Jumat, 06 Juli 2012

Ayah Takut Diumpleng (dari buku Pak Ngut , Ghost writter : Moeslih Rosyid)


Bagian 4

Ayah Takut Diumpleng





Pasti banyak yang tidak tahu apa itu diumpelng kan? Diumpelng itu artinya digeledah. Jadi pada jaman Jepang, ayah kalau nderepno (panen padi) tidak dibawa ke lapangan semua. Perintah Jepang harus dibawa semua. Kira-kira kalau ditiimbang sekitar paling banyak 20% dititip di rumah. Kalau lebih dari itu ya pasti akan diumpleng oleh Jepang.

Penasaran ya mengapa harus diumpleng? Saat itu ada kucukaheo semacam sirine tanda bahaya yang memberikan sinyal bahwa Jepang akan datang. Pohon bambu disambung-sambung disandarkan di pohon kembang, jadi tangga dan digunakan untuk berteriak, “Kucukaihooooo!!!.” Artinya orang disuruh sembunyi.

Lalu semua orang ngerong (masuk lobang yang digali dan ditutup tempat tidur atau semacam banker di rumah-rumah) agar tidak ketahuan Jepang. Orang juga menggigit gabus agar tidak budheg (tuli) bila ada ledakan bom.

Namun risikonya, gabah-gabah yang ada di lapangan diambili semua oleh Jepang keparat itu. Jadi keputusan ayah menaruh sebagian di rumah adalah tindakan bijak sekaligus cerdas mengantisipasi sikon yang tidak menguntungkan itu.

Memang kita harus cerdas dalam menyikapi hidup ini. Bila tidak, kita akan tergilas oleh laju kehidupan yang memang keras ini. Tidak dahulu tidak sekarang, sama saja. Maka, mari terus belajar dari segala penjuru agar kita selamat dalam menjalani hidup yang sementara ini.

Dan di buku antik ini, Pembaca akan banyak menyaksikan kegilaan saya dalam menyikapi hidup ini. Semoga memotivasi dan membuat Anda semua kuat dan sukses.@

0 komentar: