Jumat, 06 Juli 2012

Ada Yang Kirim Undangan, Lari, Takut Disuruh Baca (dari Buku Pak Ngut Ghost Writter : Moeslih Rosyid)


Bagian 5

Ada Yang Kirim Undangan, Lari,

Takut Disuruh Baca





Tetapi jangan dikira saya tidak konsisten dalam mengurai pengalaman saya. Meskipun berani dan terkadang gila, saya tetap saja adalah anak bodoh yang mengenaskan.

Di SR saya dua kali ujian dan sudah besar masih belum bisa membaca. Saya shalat pun juga sudah besar baru melaksanakan. Tetapi memang aneh bin ajaib, saat itu saya kok cuek saja ya? Kalau ingat yang ini jadi pengin marah pada diri sendiri. Bayangkan punggung ini banyak dihiasi garis-garis bekas pukulan rotan ayah.

Dan hal yang amat menakutkan saya adalah saat ada yang mengirim undangan ke rumah, ngerrriii. Lebih 80% dijamin saya akan dipukul ayah lantaran saat disuruh membaca undangan tidak bisa. Tetapi mungkin sebenarnya saya adalah anak yang cerdas. Berlari bisa menyelamatkan saya dari cambukan ayah. Setidaknya ini solusi sementara yang bisa dilakukan. Saya tidak ditanya tentang isi undangan dan bebas meskipun hanya sementara.

Tetapi ada yang lebih uaneh dalam hidup saya. Terhadap berbagai hal yang terjadi, saya kok ora kroso yo? Tidak terasa. Mungkin ndablek, bego atau goblok tadi ya? Padahal ayah saya itu kuerengnya, galaknya minta ampun. Tetapi kalau habis dipukul, ya sudah, sudah lupa. Seolah pukulan-pukulan itu menu tambahan saya. Vitamin tambahan saya untuk menjadi anak dewasa meskipun saat itu seperti tidak ngaruh.

Bukan hanya itu. Alasan ayah memukuli saya masih ada beberapa. Salah satunya jika dangir (mencangkul) jagung tidak lurus. Alasan lain jika bekerja sambil membungkuk saya juga dipukul. Padahal setelah saya periksa ke Singapora (saat sudah mulai tajir bro), bungkuk saya itu bawaan lahir. Jadi menurut dokter Singapore, ada tiga ruas tulang belakang saya yang menciut. Dan jika ingin menyembuhkannya harus dioperasi. Seperti dikolter gitu lho katanya. Tapi meskipun pinggang saya sakit, kalau saya putar pinggang bisa langsung hilang sakitnya. Ini tentu disebabkan saya rajin minum susu. Tahu tidak alasan ayah menyuruh saya tegak? Latihan nafas katanya… bagus kan?

Percaya tidak Pembaca? Saat saya yang ndeso ini tidak pernah minum susu, pas minum pertama saya mencret. Bingung dan hampir putus asa, karena hal ini terjadi dalam beberapa hari. Tetapi ternyata menurut ilmu kedokteran, jika kita sering minum susu dinding usus kita akan menebal dan kuat. Jadi rupanya saat minum pertama dan mencret itu disebabkan oleh menipisnya dindin usus saya. Jadinya susu hanya lewat, bablas ke bawah tanpa ada yang menghalangi. So, susu sangat penting untuk kesehatan kita.

Kembali tentang undangan, akhirnya memang saya harus bersyukur. Kalau dulu takut mendapatkan undangan karena tidak bisa membaca dan dipukul ayah, sekarang menunggu kalau-kalau ada undangan mengisi seminar hehehe…@

0 komentar: