Minggu, 01 April 2012

Sufi Miskin Ditegor oleh Sufi Kaya (dari buku DIlarang Miskin/DM karya Moeslih Rosyid)

e. Sufi miskin ditegor oleh sufi kaya
            Seorang murshid yang pekerjaannya memancing ikan di sungai menyuruh santrinya untuk berguru kepada seorang sufi ternama. Santri itu menyanggupinya. Dicarilah sufi yang dimaksudkan oleh sang murshid dengan penuh perjuangan yang berat.
            Setelah akhirnya sang santri bertemu, ia merasa takjub dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ditanyakanlah kepada para tetangga apakah benar bahwa pemilik rumah mewah itu seorang sufi. Ternyata mereka membenarkannya. Bahkan lebih kaget lagi sang santri saat menyaksikan betapa sang sufi memakai pakaian mewan dan kendaraan yang sangat bagus.
            Di tengah gejolak pikirannya yang menyangsikan sang sufi. Santri itu langsung mendapat tegoran dari sufi. “saya sudah tahu maksud kedatanganmu. Tolong sampaikan salamku kepada gurumu. Aku berpesan kepadanya agar tidak selalu sibuk dengan urusan dunia.”  sang santri kaget bercampur emosi mendengar gurunya dihina seperti itu. Terlebih gurunya yang sangat alim dan zuhud dinasehati oleh orang kaya seperti itu. “Bukankah yang sibuk mengurus dunia adalah dirinya?,” teriak batinnya.
            Mengalami selftalk (perdebatan dengan dirinya sendiri) yang demikian gencar, akhirnya sang santri memutuskan untuk pulang. Dibatalkan niatnya untuk belajar kepada sufi itu. Nalarnya tidak menerima seorang yang kaya raya mengkritik sufi yang benar-benar menjalani hidupnya dengan sangat sederhana.
            Tiba di pesantren dimana dulu ia belajar, sang santri melaporkan semua kejadian itu kepada gurunya. Mendengar kisah itu, sang guru menangis dan membenarkan nasehat sufi itu. Untuk lebih membuat sang santri paham, sang murshid menjelaskan bahwa kekayaan yang dimiliki sufi kaya raya itu hanya diperuntukkan demi agama Allah. Sufi kaya itu pun tak pernah berfikir bagaimana mendapatkan harta. Sementara dirinya, setiap hari masih ingin mencari ikan untuk hidupnya, katanya.

0 komentar: