Senin, 28 Mei 2012

Hindari Permusuhan, Bebrsih Diri Keempat belas (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)




n. Hindari permusuhan, persengketaan, perselisihan dan pertikaian, tingkatkan dan tebarkan kedamaian dan saling menyayangi antar sesame



Sebuah kalimat bijak yang sangat bagus untuk kita. “Kalau Anda ingin bepergian jauh dan cepat, jangan membawa beban yang berat. Tanggalkan segala iri hati, kecemburuan, sikap tidak rela memaafkan, sikap mementingkan diri sendiri dan ketakutan, itulah beban yang berat itu.”



Saya sering menyarankan orang yang datang ke tempat saya yang sedang dilanda masalah. Biasanya saya anjurkan beliau untuk melaksanakan adab tidur, berdzikir dan bangun tidur dengan penuh semangat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. Lalu berangkat kerja atau aktivitas lain dengan menebar senyum tulus yang membuat jiwa kita lapang. Terhadap kesalahan orang lain kepadanya, maafkan dengan tulus. Rejeki pun akan mengalir deras kepada kita.

Sekali lagi bila ada masalah jangan melakukan dua hal ini. Yaitu melawan dan melarikan diri. Jika kita melawan, maka kita akan menyerang atau setidaknya kita sudah terlihat memasang kuda-kuda untuk berperang. Dan orang pun mestinya akan melakukan hal yang sama. Sedangkan lari berarti menumpuk permasalahan menjadi semakin banyak dan bisa dikatakan sebagai menyimpan bom waktu. Setiap saat bisa meledak. Keduanya amat buruk dan harus kita hindari semaksimal mungkin.

Tetapi amat berbeda lho antara berlari dengan diam. Kalau berlari berarti meninggalkan masalah dan lari dari tanggung jawab. Sedangkan diam, adalah upaya untuk menenangkan pikiran dengan tetap siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Kebakan diam ini adalah jika lawan biacara kita sedang dilanda emosi dan kita tidak melayaninya, maka endingnya tidak akan pernah membuat mereka menyesal. Tidak aka nada kerusakan yang fatal dengan melakukannya.

Lalu apa yang harus kita lakukan jika ada masalah? Hadapilah dengan pertama kali berucap, “alhamdulillh” karena kita dikaruniai ilmu yang berupa permasalahan. Ketika seseorang dikaruniai permasalahan berarti oleh Allah sudah dianggap mampu menyelesaikannya. Masih ingat bukan janji Allah, “Allah tidak akan menguji umatnya diluar kemampuannya.” Jika kita diuji pasti kita dianggap mampu. Yang menjadikan kita tidak mampu tidak ada kecuali kekurangsyukuran kita kepada-Nya.

Lalu bagaimana jika kita sudah berusaha baik, ada orang yang ngeyel ngajak tengkar? Ya diam saja dan setelah dia puas memaki atau apapun yang dilakukan, tinggalkan saja. Tentu maksudnya agar sama-sama merenung dan berfikir jernih. Jangan sekali-sekali menyiram api dengan minyak tanah, apalagi bensin. Pasti akan semakin menjilat-jilat meranggas semua yang ada di sekitarnya sampai ludes. Sama dengan kita, jika kita menanggapi orang marah dengan ikut marah, maka tidak akan berhenti marah itu sebelum ludes semuanya.

Setelah ada kesempatan yang tidak sama-sama panas, jelaskan maksud Anda dengan sangat dan sangat sopan tanpa emosi sedikit pun. Yang ini dalam bahasa saya yang saya kemas dalam tiga kalimat bijak, “sopan dalam kemarahan.” Jika Anda telah melakukan hal tersebut dan mereka tetap ingin marah kepada Anda, tinggalkan saja sampai pada saatnya Allah memberikan pemahaman kepadanya. Saya masih yakin kalau orang masih ingin terus bertengkar dengan alasan apapun, itu pasti karena dia tidak paham hakikat.

Tinggalkan tadi dalam arti tidak melayani pertengkaran. Jika Anda diftnah atau diperlakukan tidak adil sekalipun, biarkan saja. Dengan sabar jika sudah ada waktu berikan klarifikasi. Kita tidak butuh orang yang suka tersinggung, marah, dendam dan sejenisnya, karena akan merusak jiwa dan iman kita. Sebaliknya sebagai makhluk sosial kita butuh orang yang baik dan suka berprasangka baik. Jangan fokus pada orang pada poin pertama, anggap mereka tidak mau diajak. Masih banyak hal yang harus dipikirkan. Fokuslah pada apa yang kita harapkan dan cita-citakan, jangan pada hal-hal negatif yang hanya akan membuat kita lemah semangat. Hindari permusuhan, persengketaan, perselisihan dan pertikaian, tingkatkan dan tebarkan kedamaian dan saling menyayangi antar sesama. Siap? Dan Anda tinggal memetik buah dari kebaikan Anda itu dengan sukses yang sudah sejak tadi menunggu. Amin..





Janganlahhal-hal yang tidak bisa Anda lakukan mengganggu apa yang seharusnya bisa Anda lakukan.

****



0 komentar: