Minggu, 15 Januari 2012

Kewajiban orang sakit (dari buku MPIM karya Moeslih Rosyid)

Karena sakit adalah siklus alami manusia, maka Allah memiliki aturan main. Disini orang yang sedang sakit diberikan kewajiban yang harus dilakukannya. Semuanya untuk orang itu. Allah tidak memerlukan apapun dari umat-Nya bahkan persembahan dan ibadah kita sekalipun.

Ada 4 macam kewajiban apabila kita sedang tertimpa musibah berupa penyakit. Keempat kewajiban tersebut adalah (1) Ikhtiar (2) Sabar dan tawakal (3) Tetap Shalat (4) banyak membaca AL Qur’an. Minimal kita harus melaksanakan yang 4 ini ketika sedang sakit, sehingga keuntungan sebagaimana diuraikan di atas akan kita peroleh.

(1) Ikhtiar

Sebagai upaya pertama terbagi menjadi dua, yaitu ikhtiar yang halal yang diperblehkan oleh Allah dan ikhtiar yang haram, yang tidak diperbolehkan. Ikhtiar yang diperbolehkan ini kami ramu menjadi 5 cara, yaitu (a) dengan ruqiah atau pengobatan melalui doa (b) pengobatan dengan sedekah (c) pengobatan dengan minum madu (d) pengobatan dengan bekam dan (e). pengobatan dengan medis

Sedangkan cara pengobatan yang diharamkan oleh Allah yaitu (a) pengobatan dengan meminum khamr (b) Pengobatan dengan menggunakan azimat dan (c) pengobatan dengan menggunakan dukun yang meminta pertolongan setan. Kedua hal yaitu ikhtiar halal dan haram ini akan dibahas secara khusus pada bagian tersendiri.

(2) Sabar dan tawakal

Rasulullah SAW bersabda “Inna idhama aljaza’i ma’a idhamil bala’I wa innallaha idza ahabba qaumanibtalahum faman radhiyya falahur radha waman sahitha falahus sakhatha. Sesungguhnya, besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang ridha dengan musibah tersebut, maka baginya keridhaan Allah. Dan barang siapa yang marah (tidak ridha) dengan musibah tersebut, maka baginya kemurkaan Allah” (HR Tirmidzi).

Dalam Al Qur’an Allah berfirman “ya ayyuhaladzina amanusta’inu bishabri washalati, innallaha ma’ash shabirin. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al baqarah :153)

Imam Ghazali dalam bukunya mukasyafatul qulub menjelaskan bahwa ada tiga kategori sabar. Yaitu (1) sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, (2) sabar dalam menjauhi larangan-larangan Allah dan (3) sabar terhadap musibah. Bagi saya, Anda atau siapa pun saja, sakit semestinya menjadikan kita semakin berterima kasih kepada-Nya. Karena semakin kita bersabar atas ujian yang diberikan Allah kepada kita, akan semakin membuat kita terangkat pada derajat yang lebih tinggi.

Anak sekolah SMP yang akan masuk ke SMA pun harus lulus ujian di SMP dulu sebelum mengikuti masuk ke SMA. Penyakit yang sedang diderita adalah ujian sebagaimana statemen Allah dalam surat Al Mulk ayat 2, bahwa Allah menciptakan hidup dan mati ini hanya sebagai ujian bagi kita. So, sabar ketika sedang menerima ujian kecil berupa penyakit adalah suatu kewajiban yang tak bisa ditawar lagi.

Tatkala kewajiban ikhtiar telah kita lakukan, maka tawakal adalah tindakan akhir untuk menerima apa yang diberikan Allah kepada kita. Tawakal dalam arti berserah diri kepada Allah bagi sebagian ulama masih dikaitkan dengan upaya yang tanpa henti. Jadi sembari berserah diri kepada Allah ikhtiar terus dan terus kita lakukan. Minimal pengobatan dengan ruqiah, yaitu pengobatan dengan berdoa. Disini seperti keyakinan saya bahwa yang saya sebut dengan takdir adalah sesuatu yang telah terjadi. Jadi sesuatu yang belum terjadi tidak bisa disebut dengan takdir. Memang ada dua macam takdir. Takdir mu’alaq yaitu takdir yang masih bisa diusahakan dan takdir mubram, yaitu takdir yang tidak bisa dirubah. Nah yang kedua inilah, tidak disebut dengan takdir sebelum hal itu terjadi.

(3) Tetap melaksanakan shalat

Di setiap tempat dan akan saya usahakan kapanpun jua, saya akan tetap mengajak diri saya sendiri dan muslim di sekitar saya untuk shalat. Hanya ada tiga orang dewasa yang boleh tidak shalat, yaitu orang gila/pingsan (tidak sadar bukan karena disengaja), tidur dan wanita yang sedang mendapat halangan (nifas/habis melahirkan selama 40 hari dan haidh). Tidak bisa berdiri dengan duduk. Tidak bisa duduk dengan terlentang. Tidak bisa terlentang dengan isyarat. Tidak bisa dengan isyarat memang saatnya untuk dishalatkan.

Allah sebagaimana firmannya dalam surat Al Baqarah “yuridullahu bikumul yusra wala yuridu bikumul ‘usra. Allah menginginkan kemudahan kepadamu dan bukan kesulitan. Apabila sedang sakit dan tidak bisa berwudhu Allah memberikan jalan yang sangat mudah untuk dilaksanakan dengan bertayamum. Allah maha mengetahui apa yang kita lakukan.

