Sabtu, 03 Januari 2009

"Boleh Kok Bergaul dengan JIN" (Bagian ke-2)

"Boleh Kok Bergaul dengan JIN"
(Bagian ke-2)

(1) Masak Gak Boleh?
(2) Kelebihan dan Kelemahan Jin atas Manusia
(3) Ustadz Ikrom yang Luar Biasa
(4) Friska Jin Qarin None Belanda
(5) Istri Minta cerai karena Friska
(6) Sir Dad Membenci Islam
(7) Orang Gendut Bisa terbang
(8) Punggung saya Ditikam Pisau oleh Istri
(9) TGH Musa Abdullah yang Antik
(10) Jin Santi dari Semongkat Sumbawa NTB
(11) Hesti yang Iri
(12) Tragedi Anting
(13) Yang Lumpuh pun bisa Jalan
(14) Cara Dukun bekerja sama dengan Jin
(15) Jin yang mau disuruh membunuh
(16) Proses Pembunuhan melalaui Santet
(17) Pengobatan dengan Doa
(18) Agar Terbebas dari Gangguan Jin dan Santet
(19) Pentingnya Memiliki Guru Spiritual
(20) Islam Ya’li Wala Yu’la Alaihi
(21) Mengobati Orang kesurupan
(22) Icha Bia Mengobati Penyakit
(23) Rukiyah dengan Batin
(24) Jadi Boleh Gak Bergaul dengan Jin
Kelebihan dan kelemahan Jin atas manusia
Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya jin pendamping (Qarin)”. Para Sahabat bertanya, ”termasuk Anda ya Rasulullah?”. “Ya”, jawab Nabi, “hanya saja aku mendapat pertolongan Allah sehingga jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik”, (Hadits Riwayat Muslim, Kitab Shifat Al Munafiqin wa Ahkamuhum, Bab Tahrisy Asy-Syaithan wa Bi’tsahu Sarayahu li Fitnah An-Nas).
Jadi setiap manusia memiliki seorang jin pendamping yang disebut dengan jin Qarin. Jin Qarin ini biasanya penampakannya sama dengan tuannya. Bahkan jin pun memiliki jin qarin yang tuannya tidak akan bisa melihatnya. Setidaknya ini pengakuan dari jin Mustafa yang berhasil diajak berdialog oleh Ustadz Muhamamd Isa Dawud seorang ulama dari Ismailiyah Mesir.
Bentuk asli jin adalah berbulu, tingginya tiga sampai enam jengkal, matanya lonjong ke atas (Vertikal) dan agak memanjang, manusia oval horizontal. Telinganya mirip dengan telinga kuda dan bibirya seperti bibir alien kalau pembaca pernah menonton film alien. Dengan daya dan kekuatan tertentu jin bisa merubah bentuk. Bisa berwujud manusia, binatang dan lainnya.
Jumlah manusia di dunia ini lebih dari lima milyar saat ini. Jumlah jin sudah bermilyar-milyar atau milyaran kali dari manusia. Karena dengan umur yang panjang-panjang dan kelahiran yang banyak, membuat populasinya semakin hari semakin banyak dan memenuhi alam raya ini.
Umur jin bisa sampai dengan ribuan tahun. Sekali melahirkan seorang induk/ibu jin bisa mengeluarkan 8 sampai dengan 20 anak. Luar biasa. Jadi tidak ada satu tempat pun di bumi ini yang tidak dihuni oleh jin. Mereka mempunya kerajaan-kerajaan di lautan dan di hutan. Tempat-tempat yang belum banyak dijamah manusia, disitulah mereka akan tinggal. Bahkan di rumah-rumah selalu ada sisi untuk ditempati oleh mereka. Dan yang paling ngetren saat ini adalah keinginan jin untuk tinggal di dalam jasad manusia.
Banyak kita saksikan betapa hampir setiap hari kita mendengar kabar ada orang kesurupan. Bahkan di beberapa sekolah sering terjadi kesurupan massal. Ini akibat dari habisnya tempat untuk jin yang kemudian mencari manusia yang sedang dalam kondisi stamina lemah untuk disinggahi dan ditempati. Pembaca boleh tidak percaya bahwa setiap orang yang belajar ilmu pernafasan akan dimasuki oleh jin?. Buktikan, pada level terntentu dimana amalan kita sudah mencapai puncak, maka jin tersebut kemudian akan muncul di hadapan kita dengan wujud seperti yang mereka inginkan dan berkata “apa yang bisa aku lakukan tuan…!!”, demikian kata jin tersebut. Mau nyoba? Silakan asal tidak menjadi musyrik.
Diriwayatkan oleh Sayyidah Syafiyyah binti Huyay mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah mengalir dalam tubuhnya”, (Hadits Riwayat Muslim).
Bukti bahwa jin bisa masuk ke aliran darah manusia dan tinggal di jasadnya, bisa dilihat ketika dilakukan rukiyah (pengusiran) yang sebelum keluar penderita selalu mengalami pusing di kepala. Ini menandakan ketidakstabilan aliran darah terganggu. Sebelum dia keluar pun terasa ada yang ngilu di bagian tubuh tertentu. Misalnya di tulang belikat, di lengan dan kadang di pundak. Dengan pijatan yang benar diiringi dengan permohonan yang tulus kepada Allah, insya Allah bisa disembuhkan.
Dengan jumlah yang sekian banyak tersebut kemudian jin mengalami kesulitan untuk membina umatnya. Bayangkan punya anak tujuh orang saja, seorang manusia mengeluhkan pendidikannya, tempat tinggalnya, bahkan ekonominya juga. Apalagi pembinaan kepada mereka yang sangat banyak. Tentu ini menjadi masalah yang cukup rumit.
Di Semongkat Kabupaten Sumbawa, kami bertemu dengan seorang ulama dari golongan jin yang bernama Syech Husain. Saya tahu juga berkat beliau masuk dalam mimpi kami dan dikonfirmasi oleh seseorang yang kebetulan dimasuki jin (kesurupan). Saya sempat marah kepada beliau kenapa tidak peduli sama sekali dengan kemungkaran di sekitarnya. Beliau hanya duduk di atas batu dan berdzikir sebanyak-banyaknya. Sementara di sekitarnya banyak terjadi kemungkaran tanpa ada yang mengingatkan. Setelah sedikit berdiskusi kemudian kami melihat dan diberitahu oleh jin santi melalui seorang anggota PMR yang sempat kemasukan bahwa Syech Husain sekarang sudah mau beramar ma’ruf nahi mungkar dan bersilaturahim. Alhamdulillah, satu tugas sudah terlaksana.
So, itulah kelemahan bangsa jin, sulit untuk membina umatnya karena terlalu banyak populasinya. Namun mereka memiliki kelebihan yang sebenarnya bila mau, bisa dimanfaatkan untuk membina umat pula. Yaitu kecanggihan berkomunikasi dan teknologi. Dalam sekejab, jin yang ada disini bisa berada di Jawa. Jadi jin secara teknologi sangat canggih, namun secara peradaban sangat rendah. Bahkan kata Sir Dad jin yang berhasil kami wawancarai sewaktu kami di Bandung tahun 2002 lalu, semakin tua jin semakin sakti dan bisa mencuri berita langit, katanya. Jadi jin berbeda dengan barang elektronik dan Handphone. Barang elektronik semakin tua semakin ketinggalan jaman. Sementara jin semakin tua semakin bisa mengikuti informasi. Demikian kata Sir Dad.

Ustadz Ikrom yang Luar Biasa
Tahun 1992 ketika saya benar-benar seorang diri berada di Ambon Maluku, tiba-tiba hadir sosok aneh, luar biasa dan menakjubkan. Kecelakaan pesawat Mandala Airline yang merenggut nyawa Rony salah seorang putra Bapak Djajadi Fajar Djauhari Kawilpos XI Ambon waktu itu menjadi asbab pertemuan kami.
Sebagai bawahan yang kebetulan juga mantan Korp Sukarela (KSR) PMI, jasad anak kesayangan atasannya belum bisa ditemukan membuat saya rela untuk blusukan (keluar masuk) hutan belantara di sebelah Bandara Patimura Ambon di Laha. Kebesaran Allah muncul di mata kepala saya, betapa ada seorang berpakaian serba putih terbang di sekitar kami. Penampakan tersebut kadang muncul, kadang menghilang. Wallahu a’lam apa maksud dari semua itu. Yang jelas di tengah rasa takut karena merasa seperti melihat hantu di siang bolong, ada rasa penasaran yang sangat dalam.
Sucipto sahabat saya yang asli Nganjuk mengatakan bahwa katanya ada seorang ulama yang sangat sakti sedang menghibur Pak Djajadi. Kontan saja, rasa penasaran ini kian memuncak. Tapi ngomong-ngomong kenapa Cipto bisa tahu lebih dulu ya?. Padahal sayalah yang paling aktif di Kantor Pos Ambon saat itu. Ternyata memang setiap orang pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Satu sisi mungkin dia lemah dari segi komunikasi, tetapi kalau Allah mau, mata saya bisa ditutup agar Cipto dululah yang mengetahui informasi penting itu. Karenanya sombong adalah satu perilaku yang paling dibenci oleh Allah SWT. Ya Allah, lindungilah kami dari sikap sombong, ria dan takabur yang akan menghapus kebaikan kami. Amin
Tulisan tentang Ustadz Ikrom yang insya Allah menurut saya seorang waliyullah, akan kami tulis tersendiri untuk kami jadikan sebagai buku. Semoga kenangan indah bersama beliau dapat menjaga iman saya agar tidak pernah rusak, bahkan meningkat dari waktu ke waktu meskipun susah. Ustadz Ikrom mengajarkan pertama kali kepada kami tentang larangan dusta dan tawadhuk. Selanjutnya istinjak awal yang sampai saat ini kami belum mampu melaksanakannya juga menjadi pesan utama beliau.
Ketika tahun pertama kami bersama, beliau hanya mau makan dari uang saya, Pak Hery Hadi Rahayu Nur (di wilpos), dan Pak Nursaid (atasan langsung saya). Semuanya berada di Ambon. Bahkan makanan Pak Djajadi yang Kawilpos tidak pernah disentuh. Tanpa pernah mau menjelaskan, nampaknya beliau waktu itu hanya mempercayai bahwa uang kami tersebut halal. Wallahu a’lam. Sedangkan Pak Djajadi mungkin karena pejabat yang biasanya memiliki dana non budgeter dianggap oleh beliau sebagai uang subhat.
Ustadz Ikrom sangat jarang, bahkan belum pernah kami lihat beliau berangkat apalagi sedang mandi. Tetapi anehnya, beliau senantiasa menebarkan bau harum yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Bahkan karena kekhasan bau beliau, kami acapkali merasa yakin akan kehadiran beliau ketika kami sedang sendirian. Dan kalau sudah begitu kemudian kami berucap salam. Wallahu a’lam benar atau tidak saya. Tetapi kenyataannya beliau pernah marah besar kepada saya, ketika ada seorang pengemis di pasar datang minta uang seribu kepada saya tidak saya beri. Tahu dari mana beliau?.
Beberapa kali tidur bersama beliau (jarang lo waktu itu seseorang bisa bertemu apalagi bisa tidur bersama beliau), sering kami mendengar obrolan beliau dengan seseorang yang kami sama sekali tidak memahaminya siapa dia. Dan ketika itu tak pernah mulut ini bisa terbuka untuk menanyakan perihal tersebut, tidak berani atau apa, saya benar-benar tidak paham.
Ustadz Ikrom yang sekarang berada di Ngawi Jawa Timur adalah orang hidup yang paling saya kagumi dan cintai. Ketinggian ilmu dan kemampuan melihat beliau membuat saya rela untuk memijit badan kerasnya selama berjam-jam. Badan beliau seperti besi, dipukul, dinjak, apalagi hanya dipijit, sepertinya tidak terasa olehnya. “Lebih keras lagi nak”, demikian kata beliau ketika saya yang sudah lemah mengedorkan pijitan. Tetapi insya Allah rasa cinta saya kepada guru, dengan memijit sampai kemudian saya tertidur karena kelelahan membuat saya tenang menerima semua itu.
Ustadz Ikrom banyak bergaul dengan makhluk yang saya tidak paham. Tetapi ketawadhukan beliau yang mengaku belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW membuat kami semakin terpacu untuk terus dan terus belajar tentang Islam yang yu’la wala y’lu alaihi, tinggi dan tidak bisa ditandingi ketinggiannya. Mungkin saat itu saya belum dan tidak pantas untuk tahu tentang banyak hal. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan amal ibadah kami, harapan untuk mendapat kepercayaan tersebut kian besar dan nyata. Semoga.


Friska jin qarin none Belanda di Bandung
Juli 2002 ketika kami sedang menjalani pendidikan Pos di Bandung, ternyata sejak kami tinggalkan tujuh tahun sebelumnya, yaitu tahun 1995, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pos (PUSDIKLATPOS) sudah banyak berubah. Di jalan Sari Asih nomor 45 Sari jadi Bandung 40115, di PUSDIK yang memiliki luas sekira 15 Hektar itu, kami kembali membuka memori. Sekarang PUSDIKLATPOS yang tahun 1995 katanya menjadi PUSDIKLAT paling megah se Asia Tenggara (kata orang pos sih), sudah menjadi Politeknik Pos Indonesia (POLTEKPOS). Dengan menjadi POLTEKPOS yang belajar disana bukan hanya orang pos saja. Pelajar seluruh Indonesia yang mau belajar di empat jurusan (Logistik, Akuntansi, Pemasaran dan Informatika) di POLTEKPOS dan ingin bersaing untuk menjadi 25 besar yang akan direkrut langsung PT Pos berkumpul.
Masa Orientasi Siswa (MOS) yang ngetren sebagai ajang balas dendam di kalangan pendidikan Pos masih berlaku (gak sampai mukul lo..). Tetapi Ospek yang lazim dilakukan di setiap perguruan tinggi juga dilaksanakan disana. Karuan saja kami yang sudah berumur dan gundul karena MOS, juga harus bergabung dengan siswa baru lulusan SMA/MAN sejumlah 200-an orang dalam acara kuliah perdana.
Hari pertama Ospek tidak ada masalah karena kondisi Calon Mahasiswa (Cama) masih ok. Tetapi mulai hari kedua, karena setiap hari acara berakhir sampai malam, nampaknya stamina mereka mulai turun bahkan drop. Disitulah kemudian drama kesurupan mulai terjadi. Bahkan bukan hanya Cama yang kena, seniornya juga ada yang sempat terkena penyakit aneh tersebut.
Ika, senior dari jurusan Pemasaran yang katanya tahun lalu juga dapat, menjadi orang pertama pertunjukan. Bagaimana tidak boleh dibilang pertunjukan, orang yang nonton banyak, yang akhirya dilarang oleh panitia. Dengan doa secukupnya kuberanikan diri untuk turut menyelesaikan masalah. Kan kasihan program kerja kacau karena campur tangan jin yang tidak bertanggung jawab. Saya datang ke posko mereka yang dari jauh terdengar teriakan-teriakan korban. Tetapi ketika saya masuk ke poliklinik dimana mereka ditampung, sudah pada sembuh semua. Hal ini berlangsung beberapa kali yang cukup membingungkan diri saya.
Usut punya usut belakangan kami ketahui dari korban yang belum sembuh bahwa mereka takut dengan saya. Astaghfirullah, emang saya ini siapa? Tanyaku marah meski agak senang. Bayangkan, kalau takut kenapa ketika saya datang jin pada ngacir, dan ketika saya pergi mereka berani masuk lagi?. Ngajak main-main ya? Kataku geram saat itu.
Dengan memohon kepada Allah melalui shalat Hajad empat rekaat, saya berharap Allah menahan dulu keluarnya jin yang keluar masuk ke orang dengan sembarangan tersebut. Rupanya Allah mengabulkan permintaan saya. Ketika saya datang, Ika masih dalam keadaan kesurupan. Disitulah kemudian kami berdebat habis-habisan tetapi tanpa ujung, sehingga kemarahan saya memuncak dan akan membunuh mereka. Apalagi Aji seorang yunior saya bukan hanya mengancam tetapi sudah banyak melakukan pemukulan-pemukulan kepada jin tersebut.
Namun bukannya lebih baik, suasana malah menjadi kacau. Di Posko berhasil disembuhkan beberapa orang (semua yang di Posko), di lapangan ada 30 orang tumbang. Demikian kejadian ini berulang ulang sampai akhirnya Posko yang tidak muat ditambah masjid sebagai tempat menampung korban. Subhanallah, ada apa ini?
Dalam beberapa kali shalat wajib saya menangis, bertanya dan bertanya. Ada apa dengan saya?. Bahkan beberapa ulama dari luar Pusdik sudah dipanggil dan tidak membuahkan hasil. Bahkan Aa Gym di Geger Kalong Girang juga sempat dimintai tolong oleh panitia. Seorang korban bernama Widya dibawa ke Pesantren Darut Tauhid itu, Tetapi hasilnya nihil. Mungkin harus menggunakan cara-cara Rasulullah yang damai, sabar, tenang dan berwibawa, kataku dalam hati. Saya harus mengambil resiko ini, tekadku.
Dalam kesedihan yang muncul dengan kecurigaan perbuatan dosa saya yang kadang masih suka melihat orang cantik, shalat tidak selalu khusuk dan masih suka makan banyak, tiba-tiba ada tamu datang ke kamarku 314 Anggrek (lantai 3). Asrama Anggrek adalah salah satu dari nama asrama di POLTEKPOS yang bertingkat tiga dengan masing-masing tingkat berisi 30 kamar, ruang TV, mushalah dan ruang tamu. Asrama lain adalah Melati dimana tempat makan bersama juga disitu dan satu lagi Raflesia. Sedangkan Asrama Gandaria ada di bagian depan kanan di bawah dan hanya beralantai dua.
Oh iya, Poltekpos yang posisi tanahnya agak landai dan berpagar tembok keliling itu lengkap lo. Ada gedung administrasi, gedung pendidikan (kelas yang jumlahnya ratusan), laboratorium, poliklinik, kantin dan perpustakaan. Ada juga lapangan tennis dan Gelanggang Olah Raga (GOR) yang bisa menampung ratusan orang disana. Tentu di bagian depan ada kantor Satpam yang siap mengamankan Poltekpos 24 jam.
Bandung yang dikenal dengan kota kembang itu bener banget, banyak Awewe (perempuan) nu geulis (yang cantik-cantik). Jadi dosa mata saya acap kali bertambah dengan berada di Bandung ini. Wah, imanku ketahuan ni kalau masih sangat tipis. Gak apa lah bukti kalau masih normal dan yang penting akan segera diperbaiki hehehee… Kalau mau membuktikan apa benar banyak godaan setan ahwat (wanita) ya silakan saja ke Bandung. Tetapi harus siap untuk membaca istighfar minimal 100 kali sehari he… he…
Tamu yang datang tadi adalah Muaz yang ternyata pacar Ika, si senior yang pertama kena itu. Setelah ngobrol beberapa saat Muaz yang asli Pekanbaru itu mengajak saya menemui Ika. Ternyata dia sudah membawa Ika ke Asrama Anggrek, tetapi di lantai dasar. Katanya sih memang Ika masih kesurupan dan jinnya tidak mau diajak naik ke atas. Ealah…
Pertama melihat saya Ika marah, berontak dengan mata merah melotot, tetapi dia juga pengin kabur. Sayang tenaga Muaz dan Egi temannya lebih kuat darinya. Akhirnya mau tidak mau Ika hanya bisa diam dalam lindungan tangan kokoh kedua temannya dan menghindari mata saya.
Saya tetap berdoa agar jin yang berada padanya tidak bisa keluar. Dan rupanya inilah yang kian membuat jin kafir itu marah. ‘kenapa kau siksa aku seperti ini?”, teriak jin itu murka. “kau ini kejam, sudah mengusir kami dari rumah, merebut mustika kami dan sekarang masih mengganggu dengan siksaan yang sangat keji,’ lanjutnya berteriak.
“Makanya tenang dulu, kasih tahu namanya siapa, tinggal dimana, maunya apa dan apa hubungannya dengan saya?”, tanyaku dengan nada rendah dan sabar. Lama dia tidak memberikan respon. Mungkin batin saya yang lembut tanpa emosi membuatnya lebih nyaman. Berbicara dengan mereka memang harus menggunakan batin yang lebih kuat. Sehingga akhirnya diakuinya dia bernama Friska (jin Qarin) yang tuannya meninggal tahun 1913, tinggal di belakang asrama saya, dan merasa terganggu dengan perbuatan mengaji dan shalat tasbih saya. Subhanallah, ternyata dia jujur juga. Dampak shalat Tasbih memang saya rasakan luar biasa selama ini. Bukan bermaksud sombong, sejak sekolah MAN saya sudah meng-istiqamahkan shalat tasbih setiap hari. Tenang rasanya melakukannya, meskipun kualitas shalat saya mungkin amat buruk, ngebut. Jadi meskipun ada beberapa ulama yang menganggap bid’ah Shalat tasbih, saya tetap melaksanakannya. Biarin, saya yakin dan siap menanggung resikonya kok.
Tanpa membuang waktu, Friska yang pandangannya mulai berubah dan tidak curiga lagi kepadaku, kami ajak dia untuk menjadi muslimah. Alhamdulillah dia mau. Lalu terdengar bacaan syahadat dan terjemahannya yang terbata-bata dari mulutnya atas bimbingan saya. Ini kemudian diulanginya beberapa kali. Sedikit kultum dari saya bagaimana seorang muslim harus bertindak, beperilaku dan beribadah membuatnya semakin tenang. Kebahagiaan nampak dari tatapan matanya, ketenangan dan kedamaian membuat Ika si pemilik tubuh tidak beringas lagi. Senyuman dan lirikan mata Ika membuat saya bingung, seolah dia kagum dan naksir saya he…he… (G-R).
Sudah cukup obrolan bakda ashar sampai menjelang maghrib tersebut mengharuskan saya menyuruh Friska untuk segera keluar dari tubuh Ika. Tetapi dia menangis katanya Friska akan dibunuh teman-temannya dan Sir Dad pimpinannya yang sudah berusia 1.500 tahun karena dianggap berkhianat. Di Masjid sudah adzan maghrib dan kami belum ada keputusan. Sehingga dengan membaca sayyidul istighfar (rajanya istighfar) saya tawarkan kepada Friska untuk sementara tinggal di badan saya, demi keamanannya. Dia setuju dengan solusi itu. Kemudian Friska saya tempatkan pada tulang belikat bagian kiri saya. Dia bergerak-gerak ketika menyampaikan sesuatu dan senang rasanya bergaul dengannya meski kadang sakit ngilu di bagian itu. Wallau a’lam benar atau tidak cara saya ini. Nanti Ustadz Ikrom guru kami dan beberapa ulama akan meluruskannya.
Malamnya ketika sedang tidur, subhanallah.. saya bertemu dengan Friska yang berambut pirang, langsing, tinggi semampai dan cantik layaknya seorang None (anak jendral belanda bernama Ernest Van Hoven, katanya) dan beberapa temannya dari suku Jawa, mungkin juga Sunda. Hanya mohon maaf, mereka semua tidak ada yang berbusana. Sebagai orang normal ada rasa senang mengalaminya. Tetapi juga takut dengan dosa yang mungkin menjadi semakin banyak. Akhirnya usai shalat subuh, Friska dan teman-temannya kami beri baju secukupnya. Pada kesempatan lain kemudian beberapa teman kami mintai pakaiannya untuk mereka. Lantas pada pertemuan berikutnya Friska sudah menggunakan pakaian putih. Katanya pakaiannya yang dulu, syukurlah kalau ketemu, batinku tanpa berfikir panjang.
Pembaca bertanya-tanya kan? Bagaimana saya melihat mereka?. Jujur saya tidak bisa melihat mereka, melalui mimpi dan pemberitahuan hati kecil yang kami yakini, itulah informasinya. Wallahu a’lam benar atau tidak informasi tersebut. Lagian kan ada haditsnya bahwa barangsiapa mengaku melihat jin, dianggap kufur. Gak tahu ah…, biar para ulama yang menjelaskannya. Saya kan bukan ulama, dan hanya bercerita tentang pengalaman unik saya.
Pakaian yang kemudian mereka pakai adalah pemberian ikhlas dari teman-teman seangkatan saya yang boleh diambil pakaiannya. Secara fisik pakaian yang diambil mereka tetap ada dan berwujud, yang mereka ambil hanya sarinya saja, hakekatnya saja. Jadi ketika saya memberikan baju putih kepada Mira salah satu dari mereka, baju saya tetap ada, tetapi kalau dipakai menjadi kurang enak he…he…
Dalam perjalanannya kemudian Friska bersedia tinggal di kamar saya. Belajar agama dari buku-buku saya, mengaji dan terus beribadah. Kalau saya pergi dia ikut denganku. Sebab kalau tetap di asrama dia akan dikeroyok teman-temannya atas perintah pimpinannya. Kondisi ini berjalan sekitar seminggu.
Dan minggu berikut ketika sedang belajar di kelas, Ika dan Widya kesurupan lagi. Dipanggil lagi saya untuk menyelesaikannya. Maka kamar 312 Anggrek dimana Ustadz Kun Kun Kurniadi teman seangkatan saya berada kami jadikan sebagai tempat untuk bernegosiasi.
Sir Dad Murka katanya. Asrama akan dihancurkan olehnya, lantaran sebagian besar pengikutnya pada masuk islam. Sementara dia sangat membenci Islam.
“Kenapa Sir dad Marah sama Islam?, bukankah Islam datang dengan damai?”, kataku kepadanya yang kemudian dijawab dengan bahasa arab yang fasih tetapi karena cepat sekali saya tidak paham.
“can You speak japaness?”, katanya kemudian dengan bahasa inggris yang super fluently, fasih banget. Tetapi matanya nanar memelototiku. Rupanya dia tidak main-main dengan gertakannya. Tangan Ika yang dirasukinya yang kukunya panjang-panjang mencakar-cakar orang sekitarnya. Saya yang duduk dua meter darinya menjadi rada ngeri dibuatnya.
Omelan dengan bahasa belanda, arab dan Inggris tak bisa kami pahami, bahasa cina pun nampaknya Sir Dad bisa. Jadi pengin belajar deh dengan beliau.
“Cepetan bebaskan Friska dan teman-temannya!!”, damprat Sir Dad murka yang membuyarkan lamunan saya. Saya pikir kok jadi saya yang disalahkan ya? Kenapa bukan manajemen POLTEKPOS yang menyelenggara semua kegiatan di kampus dan asrama itu? Tetapi memang sejak awal saya sudah ambil resiko untuk mempelajari misteri ini. Insya Allah akan bermanfaat. Kataku dalam hati.
Dengan umpatan sedikit bahasa Indonesia akhirnya kami memahami bahwa Sir Dad adalah juga Jin Qarin yang tuannya dibunuh dan dibakar oleh Sahabat Rasul yang bertugas menyebarkan Islam di Pasundan. Makian Sir Dad baru reda ketika saya tanyakan apa yang diinginkannya dengan hidup ini. Dalam diam dan sedikit bingung rupanya selama ini dia tidak pernah berfikir tentang tujuan hidup di dunia. Dia merasa akan hidup selamanya. Padahal semua mahkluk adalah fana, nisbi dan serba relatif, tidak ada yang kekal. Dia sadar bahwa dia bukan Tuhan, tetapi trauma pada kejadian pembakaran atas dirinya membuatnya belum memaafkan Islam.
Secara berangsur dengan adanya diskusi yang cukup panjang tersebut Sir Dad menuturkan betapa ketika dia menjadi saudagar kaya yang tidak mau masuk Islam kemudian dikejar, dibunuh dan dibakar. “Saya belum bisa menerima perlakukan itu”, ungkapnya terbata-bata layaknya bule yang tidak lancar berbahasa Indonesia. “jadi untuk saat ini saya belum bisa menerima tawaran Saudara masuk Islam”, lanjutnya.
Berdasarkan keyakinan kami dan hasil konfirmasi dengan Ustadz Ikrom yang selalu memantau perkembangan, Sir Dad akhirnya masuk Islam dengan cara yang sangat mengharukan. Kisah tentang Sir Dad sebagai penguasa Ciwaruga sampai dengan Sari Jadi tersebut insya Allah akan dikupas pada Bagian tersendiri.
Bagaimana dengan Friska?. Rupanya memang Friska memiliki pengaruh yang sangat bagus di lingkungan tersebut. Sehingga dengan masuknya Friska menjadi Muslimah, puluhan bahkan ratusan jin turut mengikuti jejaknya. Dengan berdiam di pojok bagian belakang kamar saya, Friska terus melaksanakan kegiatan sehari-harinya belajar dan berbuat baik. Terbukti ketika terjadi kesurupan di perumahan Sari Jadi, Friska membantu rekan-rekan kami menyelesaikan. Hal ini diketahui dengan teriak ketakutan jin yang masuk ke tubuh korban karena takut akan ancaman Friska. Maka keluarlah dia, mematuhi perintah Friska yang senior dan kuat, kata mereka.
Kelebihan dan kelemahan Jin atas manusia
Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya jin pendamping (Qarin)”. Para Sahabat bertanya, ”termasuk Anda ya Rasulullah?”. “Ya”, jawab Nabi, “hanya saja aku mendapat pertolongan Allah sehingga jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik”, (Hadits Riwayat Muslim, Kitab Shifat Al Munafiqin wa Ahkamuhum, Bab Tahrisy Asy-Syaithan wa Bi’tsahu Sarayahu li Fitnah An-Nas).
Jadi setiap manusia memiliki seorang jin pendamping yang disebut dengan jin Qarin. Jin Qarin ini biasanya penampakannya sama dengan tuannya. Bahkan jin pun memiliki jin qarin yang tuannya tidak akan bisa melihatnya. Setidaknya ini pengakuan dari jin Mustafa yang berhasil diajak berdialog oleh Ustadz Muhamamd Isa Dawud seorang ulama dari Ismailiyah Mesir.
Bentuk asli jin adalah berbulu, tingginya tiga sampai enam jengkal, matanya lonjong ke atas (Vertikal) dan agak memanjang, manusia oval horizontal. Telinganya mirip dengan telinga kuda dan bibirya seperti bibir alien kalau pembaca pernah menonton film alien. Dengan daya dan kekuatan tertentu jin bisa merubah bentuk. Bisa berwujud manusia, binatang dan lainnya.
Jumlah manusia di dunia ini lebih dari lima milyar saat ini. Jumlah jin sudah bermilyar-milyar atau milyaran kali dari manusia. Karena dengan umur yang panjang-panjang dan kelahiran yang banyak, membuat populasinya semakin hari semakin banyak dan memenuhi alam raya ini.
Umur jin bisa sampai dengan ribuan tahun. Sekali melahirkan seorang induk/ibu jin bisa mengeluarkan 8 sampai dengan 20 anak. Luar biasa. Jadi tidak ada satu tempat pun di bumi ini yang tidak dihuni oleh jin. Mereka mempunya kerajaan-kerajaan di lautan dan di hutan. Tempat-tempat yang belum banyak dijamah manusia, disitulah mereka akan tinggal. Bahkan di rumah-rumah selalu ada sisi untuk ditempati oleh mereka. Dan yang paling ngetren saat ini adalah keinginan jin untuk tinggal di dalam jasad manusia.
Banyak kita saksikan betapa hampir setiap hari kita mendengar kabar ada orang kesurupan. Bahkan di beberapa sekolah sering terjadi kesurupan massal. Ini akibat dari habisnya tempat untuk jin yang kemudian mencari manusia yang sedang dalam kondisi stamina lemah untuk disinggahi dan ditempati. Pembaca boleh tidak percaya bahwa setiap orang yang belajar ilmu pernafasan akan dimasuki oleh jin?. Buktikan, pada level terntentu dimana amalan kita sudah mencapai puncak, maka jin tersebut kemudian akan muncul di hadapan kita dengan wujud seperti yang mereka inginkan dan berkata “apa yang bisa aku lakukan tuan…!!”, demikian kata jin tersebut. Mau nyoba? Silakan asal tidak menjadi musyrik.
Diriwayatkan oleh Sayyidah Syafiyyah binti Huyay mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah mengalir dalam tubuhnya”, (Hadits Riwayat Muslim).
Bukti bahwa jin bisa masuk ke aliran darah manusia dan tinggal di jasadnya, bisa dilihat ketika dilakukan rukiyah (pengusiran) yang sebelum keluar penderita selalu mengalami pusing di kepala. Ini menandakan ketidakstabilan aliran darah terganggu. Sebelum dia keluar pun terasa ada yang ngilu di bagian tubuh tertentu. Misalnya di tulang belikat, di lengan dan kadang di pundak. Dengan pijatan yang benar diiringi dengan permohonan yang tulus kepada Allah, insya Allah bisa disembuhkan.
Dengan jumlah yang sekian banyak tersebut kemudian jin mengalami kesulitan untuk membina umatnya. Bayangkan punya anak tujuh orang saja, seorang manusia mengeluhkan pendidikannya, tempat tinggalnya, bahkan ekonominya juga. Apalagi pembinaan kepada mereka yang sangat banyak. Tentu ini menjadi masalah yang cukup rumit.
Di Semongkat Kabupaten Sumbawa, kami bertemu dengan seorang ulama dari golongan jin yang bernama Syech Husain. Saya tahu juga berkat beliau masuk dalam mimpi kami dan dikonfirmasi oleh seseorang yang kebetulan dimasuki jin (kesurupan). Saya sempat marah kepada beliau kenapa tidak peduli sama sekali dengan kemungkaran di sekitarnya. Beliau hanya duduk di atas batu dan berdzikir sebanyak-banyaknya. Sementara di sekitarnya banyak terjadi kemungkaran tanpa ada yang mengingatkan. Setelah sedikit berdiskusi kemudian kami melihat dan diberitahu oleh jin santi melalui seorang anggota PMR yang sempat kemasukan bahwa Syech Husain sekarang sudah mau beramar ma’ruf nahi mungkar dan bersilaturahim. Alhamdulillah, satu tugas sudah terlaksana.
So, itulah kelemahan bangsa jin, sulit untuk membina umatnya karena terlalu banyak populasinya. Namun mereka memiliki kelebihan yang sebenarnya bila mau, bisa dimanfaatkan untuk membina umat pula. Yaitu kecanggihan berkomunikasi dan teknologi. Dalam sekejab, jin yang ada disini bisa berada di Jawa. Jadi jin secara teknologi sangat canggih, namun secara peradaban sangat rendah. Bahkan kata Sir Dad jin yang berhasil kami wawancarai sewaktu kami di Bandung tahun 2002 lalu, semakin tua jin semakin sakti dan bisa mencuri berita langit, katanya. Jadi jin berbeda dengan barang elektronik dan Handphone. Barang elektronik semakin tua semakin ketinggalan jaman. Sementara jin semakin tua semakin bisa mengikuti informasi. Demikian kata Sir Dad.
Ustadz Ikrom yang Luar Biasa
Tahun 1992 ketika saya benar-benar seorang diri berada di Ambon Maluku, tiba-tiba hadir sosok aneh, luar biasa dan menakjubkan. Kecelakaan pesawat Mandala Airline yang merenggut nyawa Rony salah seorang putra Bapak Djajadi Fajar Djauhari Kawilpos XI Ambon waktu itu menjadi asbab pertemuan kami.
Sebagai bawahan yang kebetulan juga mantan Korp Sukarela (KSR) PMI, jasad anak kesayangan atasannya belum bisa ditemukan membuat saya rela untuk blusukan (keluar masuk) hutan belantara di sebelah Bandara Patimura Ambon di Laha. Kebesaran Allah muncul di mata kepala saya, betapa ada seorang berpakaian serba putih terbang di sekitar kami. Penampakan tersebut kadang muncul, kadang menghilang. Wallahu a’lam apa maksud dari semua itu. Yang jelas di tengah rasa takut karena merasa seperti melihat hantu di siang bolong, ada rasa penasaran yang sangat dalam.
Sucipto sahabat saya yang asli Nganjuk mengatakan bahwa katanya ada seorang ulama yang sangat sakti sedang menghibur Pak Djajadi. Kontan saja, rasa penasaran ini kian memuncak. Tapi ngomong-ngomong kenapa Cipto bisa tahu lebih dulu ya?. Padahal sayalah yang paling aktif di Kantor Pos Ambon saat itu. Ternyata memang setiap orang pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Satu sisi mungkin dia lemah dari segi komunikasi, tetapi kalau Allah mau, mata saya bisa ditutup agar Cipto dululah yang mengetahui informasi penting itu. Karenanya sombong adalah satu perilaku yang paling dibenci oleh Allah SWT. Ya Allah, lindungilah kami dari sikap sombong, ria dan takabur yang akan menghapus kebaikan kami. Amin
Tulisan tentang Ustadz Ikrom yang insya Allah menurut saya seorang waliyullah, akan kami tulis tersendiri untuk kami jadikan sebagai buku. Semoga kenangan indah bersama beliau dapat menjaga iman saya agar tidak pernah rusak, bahkan meningkat dari waktu ke waktu meskipun susah. Ustadz Ikrom mengajarkan pertama kali kepada kami tentang larangan dusta dan tawadhuk. Selanjutnya istinjak awal yang sampai saat ini kami belum mampu melaksanakannya juga menjadi pesan utama beliau.
Ketika tahun pertama kami bersama, beliau hanya mau makan dari uang saya, Pak Hery Hadi Rahayu Nur (di wilpos), dan Pak Nursaid (atasan langsung saya). Semuanya berada di Ambon. Bahkan makanan Pak Djajadi yang Kawilpos tidak pernah disentuh. Tanpa pernah mau menjelaskan, nampaknya beliau waktu itu hanya mempercayai bahwa uang kami tersebut halal. Wallahu a’lam. Sedangkan Pak Djajadi mungkin karena pejabat yang biasanya memiliki dana non budgeter dianggap oleh beliau sebagai uang subhat.
Ustadz Ikrom sangat jarang, bahkan belum pernah kami lihat beliau berangkat apalagi sedang mandi. Tetapi anehnya, beliau senantiasa menebarkan bau harum yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Bahkan karena kekhasan bau beliau, kami acapkali merasa yakin akan kehadiran beliau ketika kami sedang sendirian. Dan kalau sudah begitu kemudian kami berucap salam. Wallahu a’lam benar atau tidak saya. Tetapi kenyataannya beliau pernah marah besar kepada saya, ketika ada seorang pengemis di pasar datang minta uang seribu kepada saya tidak saya beri. Tahu dari mana beliau?.
Beberapa kali tidur bersama beliau (jarang lo waktu itu seseorang bisa bertemu apalagi bisa tidur bersama beliau), sering kami mendengar obrolan beliau dengan seseorang yang kami sama sekali tidak memahaminya siapa dia. Dan ketika itu tak pernah mulut ini bisa terbuka untuk menanyakan perihal tersebut, tidak berani atau apa, saya benar-benar tidak paham.
Ustadz Ikrom yang sekarang berada di Ngawi Jawa Timur adalah orang hidup yang paling saya kagumi dan cintai. Ketinggian ilmu dan kemampuan melihat beliau membuat saya rela untuk memijit badan kerasnya selama berjam-jam. Badan beliau seperti besi, dipukul, dinjak, apalagi hanya dipijit, sepertinya tidak terasa olehnya. “Lebih keras lagi nak”, demikian kata beliau ketika saya yang sudah lemah mengedorkan pijitan. Tetapi insya Allah rasa cinta saya kepada guru, dengan memijit sampai kemudian saya tertidur karena kelelahan membuat saya tenang menerima semua itu.
Ustadz Ikrom banyak bergaul dengan makhluk yang saya tidak paham. Tetapi ketawadhukan beliau yang mengaku belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW membuat kami semakin terpacu untuk terus dan terus belajar tentang Islam yang yu’la wala y’lu alaihi, tinggi dan tidak bisa ditandingi ketinggiannya. Mungkin saat itu saya belum dan tidak pantas untuk tahu tentang banyak hal. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan amal ibadah kami, harapan untuk mendapat kepercayaan tersebut kian besar dan nyata. Semoga.


Friska jin qarin none Belanda di Bandung
Juli 2002 ketika kami sedang menjalani pendidikan Pos di Bandung, ternyata sejak kami tinggalkan tujuh tahun sebelumnya, yaitu tahun 1995, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pos (PUSDIKLATPOS) sudah banyak berubah. Di jalan Sari Asih nomor 45 Sari jadi Bandung 40115, di PUSDIK yang memiliki luas sekira 15 Hektar itu, kami kembali membuka memori. Sekarang PUSDIKLATPOS yang tahun 1995 katanya menjadi PUSDIKLAT paling megah se Asia Tenggara (kata orang pos sih), sudah menjadi Politeknik Pos Indonesia (POLTEKPOS). Dengan menjadi POLTEKPOS yang belajar disana bukan hanya orang pos saja. Pelajar seluruh Indonesia yang mau belajar di empat jurusan (Logistik, Akuntansi, Pemasaran dan Informatika) di POLTEKPOS dan ingin bersaing untuk menjadi 25 besar yang akan direkrut langsung PT Pos berkumpul.
Masa Orientasi Siswa (MOS) yang ngetren sebagai ajang balas dendam di kalangan pendidikan Pos masih berlaku (gak sampai mukul lo..). Tetapi Ospek yang lazim dilakukan di setiap perguruan tinggi juga dilaksanakan disana. Karuan saja kami yang sudah berumur dan gundul karena MOS, juga harus bergabung dengan siswa baru lulusan SMA/MAN sejumlah 200-an orang dalam acara kuliah perdana.
Hari pertama Ospek tidak ada masalah karena kondisi Calon Mahasiswa (Cama) masih ok. Tetapi mulai hari kedua, karena setiap hari acara berakhir sampai malam, nampaknya stamina mereka mulai turun bahkan drop. Disitulah kemudian drama kesurupan mulai terjadi. Bahkan bukan hanya Cama yang kena, seniornya juga ada yang sempat terkena penyakit aneh tersebut.
Ika, senior dari jurusan Pemasaran yang katanya tahun lalu juga dapat, menjadi orang pertama pertunjukan. Bagaimana tidak boleh dibilang pertunjukan, orang yang nonton banyak, yang akhirya dilarang oleh panitia. Dengan doa secukupnya kuberanikan diri untuk turut menyelesaikan masalah. Kan kasihan program kerja kacau karena campur tangan jin yang tidak bertanggung jawab. Saya datang ke posko mereka yang dari jauh terdengar teriakan-teriakan korban. Tetapi ketika saya masuk ke poliklinik dimana mereka ditampung, sudah pada sembuh semua. Hal ini berlangsung beberapa kali yang cukup membingungkan diri saya.
Usut punya usut belakangan kami ketahui dari korban yang belum sembuh bahwa mereka takut dengan saya. Astaghfirullah, emang saya ini siapa? Tanyaku marah meski agak senang. Bayangkan, kalau takut kenapa ketika saya datang jin pada ngacir, dan ketika saya pergi mereka berani masuk lagi?. Ngajak main-main ya? Kataku geram saat itu.
Dengan memohon kepada Allah melalui shalat Hajad empat rekaat, saya berharap Allah menahan dulu keluarnya jin yang keluar masuk ke orang dengan sembarangan tersebut. Rupanya Allah mengabulkan permintaan saya. Ketika saya datang, Ika masih dalam keadaan kesurupan. Disitulah kemudian kami berdebat habis-habisan tetapi tanpa ujung, sehingga kemarahan saya memuncak dan akan membunuh mereka. Apalagi Aji seorang yunior saya bukan hanya mengancam tetapi sudah banyak melakukan pemukulan-pemukulan kepada jin tersebut.
Namun bukannya lebih baik, suasana malah menjadi kacau. Di Posko berhasil disembuhkan beberapa orang (semua yang di Posko), di lapangan ada 30 orang tumbang. Demikian kejadian ini berulang ulang sampai akhirnya Posko yang tidak muat ditambah masjid sebagai tempat menampung korban. Subhanallah, ada apa ini?
Dalam beberapa kali shalat wajib saya menangis, bertanya dan bertanya. Ada apa dengan saya?. Bahkan beberapa ulama dari luar Pusdik sudah dipanggil dan tidak membuahkan hasil. Bahkan Aa Gym di Geger Kalong Girang juga sempat dimintai tolong oleh panitia. Seorang korban bernama Widya dibawa ke Pesantren Darut Tauhid itu, Tetapi hasilnya nihil. Mungkin harus menggunakan cara-cara Rasulullah yang damai, sabar, tenang dan berwibawa, kataku dalam hati. Saya harus mengambil resiko ini, tekadku.
Dalam kesedihan yang muncul dengan kecurigaan perbuatan dosa saya yang kadang masih suka melihat orang cantik, shalat tidak selalu khusuk dan masih suka makan banyak, tiba-tiba ada tamu datang ke kamarku 314 Anggrek (lantai 3). Asrama Anggrek adalah salah satu dari nama asrama di POLTEKPOS yang bertingkat tiga dengan masing-masing tingkat berisi 30 kamar, ruang TV, mushalah dan ruang tamu. Asrama lain adalah Melati dimana tempat makan bersama juga disitu dan satu lagi Raflesia. Sedangkan Asrama Gandaria ada di bagian depan kanan di bawah dan hanya beralantai dua.
Oh iya, Poltekpos yang posisi tanahnya agak landai dan berpagar tembok keliling itu lengkap lo. Ada gedung administrasi, gedung pendidikan (kelas yang jumlahnya ratusan), laboratorium, poliklinik, kantin dan perpustakaan. Ada juga lapangan tennis dan Gelanggang Olah Raga (GOR) yang bisa menampung ratusan orang disana. Tentu di bagian depan ada kantor Satpam yang siap mengamankan Poltekpos 24 jam.
Bandung yang dikenal dengan kota kembang itu bener banget, banyak Awewe (perempuan) nu geulis (yang cantik-cantik). Jadi dosa mata saya acap kali bertambah dengan berada di Bandung ini. Wah, imanku ketahuan ni kalau masih sangat tipis. Gak apa lah bukti kalau masih normal dan yang penting akan segera diperbaiki hehehee… Kalau mau membuktikan apa benar banyak godaan setan ahwat (wanita) ya silakan saja ke Bandung. Tetapi harus siap untuk membaca istighfar minimal 100 kali sehari he… he…
Tamu yang datang tadi adalah Muaz yang ternyata pacar Ika, si senior yang pertama kena itu. Setelah ngobrol beberapa saat Muaz yang asli Pekanbaru itu mengajak saya menemui Ika. Ternyata dia sudah membawa Ika ke Asrama Anggrek, tetapi di lantai dasar. Katanya sih memang Ika masih kesurupan dan jinnya tidak mau diajak naik ke atas. Ealah…
Pertama melihat saya Ika marah, berontak dengan mata merah melotot, tetapi dia juga pengin kabur. Sayang tenaga Muaz dan Egi temannya lebih kuat darinya. Akhirnya mau tidak mau Ika hanya bisa diam dalam lindungan tangan kokoh kedua temannya dan menghindari mata saya.
Saya tetap berdoa agar jin yang berada padanya tidak bisa keluar. Dan rupanya inilah yang kian membuat jin kafir itu marah. ‘kenapa kau siksa aku seperti ini?”, teriak jin itu murka. “kau ini kejam, sudah mengusir kami dari rumah, merebut mustika kami dan sekarang masih mengganggu dengan siksaan yang sangat keji,’ lanjutnya berteriak.
“Makanya tenang dulu, kasih tahu namanya siapa, tinggal dimana, maunya apa dan apa hubungannya dengan saya?”, tanyaku dengan nada rendah dan sabar. Lama dia tidak memberikan respon. Mungkin batin saya yang lembut tanpa emosi membuatnya lebih nyaman. Berbicara dengan mereka memang harus menggunakan batin yang lebih kuat. Sehingga akhirnya diakuinya dia bernama Friska (jin Qarin) yang tuannya meninggal tahun 1913, tinggal di belakang asrama saya, dan merasa terganggu dengan perbuatan mengaji dan shalat tasbih saya. Subhanallah, ternyata dia jujur juga. Dampak shalat Tasbih memang saya rasakan luar biasa selama ini. Bukan bermaksud sombong, sejak sekolah MAN saya sudah meng-istiqamahkan shalat tasbih setiap hari. Tenang rasanya melakukannya, meskipun kualitas shalat saya mungkin amat buruk, ngebut. Jadi meskipun ada beberapa ulama yang menganggap bid’ah Shalat tasbih, saya tetap melaksanakannya. Biarin, saya yakin dan siap menanggung resikonya kok.
Tanpa membuang waktu, Friska yang pandangannya mulai berubah dan tidak curiga lagi kepadaku, kami ajak dia untuk menjadi muslimah. Alhamdulillah dia mau. Lalu terdengar bacaan syahadat dan terjemahannya yang terbata-bata dari mulutnya atas bimbingan saya. Ini kemudian diulanginya beberapa kali. Sedikit kultum dari saya bagaimana seorang muslim harus bertindak, beperilaku dan beribadah membuatnya semakin tenang. Kebahagiaan nampak dari tatapan matanya, ketenangan dan kedamaian membuat Ika si pemilik tubuh tidak beringas lagi. Senyuman dan lirikan mata Ika membuat saya bingung, seolah dia kagum dan naksir saya he…he… (G-R).
Sudah cukup obrolan bakda ashar sampai menjelang maghrib tersebut mengharuskan saya menyuruh Friska untuk segera keluar dari tubuh Ika. Tetapi dia menangis katanya Friska akan dibunuh teman-temannya dan Sir Dad pimpinannya yang sudah berusia 1.500 tahun karena dianggap berkhianat. Di Masjid sudah adzan maghrib dan kami belum ada keputusan. Sehingga dengan membaca sayyidul istighfar (rajanya istighfar) saya tawarkan kepada Friska untuk sementara tinggal di badan saya, demi keamanannya. Dia setuju dengan solusi itu. Kemudian Friska saya tempatkan pada tulang belikat bagian kiri saya. Dia bergerak-gerak ketika menyampaikan sesuatu dan senang rasanya bergaul dengannya meski kadang sakit ngilu di bagian itu. Wallau a’lam benar atau tidak cara saya ini. Nanti Ustadz Ikrom guru kami dan beberapa ulama akan meluruskannya.
Malamnya ketika sedang tidur, subhanallah.. saya bertemu dengan Friska yang berambut pirang, langsing, tinggi semampai dan cantik layaknya seorang None (anak jendral belanda bernama Ernest Van Hoven, katanya) dan beberapa temannya dari suku Jawa, mungkin juga Sunda. Hanya mohon maaf, mereka semua tidak ada yang berbusana. Sebagai orang normal ada rasa senang mengalaminya. Tetapi juga takut dengan dosa yang mungkin menjadi semakin banyak. Akhirnya usai shalat subuh, Friska dan teman-temannya kami beri baju secukupnya. Pada kesempatan lain kemudian beberapa teman kami mintai pakaiannya untuk mereka. Lantas pada pertemuan berikutnya Friska sudah menggunakan pakaian putih. Katanya pakaiannya yang dulu, syukurlah kalau ketemu, batinku tanpa berfikir panjang.
Pembaca bertanya-tanya kan? Bagaimana saya melihat mereka?. Jujur saya tidak bisa melihat mereka, melalui mimpi dan pemberitahuan hati kecil yang kami yakini, itulah informasinya. Wallahu a’lam benar atau tidak informasi tersebut. Lagian kan ada haditsnya bahwa barangsiapa mengaku melihat jin, dianggap kufur. Gak tahu ah…, biar para ulama yang menjelaskannya. Saya kan bukan ulama, dan hanya bercerita tentang pengalaman unik saya.
Pakaian yang kemudian mereka pakai adalah pemberian ikhlas dari teman-teman seangkatan saya yang boleh diambil pakaiannya. Secara fisik pakaian yang diambil mereka tetap ada dan berwujud, yang mereka ambil hanya sarinya saja, hakekatnya saja. Jadi ketika saya memberikan baju putih kepada Mira salah satu dari mereka, baju saya tetap ada, tetapi kalau dipakai menjadi kurang enak he…he…
Dalam perjalanannya kemudian Friska bersedia tinggal di kamar saya. Belajar agama dari buku-buku saya, mengaji dan terus beribadah. Kalau saya pergi dia ikut denganku. Sebab kalau tetap di asrama dia akan dikeroyok teman-temannya atas perintah pimpinannya. Kondisi ini berjalan sekitar seminggu.
Dan minggu berikut ketika sedang belajar di kelas, Ika dan Widya kesurupan lagi. Dipanggil lagi saya untuk menyelesaikannya. Maka kamar 312 Anggrek dimana Ustadz Kun Kun Kurniadi teman seangkatan saya berada kami jadikan sebagai tempat untuk bernegosiasi.
Sir Dad Murka katanya. Asrama akan dihancurkan olehnya, lantaran sebagian besar pengikutnya pada masuk islam. Sementara dia sangat membenci Islam.
“Kenapa Sir dad Marah sama Islam?, bukankah Islam datang dengan damai?”, kataku kepadanya yang kemudian dijawab dengan bahasa arab yang fasih tetapi karena cepat sekali saya tidak paham.
“can You speak japaness?”, katanya kemudian dengan bahasa inggris yang super fluently, fasih banget. Tetapi matanya nanar memelototiku. Rupanya dia tidak main-main dengan gertakannya. Tangan Ika yang dirasukinya yang kukunya panjang-panjang mencakar-cakar orang sekitarnya. Saya yang duduk dua meter darinya menjadi rada ngeri dibuatnya.
Omelan dengan bahasa belanda, arab dan Inggris tak bisa kami pahami, bahasa cina pun nampaknya Sir Dad bisa. Jadi pengin belajar deh dengan beliau.
“Cepetan bebaskan Friska dan teman-temannya!!”, damprat Sir Dad murka yang membuyarkan lamunan saya. Saya pikir kok jadi saya yang disalahkan ya? Kenapa bukan manajemen POLTEKPOS yang menyelenggara semua kegiatan di kampus dan asrama itu? Tetapi memang sejak awal saya sudah ambil resiko untuk mempelajari misteri ini. Insya Allah akan bermanfaat. Kataku dalam hati.
Dengan umpatan sedikit bahasa Indonesia akhirnya kami memahami bahwa Sir Dad adalah juga Jin Qarin yang tuannya dibunuh dan dibakar oleh Sahabat Rasul yang bertugas menyebarkan Islam di Pasundan. Makian Sir Dad baru reda ketika saya tanyakan apa yang diinginkannya dengan hidup ini. Dalam diam dan sedikit bingung rupanya selama ini dia tidak pernah berfikir tentang tujuan hidup di dunia. Dia merasa akan hidup selamanya. Padahal semua mahkluk adalah fana, nisbi dan serba relatif, tidak ada yang kekal. Dia sadar bahwa dia bukan Tuhan, tetapi trauma pada kejadian pembakaran atas dirinya membuatnya belum memaafkan Islam.
Secara berangsur dengan adanya diskusi yang cukup panjang tersebut Sir Dad menuturkan betapa ketika dia menjadi saudagar kaya yang tidak mau masuk Islam kemudian dikejar, dibunuh dan dibakar. “Saya belum bisa menerima perlakukan itu”, ungkapnya terbata-bata layaknya bule yang tidak lancar berbahasa Indonesia. “jadi untuk saat ini saya belum bisa menerima tawaran Saudara masuk Islam”, lanjutnya.
Berdasarkan keyakinan kami dan hasil konfirmasi dengan Ustadz Ikrom yang selalu memantau perkembangan, Sir Dad akhirnya masuk Islam dengan cara yang sangat mengharukan. Kisah tentang Sir Dad sebagai penguasa Ciwaruga sampai dengan Sari Jadi tersebut insya Allah akan dikupas pada Bagian tersendiri.
Bagaimana dengan Friska?. Rupanya memang Friska memiliki pengaruh yang sangat bagus di lingkungan tersebut. Sehingga dengan masuknya Friska menjadi Muslimah, puluhan bahkan ratusan jin turut mengikuti jejaknya. Dengan berdiam di pojok bagian belakang kamar saya, Friska terus melaksanakan kegiatan sehari-harinya belajar dan berbuat baik. Terbukti ketika terjadi kesurupan di perumahan Sari Jadi, Friska membantu rekan-rekan kami menyelesaikan. Hal ini diketahui dengan teriak ketakutan jin yang masuk ke tubuh korban karena takut akan ancaman Friska. Maka keluarlah dia, mematuhi perintah Friska yang senior dan kuat, kata mereka.
Kunjungi Juga Web saya untuk kebebasan finansial Anda di : www.formulabisnis.com/?Id=cakmoes

2 komentar:

Bagus bos... tapi sudah berapa tahun tinggal bersama sang ustadz? Kok mau bikin biografi ustadz?

Mohon maaf telat banget balasnya. Saya hanya bersama beliau setahun waktu di Ambon tahun 1992