Minggu, 04 Januari 2009

Tulisan : Boleh Kok Bergaul dengan Jin

"Boleh Kok Bergaul dengan JIN"(Bagian ke-5)

(1) Masak Gak Boleh?
(2) Kelebihan dan Kelemahan Jin atas Manusia
(3) Ustadz Ikrom yang Luar Biasa
(4) Friska Jin Qarin None Belanda
(5) Istri Minta cerai karena Friska
(6) Sir Dad Membenci Islam
(7) Orang Gendut Bisa terbang
(8) Punggung saya Ditikam Pisau oleh Istri(
9) TGH Musa Abdullah yang Antik
(10) Jin Santi dari Semongkat Sumbawa NTB
(11) Hesti yang Iri
(12) Tragedi Anting
(13) Yang Lumpuh pun bisa Jalan
(14) Cara Dukun bekerja sama dengan Jin
(15) Jin yang mau disuruh membunuh
(16) Proses Pembunuhan melalaui Santet
(17) Pengobatan dengan Doa
(18) Agar Terbebas dari Gangguan Jin dan Santet
(19) Pentingnya Memiliki Guru Spiritual
(20) Islam Ya’li Wala Yu’la Alaihi
(21) Mengobati Orang kesurupan
(22) Icha Bia Mengobati Penyakit
(23) Rukiyah dengan Batin
(24) Jadi Boleh Gak Bergaul dengan Jin
Orang gendut bisa terbang
Ospek POLTEKPOS 2002 usai yang ditandai dengan penutupan di lapangan merah. Lapangan merah ini sebutan untuk tempat parkir POLTEKPOS yang luasnya lebih 50 X 50 Meter. Lapangan merah ini juga digunakan untuk upacara bendera pada momen momen tertentu.
Hingar bingar acara penutupan mengajak kami yang lagi khusuk belajar untuk turun dari kamar menikmatinya. Musik rap lagi ngetrend di kalangan mahasiswa. Tari patah-patah (break dance) pun nampak turut meramaikan ajang seni itu. Beberapa teman seangkatan kami terlihat mulai melakukan ‘kikuk kikuk’ dengan sekelompok mahasiswa/si POLTEKPOS yang usianya jauh di bawah kami. Dinginnya udara malam kota kembang masih terasa menembus jaket tebal yang kami pakai.
Sedang enjoy menikmati alunan musik plesetan ala ‘Timlo’ bersama Mas Jumadi yang kemudian jadi Kepala Kantor Pos Timika dan mutasi lagi menjadi Kepala Kantor Pos Ternate, tiba-tiba sekelompok mahasiswa menghampiri kami. Ditengah nafas beratnya, mereka menarik kami untuk datang ke GOR yang ada di bagian belakang POLTEKPOS. Ada apa lagi di GOR?, tanyaku dalam hati. Mendapat firasat ada ulah jin, doa Nurbuah kubaca sekonsentrasi mungkin, sambil berjalan menuju Tempat kejadian Perkara (TKP). ‘Ayat wanunazzilu minal qur’ani ma huwa syifau warahmatu lil mu’minin’ saya baca berulang-ulang.
Benar adanya, seorang gadis gendut bernama Harfa sedang kesurupan. Beberapa mahasiswa laki-laki mengejar cewek dengan berat badan 75 kg itu, namun tak berhasil menangkapnya. Berputar putar di lapangan basket di dalam GOR membuat yang mengejar kelelahan. Aneh memang, Harfa sendiri seperti tidak punya rasa lelah. Saat pengejar beristirahat, Harfa berteriak-teriak agar gedobrak-gedabruk di depan segera disudahi.
“Cepaaaat!! Sudahi gedobrak-gedabruk di depan itu. Kalian ini bisanya hanya mengganggu saja. Berisik, tahu nggak?, Dasar manusia tidak tahu diri”, sergahnya sambil berkacak pinggang naik ke deretan kursi penonton di dalam GOR. Tentu saja pesan tersebut kemudian akan kami komunikasikan kepada panitia. Karena saat itu sudah Pukul 23.00 Wib. Memang selayaknya acara sudah harus selesai, pikir saya.
Tengah asyik berfikir dan mengatur strategi untuk menemui panitia, tiba-tiba Harfa berlari dan kakinya tidak menapak di lantai. Subhanallah. Terus dan terus demikian, akhirnya kaki besarnya yang dibungkus dengan celana jeans dengan pakaian atasan muslimah yang serba putih mengangkat Harfa naik ke atas udara sambil menapak ke dinding papan di bagian dalam GOR. Luar biasa pemandangan tersebut. Maha besar Allah yang memperlihatkan kepada kami kebesaran-Nya. Ternyata ada orang bisa terbang, gendut lagi. Jadi mungkin benar sebuah kubah di suatu masjid di Jailolo Maluku Utara bisa terbang menempati tempatnya. Bila pembaca sudah melihat filmnya di beberapa telepon genggam, betapa luar biasanya kejadian tersebut.
Panitia datang, namun dengan jawaban yang belum memuaskan. Karena masih ada beberapa acara yang diisi oleh seniman Bandung belum tampil katanya. Ya ampun, bagaimana ini. Sementara Harfa yang berhasil kami taklukkan setelah terbang tadi sedang tidur di pangkuan Septi sahabatnya. Dengan bacaan Allahu rabbuna warabbukum, lana a’maluna walakum a’malukum, la hujatan bainana wabainakum, allahu yajma’u bainana wailaihil mashir tiba-tiba Harfa lemas dan patuh pada perintah saya. Alhamdulillah, Jin yang saya sudah malas bertanya namanya itu mengatakan bahwa anaknya terinjak oleh penonton. Ealah.. ada-ada saja.
Mendengar ada informasi belum selesai jin itu masuk lagi dan melalui Harfa membentak-bentak panitia yang baru datang dan membodoh-bodohkannya. Kembali Harfa dengan jin di dalam tubuh gendutnya berlari kesana kemari. Maka saya ambil wudhu dan shalat hajad dua rekaat disana di bagian pojok barat GOR. Dengan sangat terpaksa saya memohon kepada Allah untuk mengembalikan jin tersebut pada tempat tinggalnya di Pohon depan Gedung Administrasi. Alhamdulillah berhasil tanpa kami sentuh. Harfa jatuh, dan pergilah jin tersebut tanpa sempat berkenalan dengan kami. Capek ah…
Seiring dengan selesainya masalah Harfa, panggung pun mulai sepi dan bubarlah penonton yang tadinya memadati POLTEKPOS. Bisa jadi keluarnya jin tadi bukan karena permohonan saya, tetapi karena acara sudah usai. Kan permintaan mereka cuman agar acara rame-ramenya segera disudahi. But Whatever, emang gua pikirin. Besok kan hari Minggu. Tidur yang enak, jam 06.00 joging ke Gasibu. Asyik, rame lo..!!? mau ikut?@
Bila Berkenan silakan kunjungi web saya untuk kebebasan finansial Anda di : www.formulabisnis.com/Id=cakmoes

0 komentar: