Senin, 28 Mei 2012

Shalat Untuk Mandi, Bebersih Diri Kesembilan (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)


i. Shalat untuk mandi

Jika shalat adalah mandi, maka dalam sehari kita harus mandi sebanyak minimal lima kali. Jika kita ingin meningkatkan posisi lebih tinggi sedikit dari orang awam, setidaknya kita ada tambahan shalat yang kita rutinkan. Minimal shalat rawatib atau shalat sunat yang mengiringi shalat wajib. Sudah berapa kali kita mandi jika sudah bertambah? Belum lagi kalau kita mulai tertib melaksanakan shalat dhuha, tahajud dan yang lain. Tentu jumlah mandi kita akan semakin banyak.

Apakah jika intensitas mandi kita lebih sering bisa benar-benar membersihkan diri kita dari kotoran? Belum tentu. Karena di dunia ini ada orang yang melaksanakan shalat, bahkan shalat tahajud hanya dijadikan sebagai pembayar hutang. Hanya sebagai formalitas saja. Yang demikian ini, meskipun shalatnya 1000 rekaat mungkin belum bisa membersihkan kotoran.

Pembaca, bagaimana jika Anda mandi dalam sehari sebanyak tujuh kali seperti saya waktu di Ambon? Tetapi syaratnya mandilah sebanyak mungkin tanpa menggunakan sabun. Dalam sehari jangan bersikat gigi. Dalam dua hari jangan keramas dengan sampo. Dan setiap habis mandi jangan mengelap air dengan handuk. Coba bayangkan apa yang bakal terjadi bila kita mandi seperti itu?

Sama dengan shalat kita. Banyak orang yang sangat rajin shalat, bahkan kelihatannya sangat khusu’, tetapi dia masih suka berbuat keji dan mungkar. Yang ini diibaratkan kita mandi tanpa sabun, tanpa pakai handuk, dalam sehari tidak sikat gigi dan jarang keramas.

Inilah hasil penelitian saya tentang mandi dalam shalat. Semoga setelah ini ada hasil penelitian yang lebih baik lagi. Maklum saya melakukannya hanya sambil lalu saja. Dan mohon maaf bila hasil penelitian ini belum merepresentasi dari maksud yang dituju. Sabun mandi dalam shalat adalah khusu’ dan konsentrasi. Menggunakan handuk adalah kebersihan diri dan tempat shalat. Sikat gigi adalah kebersihan jiwa dari berbagai hal. Keramas adalah pakaian yang digunakan untuk shalat karena jika pakaian kotor, maka akan terasa gatal dan mengganggu shalat. Dan frekuensi mandi baik yang memilih tiga kali sehari maupun yang dua kali sehari adalah tepat waktu dalam shalat.

Saya pun ketika menjelang takbiratul ihram untuk shalat, selalu berdoa untuk sukses menghadap saya kepada-Nya. Mau meniru? Inilah bacaan yang say abaca sebelum shalat. “Rabbi a’udzubika min hamazatisy syaithani wa a’udzubika rabbi an yahdhuruun.” Lalu saya teruskan dengan mantra : “Ya Allah, saya shalat, dadaku menghadap qiblat, hatiku menghadap baitul ma’mur, rohku menghadap baitul arys, mataku di tempat sujud dan shalatku hanya untuk-Mu wahai Allah.” Lalu berniat dan takbiratul ihram.

Dan saya pun termasuk aliran yang mandi tiga kali sehari. Saya yakin bahwa Pembaca penganut mandi sehari dua kali kan? Alasan saya menjadi golongan yang mandi tiga kali sehari adalah usaha bukan saja mandi untuk membersihkan diri tetapi juga menyucikan diri. Dalam mandi tiga kali sehari, yang satunya adalah mandi antara pukul 01.00 dini hari sampai menjelang subuh. Yang kedua tentunya sebelum berangkat kerja dan yang ketiga mandi sore hari. Ini jumlah minimal yang saya lakukan. Pelaksanaannya bisa empat dan mungkin sampai tujuh kali. Mau memilih yang mana? Up to you dong…

Mari kita bersihkan dan sucikan diri kita dengan mandi yang lengkap tadi sebanyak mungkin dalam sehari. Perintah Allah pertama kepada kita untuk shalat dalam sehari adalah 50 rekaat. Sebenarnya kita harus sami’na waatha’na, mendangar dan mematuhinya. Berhubung ada provokator dari nabi lain, akhirnya Rasulullah Saw berkenan memohon keringanan. Keringanan ini diminta karena sebagian besar umat beliau diprediksi tidak mampu melaksanakannya. Bahkan setelah didiskon sebanyak itu pun banyak pula yang tidak melaksanakannya. Sedangkan saya, bukan saja ingin melaksanakan yang lima waktu atau 17 rekaat sehari tetapi yang 50 rekaat. Semoga Allah memudahkan saya dan Pembaca buku ini. Amin..

Dan ternyata tidak sulit kok kita laksanakan. Mari kita hitung. Jika Anda sudah shalat wajib dengan tertib, maka sudah bisa menabung 17 rekaat. Shalat rawatib yang muakad saja sudah 14 rekaat. Shalat dhuha 4 rekaat. Shalat tahajud 4 rekaat. Shalat hajad 4 rekaat. Shalat tasbih 4 rekaat. Shalat istikharah 2 rekaat. Shalat witir 3 rekaat. Mari kita jumlah : 17+14+4+4+4+4+2+3= 52 rekaat. Belum yang lain seperti shalat mutlak, shalat taubat dan lainnya.

Jika pembaca telah mampu melaksanakan 50 rekaat, insya Allah kita tidak akan pernah menderita karena dihibur oleh shalat kita. Ingat, perintah shalat adalah obat. Rasulullah sedang bersedih hati atas meninggalnya istri tercinta Siti Khadijah dan sang paman Abu Thalib. Bahkan saat itu beliau juga dilempari batu di Thaif saat menyebarkan islam. Saya berempati bahwa beliau saat itu sebagai manusia biasa sangatlah sedih menerima keadaaan itu. Maka, shalat adalah obat dan bagi saya juga trigger untuk mudah dalam mencapai keinginan dan cita-cita. Kebersihan diri kita akibat shalat akan memudahkan kita dalam mendapatkannya. Selamat mencoba.

****

0 komentar: