Senin, 28 Mei 2012

Bebrsih Diri, Langkah Pertama menjadi 24 Karat (dari buku M-24-K karya Moeslih Rosyid)

Bebersih Diri




Saya masih berkeyakinan bahwa jika kita punya cita-cita atau keinginan dan masih terus membuat dosa, menyakiti orang lain dan membuat kedzaliman, maka keinginan dan cita-cita itu tak akan pernah bisa terwujud. Andaipun ternyata bisa menjadi kenyataan, itu hanyalah realisasi semu yang pada saatnya bisa hilang tanpa bekas. Bahkan mungkin bisa berubah menjadi petaka yang tak bertepi jika tetap kurang syukur. Kalau Pembaca tidak sepakat dengan formula ini, mohon jangan mencoba, karena apa yang saya katakan tadi akan menjadi kenyataan.

Pembaca pernah tidak, merasakan bahwa antara puncak kesuksesan dan puncak kegagalan itu hanya beda tipis? Sebagai contoh diri saya sendiri. Ketika saya menangani sebuah acara atau memegang proyek dan berhasil, maka puncaknya hanya senang dan bangga saja yang lalu disebut puas atau apalah namanya. Sebaliknya, ketika hal yang sama dilakukan dan gagal, maka kesedihan itu seolah jika diteruskan, ditarik dan diikuti, dia akan sampai pada kepuasan juga. Puas dalam merenung dan mendapatkan posisi diri dalam suatu kondisi negatif.

Memang hidup di dunia ini seperti tempat yang kita tinggali, bumi. Dia bulat seperti bola, dan siapapun yang berusaha meraih semuanya, pasti dia akan kembali kepada asal. Bila tidak percaya silakan Pembaca mencari arah Barat. Teruslah mengejar arah Barat itu dari satu titik, maka pada ujungnya Anda akan sampai pada tempat dimana Anda berada pada awalnya. Hanya muter-muter saja.

Yang ingin saya katakan disini adalah bahwa kehidupan di dunia ini memang benar-benar hanya permainan dan senda gurau. Hidup dan mati ini diciptakan Allah hanya sebagai ujian. Kalau begitu, enjoy aja. Nikmati saja apa yang sedang berada di depan kita. Agatha Christie bilang, “Ada saat saya merasa sangat tertekan, sengsara dan putus asa. Tetapi di saat-saat seperti itu saya masih menyadari bahwa hidup adalah suatu hal yang luar biasa.”

Hugh Down juga mengatakan, “Orang yang berbahagia bukanlah orang yang tinggal di dalam keadaan tertentu. Tetapi orang yang berbahagia adalah orang yang memilih tinggal dengan sikap tertentu.”

Daaaaaan, kalau kita menginginkan sesuatu sudah barang tentu kita sedang masuk dalam suatu permainan baru. Untuk sukses mendapatkan apa yang akan kita tuju dan capai, membersihkan diri adalah hal mutlak yang harus kita lakukan. Itu kalau kita ingin mendapatkan sukses sejati. Bukan sukses samar yang tak jauh beda dengan kegagalan tadi. Sukses yang benar-benar membawa diri kita pada rasa bahagia yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Pembaca, sekali lagi saya berani mengatakan bahwa hanya dengan poin ini saja kita sudah bisa menjadi 24 karat. Yaitu suatu kondisi bahwa apapun yang kita inginkan dan cita-citakan akan tercapai. Dan sayangnya biasanya orang dalam kondisi ini justru tidak terlalu banyak keinginan dan cita-citanya. Mereka ini sudah mampu melaksanakan istinjak awal yang empat itu. Yaitu (1) Cuci mulut dari kata kotor, ghibah (suka ngrasani orang) dan teman-temannya. (2) Cuci perut dari makanan haram dan subhat (meragukan tingkat kehalalannya). (3) Cuci hati dari niat jahat dan dosa. (4) Cuci seluruh tubuh dari gejala dosa. Berani? Dan Anda bukan saja bisa mencapai apa yang Anda inginkan jika sudah bisa melakukan istinjak awal ini, akan lebih hebat dari itu. Bahkan kata seorang ulama sufi Anda bisa mencapai derajat waliyullah. Wallahu a’lam

Lalu berada dimanakah posisi kita sekarang? Andalah yang paling tahu dan seharusnya selalu mengetahui posisi Anda. Jangan sampai kita tidak tahu apa-apa lalu jatuh tersungkur dan semuanya menjadi gatot, gagal total. Naudzubillah

Bagaimana cara kita membersihkan diri? Inilah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mandi demi membersihkan diri dari daki-daki salah dan dosa yang menghalangi kita mendapatkan apa yang kita inginkan dan cita-citakan.

*****

0 komentar: