Senin, 28 Mei 2012

Siap Menderita tidak akan Menderita, Takut Menderita justru akan Menderita, Siap Menderita Pertama (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

a. Siap menderita tidak akan menderita, takut menderita justru akan menderita Yang saya maksud dengan menderita di sini adalah dalam meningkatkan ibadah kepada Tuhan. Kepada Allah Swt. Kalau biasanya shalatnya bolong-bolong, saat punya hajad jangkep, lengkap. Kalau biasanya makan sampai tanpa batas, saat anak sedang ujian, puasa senin kamis. Biasanya setiap malam tidur mendengkur bahkan saat alarm berbunyi pun hanya bangun untuk mematikannya, kali ini satu jam sebelum subuh sudah bangun, membersihkan diri dan shalat malam. Biasanya karena alasan...

Siap Menderita, Langkah Kedua Menjadi 24 Karat (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)

2. Langkah Kedua Siap Menderita Seperti sudah diurai di depan bahwa bumi ini bulat dan yang ada di dalamnya juga mbulet. Jika kita berada di satu titik lalu kita berjalan menuju ke satu arah, maka pada saatnya jika kita terus berjalan, akan kembali pada titik awal. Itulah mengapa berubah itu sulit dilakukan dan pada area nyaman orang tidak suka diusik. Mereka tidak ingin berubah meskipun berubah itu adalah khitah kita. Tetap berubah dan menganggap semua kejadian sebagai ilmu adalah inti diri sebagai makhluk yang bernama manusia. Masih ingat...

Hindari Permusuhan, Bebrsih Diri Keempat belas (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

n. Hindari permusuhan, persengketaan, perselisihan dan pertikaian, tingkatkan dan tebarkan kedamaian dan saling menyayangi antar sesame Sebuah kalimat bijak yang sangat bagus untuk kita. “Kalau Anda ingin bepergian jauh dan cepat, jangan membawa beban yang berat. Tanggalkan segala iri hati, kecemburuan, sikap tidak rela memaafkan, sikap mementingkan diri sendiri dan ketakutan, itulah beban yang berat itu.” Saya sering menyarankan orang yang datang ke tempat saya yang sedang dilanda masalah. Biasanya saya anjurkan beliau untuk melaksanakan...

Bersih Makanan, Bebersih Diri Ketiga belas (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

m. Bersih Makanan Ini ternyata hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Dan ini adalah trigger atau pendorong bahwa apa yang kita inginkan dan cita-citakan bisa diraih lebih cepat daripada yang biasanya. Yaitu mengontrol apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita dan menjadi daging serta bercampur dengan darah kita. Yaitu makanan dan minuman yang kita konsumsi. Bukan saja makanan yang haram yang harus kita perhatikan, tetapi juga makanan yang abu-abu. Makanan yang samar-samar antara haram dan halal. Semisal ceperan dan sejenisnya. Tetapi...

Bersih Dari Tendensi, Bebersih Diri Kedua belas (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

l. Bersih dari tendensi, kecuali… Jika Anda melayani orang lain dan tidak mengharapkan imbalan apapun, Anda tidak akan pernah mendapatkan kekecewaan (Jeffrey Rachmat) Setujukah Anda dengan pernyataan Saudara Jeffrey Rachmat Pembaca? Kalau saya sangat dan sangat setuju. Jika kita bergaul atau berbuat apa saja dipenuhi dengan tendensi, maka justru itulah letak ujian yang sebenarnya. Bukan kejadiannya yang penting, tetapi niat dan respon kitalah yang acap menjadi ujian terberat bagi kita. Tendensi, apalagi bila tendensi itu hanya bersifat materi....

Harus Sehat, Bebersih Diri Kesebelas (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

k. Sia-sia kaya jika tidak sehat Men sana in cor fore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Saya setuju dengan ini. Kita tidak perlu dulu merasa menjadi waliyullah meskipun syarat untuk menjadinya hanya berupa istinjak awal. Istinjak awal ternyata lumayan susah untuk bisa kita laksanakan secara total. Kita sangat terganggu dengan rutinitas kita berupa kerja, menyayangi anak, istri dan berbagai hal penghambatnya. Maka mulai membersihkan diri secara fisik adalah hal yang cukup penting untuk sukses. Mari kita coba membuat sedikit...

Afirmasi Diri Untuk Sukses Saja, so Harus Berusaha Bersih, Bebersih Diri Kesepuluh (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)

j. Afirmasi diri untuk sukses saja, so harus berusaha bersih Pembaca pernah merasakan tidak, ketika sedang banyak dosa dan kesalahan sesuatu menjadi sulit? Seolah hidup kita ini diliputi oleh kesialan saja. Atau Anda terlambat menyadarinya? Sehingga sampailah pada satu titik dimana kita merasa berdosa dan sulit untuk terlepas dari sana. Merasa bersalah dan disusul keraguan. Lalu bila dibiarkan akan muncul rasa takut, khawatir, resah, gelisah, traumatis dan sejenisnya. Yang terakhir ini bagi yang parah atau apapun kondisi Anda saat ini, rubahlah...

Shalat Untuk Mandi, Bebersih Diri Kesembilan (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih)

i. Shalat untuk mandi Jika shalat adalah mandi, maka dalam sehari kita harus mandi sebanyak minimal lima kali. Jika kita ingin meningkatkan posisi lebih tinggi sedikit dari orang awam, setidaknya kita ada tambahan shalat yang kita rutinkan. Minimal shalat rawatib atau shalat sunat yang mengiringi shalat wajib. Sudah berapa kali kita mandi jika sudah bertambah? Belum lagi kalau kita mulai tertib melaksanakan shalat dhuha, tahajud dan yang lain. Tentu jumlah mandi kita akan semakin banyak. Apakah jika intensitas mandi kita lebih sering bisa benar-benar...

Menjaga Wudhu, Bebersih Diri Kedelapan (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

h. Menjaga wudhu Paket dari poin di atas, ingat Allah 24 jam demi membersihkan diri kita ini, adalah dengan menjaga wudhu kita. Memang wudhu dimaksudkan untuk menyucikan diri dari hadats kecil. Wudhu memang dipersiapkan bagi orang islam untuk shalat. Namun jika Anda bisa menjaganya, subhanallah, saya berani menjamin bahwa apa yang Anda inginkan akan mudah bisa tercapai. Terlebih Anda melakukan ini dalam sehari bisa 24 jam. Saya masih belum bisa total melaksanakannya. Saya yang masih terlalu lemah yang tentu saja bukan contoh yang baik pun sudah...

Ingat Allah 24 jam Sehari, Bebersih Diri Ketujuh (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

g. Ingat Allah 24 jam sehari Saya sering dimarahin orang entah itu serius atau hanya bercanda. Gara-garanya sehabis shalat saya jarang berdzikir dengan khusu’ dan lama. Bahkan tak jarang saya usai shalat wajib, hanya sekian detik langsung shalat sunat rawatib dan langsung go. Benar saja kalau mereka berfikir saya tidak berdzikir. Mohon maaf atas kesalahan saya ini. Saya hanya berfikir bahwa mengingat Allah adalah 24 jam sehari. Dan itu tidak harus dilakukan dengan duduk bersila yang hanya terlaksana usai shalat wajib atau tahajud. Mengingat...

Siap Berdampingan dengan Musuh, Bebersih Diri Keenam (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

f. Siap berdampingan dengan musuh, jangan fokus pada yang sulit Sebuah kekayaan penting dalam hidup adalah mendapat kepercayaan dari orang lain. Dan untuk memenangkan kepercayaan itu adalah dengan hati (Anonim) Pembaca yang saya cintai dan saya banggakan (tentu karena suka membaca maka saya banggakan), dalam hidup ini terkadang kita sudah berusaha menjadi baik dan betul-betul sudah berperilaku baik. Namun anehnya masih saja ada pihak atau orang yang tidak suka pada kita. Kadang ketidaksukaan mereka itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi...

Zero Action, Bebersih Diri Kelima (Dari buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

e. Kosongkan diri dari segala hal negatif (zero action) Saya sangat sering mengingatkan teman-teman dan keluarga saya bahwa pikiran adalah undangan, dan berfikir berarti mengundang. Dalam buku Mengobati Penyakit Itu Mudah (MPIM) mensyaratkan bagi orang yang ingin sehat jasmani dan rohani harus bisa melaksanakan zero action. Yaitu mengosongkan diri dari segala yang buruk dari dalam pikiran dan hati kita. Terhadap apa yang kita inginkan dan cita-citakan, sama, kita harus mengosongkan diri dari semua hal yang bersifat negatif dan buruk. Yaitu...

Memaafkan. Bebersih Diri keempat (Dari Buku Menjadi 24 Karat karya Moeslih Rosyid)

d. Memaafkan Orang yang kerdil tidak bersedia mengampuni. Padahal pengampunan adalah lambang kebesaran dan kejayaan seseorang (Mahatma Gandi) Saya sudah mengadakan penelitian kepada lebih seratus orang. Dan apa yang saya dapat tentang satu kata ini? Ternyata memaafkan adalah perkara yang sangat berat untuk bisa dilakukan oleh lembaga adam bernama manusia ini. Mengapa demikian? Tentu saja mereka tidak paham. Yang paham pasti mau memaafkan. Asli berat untuk bias memaafkan. Apalagi untuk hal-hal prinsip yang sangat-sangat berat, ini benar-benar...

Meminta Maaf Kepada Orang yang DIdzalimi, Syarat Bebersih diri Ketiga (Dari Buku Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

c. Meminta maaf kepada orang yang didzalimi Tak seorang pun di dunia ini yang tidak pernah salah. Dalam bergaul pun tentu kita akan terkena oleh dakinya pergaulan. Yaitu salah dan lupa. Terkadang saat kita membuat kesalahan itu sadar, kadang setengah sadar dan yang paling sering tidak kita sadari bahwa yang kita lakukan itu telah mendzalimi orang lain. Jika saat kita merenung bakda shalat, baik wajib maupun sunat, ingat kedzaliman yang telah kita lakukan, maka bersegeralah menyelesaikannya. Terlebih jika penemuan itu didapat saat shalat tahajud....

Bersih dg Orang Tua (Langkah Pertama, b Menjadi 24 Karat Karya Moeslih Rosyid)

b. Bersih dengan orang tua Saya sering dan sangat sering memberitahukan hal ini kepada orang di berbagai kesempatan. Bukan di forum diskusi maupun pengajian saja, saat saya belajar dari orang sakit (maksudnya saat mengadakan terapi) saya selalu berpesan bahwa orang tua kita adalah Tuhan kita. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa seandainya ada yang boleh disembah selain Allah, maka kita harus menyembah orang tua kita. So, jika sekarang ini Anda sedang bermasalah dengan orang tua, jangan harap apa yang Anda inginkan dan cita-citakan akan tercapai...

Bebrsih Diri, Langkah Pertama menjadi 24 Karat (dari buku M-24-K karya Moeslih Rosyid)

Bebersih Diri Saya masih berkeyakinan bahwa jika kita punya cita-cita atau keinginan dan masih terus membuat dosa, menyakiti orang lain dan membuat kedzaliman, maka keinginan dan cita-cita itu tak akan pernah bisa terwujud. Andaipun ternyata bisa menjadi kenyataan, itu hanyalah realisasi semu yang pada saatnya bisa hilang tanpa bekas. Bahkan mungkin bisa berubah menjadi petaka yang tak bertepi jika tetap kurang syukur. Kalau Pembaca tidak sepakat dengan formula ini, mohon jangan mencoba, karena apa yang saya katakan tadi akan menjadi kenyataan....