Bahkan demi membayar kewajiban shalat, saya sering mengingatkan teman-teman polisi dan teman lain yang profesinya terkadang susah mencari waktu shalat. Saya anjurkan mereka untuk menjamak saja suatu shalat meskipun melanggar syariah. Misalnya, sekarang berada di waktu dzuhur. Berhubung kemungkinan besar akan tidak bisa shalat ashar dengan berbagai kondisi (memang betul-betul tidak bisa), maka laksanakan saja jamak takdim. Yaitu merangkap shalat pada awal waktu. Shalat ashar dilaksanakan pada waktu dhuhur. Pikir saya dari pada tidak shalat, lebih baik shalat dengan kemudian memperbanyak istighfar. Dengan berbuat seperti ini yang menunjukkan sisi ilahiah seseorang, insya Allah kedepan akan semakin baik. Amin.

Shalat sebagai rukun Islam tetap menjadi kewajiban baik seorang muslim dalam keadaan sehat maupun sakit. Shalat sendiri sebenarnya adalah obat bagi orang-orang yang paham akan hakekat yang ada di dalamnya. Setiap gerakan dalam shalat adalah olah raga yang bila dilaksanakan dengan disiplin akan berperan melebihi yoga yang dibanggakan oleh sebagian besar masyarakat dunia itu. Gerakan berdiri, rukuk sujud dan tahiyat adalah gerakan-gerakan yang penuh arti. Sujud sebagai gerakan ilahiah yang paling disenangi Allah secara medis menetralkan aliran darah yang selama beberapa jam mengalir satu arah. Pada gerakan sujud, kondisi tersebut kemudian dinetralkan. Tahiyat dengan menekuk atau melipat ibu jari kaki kanan disinyalir bisa mencegah bahkan mengobati penyakit usus buntu dalam waktu tertentu. Mari kita buktikan kesaktian sabar dan shalat dimana kita diperintahkan untuk minta tolong kepadanya.

(4) banyak membaca Al Qur’an

Al Qur’an sebagai obat bagi orang beriman adalah juga kalamullah. Barang siapa membacanya berarti sedang berdialog dengan Allah rabbul jalil. Wanunazzilu minal qur’ani ma huwa syifa’u warahmatu lil mu’minina, Dan kami (Allah) telah menurunkan Al Qur’an sebagai obat dan rahmat bagi orang yang beriman (Al Isra : 82).

Entah sudah berapa puluh bahkan mungkin ratus kali saya yang sewaktu kecil seperti anak kampung yang lain memiliki kambing dan bertugas pula mencari rumput (mengarit : jawa) untuk kambing saya. Terluka akibat kena sabit adalah hal yang biasa. Al Qur’anlah yang saya jadikan andalan sebagai obat. Bukan hanya itu, aktivitas bermain bola plastik tanpa alas kaki di sawah acap mendapat luka akibat benturan, kena pecahan kaca maupun terpeleset. Lagi-lagi ayat Al Qur’an menjadi obat utama saya.

Mungkin pembaca kecewa karena saya tidak segera menjelaskan bagaimana cara melakukan pengobatan dengan Al Qur’an. Ayat yang mana yang bisa digunakan untuk pengobatan tersebut. Tenang, saya akan berikan apapun yang saya miliki kepada pembaca, sepanjang itu bermanfaat. Setiap mendapat luka baru saya berusaha mencari daun atau apa saja yang bisa saya gerus atau lembutkan untuk kemudian saya jadikan tutup luka setelah saya obati dengan ludah saya. Ayat yang saya baca hanya Al fatehah dan ketika sampai di iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in saya ulang tiga kali dengan kekhusukan yang maksimal. Setelah itu redaksi yang saya baca adalah “ ya Allah dengan kodrat dan iradat-Mu, janganlah Kau jadikan luka ini menjadi penyakit. Sembuhkan dan hilangkan rasa sakitnya”, lantas saya ludahi luka itu dan ditutup dengan apa saja yang steril agar darah tidak terus mengucur. Maka pertandingan bola siap diteruskan. Pencarian rumput untuk kambing, siap dilanjutkan. Karena sakit itu berangsur hilang. Percaya? Buktinya saya tidak pernah batal mencari rumput karena luka akibat sabetan sabit saya.

Belakangan di tahun 2008 saya membaca Koran yang mengupas tentang kehebatan air ludah manusia. Seorang pakar berkebangsaan Amerika menemukan bahwa air ludah manusia bisa mengobati luka. Jadi semakin yakin deh yang selama ini saya percayai. Yang jelas Al Qur’an adalah obat. Bukan saja obat sakit hati, tetapi juga obat untuk penyakit fisik juga.

Di dalam kitab Al Jawaabul Kahfi liman sa-ala ‘Anid Dawaa-as Syafi, oleh Ibnul Qayyim, dinyatakan bahwa Al ur’an seluruhnya dapat berfungsi sebagai obat (syifa’), sebagaimana diterangkan dalam surat Al Isra : 82 di atas. Kemudian ditegaskan dengan statemen Allah yang lain. Ya ayuhan nasu qad jaa’atkum mau’idhatun min rabbikum wa syifa’u lima fish shuduri wa hudan warahmatun lil mu’minin. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuhan bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman (Qs Yunus : 57). Mari kita buktikan….!!

0 komentar: