Senin, 28 Mei 2012

Bersih Makanan, Bebersih Diri Ketiga belas (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)


m. Bersih Makanan

Ini ternyata hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Dan ini adalah trigger atau pendorong bahwa apa yang kita inginkan dan cita-citakan bisa diraih lebih cepat daripada yang biasanya. Yaitu mengontrol apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita dan menjadi daging serta bercampur dengan darah kita. Yaitu makanan dan minuman yang kita konsumsi.

Bukan saja makanan yang haram yang harus kita perhatikan, tetapi juga makanan yang abu-abu. Makanan yang samar-samar antara haram dan halal. Semisal ceperan dan sejenisnya. Tetapi saya yakin Pembaca lebih tahu dengan apa yang dialami dan didapat dari rejeki yang dikonsumsi dan diberikan kepada anak istri.

Makanan haram bukan saja makanannya, tetapi juga cara mendapatkannya. Dan sebagian besar inilah yang menjadi masalah, cara mendapatkannya. Dari mana dan dengan cara bagaimana rejeki itu kita dapat harus benar-benar menjadikan kita berfikir mau dikemanakan dia.

Karenanya saya berpesan kepada Pembaca di buku Membangun Area Bebas Stres (MABES) bahwa jika kita kesulitan memisahkan antara yang halal dengan yang abu-abu tadi harus tegas. Yaitu dengan cara memastikan. Apa yang dipastikan? Ya itu tadi, yang dimasukkan ke dalam perut kita dan keluarga kita harus diusahakan yang benar-benar halal. Kalau Anda seorang PNS maka gaji Andalah yang halal itu. Sedangkan pendapatan sampingan seperti diberi orang dan rejeki lain semisal, adalah termasuk yang abu-abu atau disebut dengan subhat. Saya yakin Anda paham dengan halal dan subhat ini.

Sedangkan untuk rejeki yang didapat secara subhat atau abu-abu tadi, kalau memang itu sebagai solusi hidup, jangan dimakan. Maksudnya jangan dikonsumsi dalam arti memasukkannya ke dalam perut kita, tetapi gunakan saja untuk keperluan yang tidak memasukkan ke tubuh kita. Misalnya untuk membayar listrik, angsuran motor, dan yang lainnya. Tentu saja itu pun sebenarnya masih mencampurkan antara yang haq dan yang batil. Tetapi mendinglah. Dan ketika itu dengan permohonan ampun yang serius, apa yang kita mintakan kepada Allah lebih cepat dipenuhi. Insya Allah seterusnya ya?

0 komentar: