana Icha yang sedang sakit tinggal disitu. Tetapi bagaimana caranya ya? Orang sedang pada sibuk di dalam, pakai ngacir lagi. Mana tanggung jawab saya kalau begitu. Akhirnya saya putuskan untuk tetap disitu dan akan berusaha untuk belajar dari orang yang lebih mampu itu.

“Pak Mus, mohon Bapak berkenan mengobati Icha”, lembut terdengar suara Bibi Rukmini meminta saya untuk meneruskan pengobatan yang kemarin. Dengan terus berdzikir sekenanya Riki saya tinggal di ruang tamu. Saya coba untuk berkomunikasi kepada Hesty. Dan tentunya Icha juga, mengapa kok masih bolong. Begitulah yang biasa saya lakukan. Sehingga Icha si empunya tubuh merasa nyaman dan Hesty yang ketakutan, karena kedatangan saya, juga tidak mengamuk lagi.

Jin Hesty mau bekerja sama

Nampaknya dengan kekerasan yang dilakukan Bapak tadi tidak segera bisa menyelesaikan masalah. Bahkan dengan dalih melindungi Icha, Jin Hesty malah menantang. Entah diminta mundur atau bagaimana, bapak yang mencoba mengobati Icha tadi sudah tidak ada. Bapak itu ternyata kebetulan pas lewat, tersentuh hati untuk menolong icha dan sekarang sudah pamit pulang. Saya tidak terlalu memperhatikannya. Konsentrasi saya tertuju kepada mohon pertolongan Allah saja.

Alhamdulillah, Hesty yang sejak dua hari ini sudah tahu dan mengenal saya, tidak telalu susah untuk diajak kerja sama. Berangsur setelah saya tawari tempat tinggal di bonsai sentigi saya, dia langsung setuju. Pengobatan terhadap wajahnya yang rusak pun coba saya tawarkan kepadanya. Yaitu mewiridkan subhanallahu walhamdu lillahi wala ilaha illallahu allahu akbar. Ini membuatnya semakin yakin atas kebaikan saya. Belakangan Icha sempat bertemu dengannya melalui mimpi katanya Hesty sudah menjadi cantik. Wajahnya sudah tidak berantakan lagi. Wallahu a’lam bi shawab. Saya tidak terlalu memahaminya. Yang penting atas pertolongan Allah dengan dzikir hasyby (sebutan saya) yang tak terhitung jumlahnya Hesty bersedia keluar dari jasad Icha. Sembuhlah dia.

Bila pembaca ingin mengamalkannya untuk keperluan apa saja boleh kok. Ini bacaannya “hasbunallaha wani’mal wakil ni’mal maula wan ni’man nashir”. Cukup Allah yang menjadi penolong kami. Allah maha menjaga dan memberikan pertolongan

0 komentar: